Mario duduk menunggui sang putri saat hp nya berbunyi Dan menampilkan mama sang sahabat. sebenarnya melihat kondisi sang putri Ada rasa malas untuknya mengangkat panggilan dari sang sahabat. tapi akhirnya dia tetap mengangkat Dan mengapa sang sahabat. " kenapa yon?" Tanya Mario pada Dion sang sahabat. "maaf yo, aku mau ngomong Hal penting, bisakah kita bertemu?" Tanya Dion diseberang sana. " Hal penting apa yang hendak kau katakan, katakanlah,,aku Tak mungkin meninggalkan putriku disaat kondisinya masih labil seperti ini" ucap Mario.
Mario tahu jika ucapannya akan melukai perasaan sang sahabat, namun melihat kondisi Mirella yang yang masih belum stabil membuatnya mengatakan Hal itu.
" Tak masalah, biar kami yang datang ke sana" jawab sang sahabat . Namun dari nada bicara sang sahabat nampaknya sahabatnya itu sedang dalam suasana hati yang baik.
Setelah tiga puluh menit setelah panggilan berakhir, sahabat Dan juga istri sahabatnya itu datang. Namun Mario bersyukur, saat sang sahabat datang putra bungsunya sedang Tak Ada dirumah sakit. " bagaimana keadaannya yo?" Tanya Dion . " syukurlah Mira sudah mulai menerima keadaannya" ucap Mario sembari memandang sang putri. "maafkan anak kami yo" ucap Rani istri Dion. Mario hanya mengeleng Dan mengengam tangan sang putri. " jangan minta maaf Ran, jangan salahkan putramu juga , ini hanya kecelakaan" ucap Mario lirih. " tapi jika putraku tidak menabraknya, pasti putrimu saat ini tidak terbaring disini, dan Tak kehilangan kemampuan berjalannya" ucap Rani lagi.
Mario memandang sahabat Dan istrinya sambil tersenyum. dia tahu sahabatnya pasti akan mengatakan ini. " ini takdir putriku, mungkin Tuhanemang menghendaki dia seperti sekarang ini, mungkin jika bukan putramu, mungkin orang lain juga yang akan menabraknya, sudahlah....ini memang sudah takdir dari putriku" ucap Mario.
Hati Rani juga Dion Makin tak enak saat mendengar perkataan pasrah dari sahabat mereka. mungkin akan lebih baik kalau sang sahabat marah seperti putra bungsunya kemaren.
"yo, kami ingin bertanggung jawab" ucap Dion sungguh- sungguh. Mario tertawa mendengarnya.
"Dion, Rani, kalian tidak usah khawatir, aku masih punya uang yang cukup untuk pengobatan putriku, kalian jangan khawatir" ucap Mario sambil tersenyum.
"kami....tidak ingin membayar biaya perawatan Mira saja, namun kami ingin, Mira menjadi anak kami" ucap Dion tegas. Mario tersenyum mendengar ucapan Dion, digengamnya tangan sang putri dan berkata. "sayang, saat kamu bangun nanti, akan Ada banyak orang yang menyayangimu, om Dion Dan tante Rani ingin kamu jadi anaknya juga, jadi bangunlah dengan rasa bahagia ya sayang" ucap Mario sambil merapikan rambut sang anak.
"kamu setuju yo?" Tanya Rani antusias. "ya, tentu saja , Tak masalah kalau kalian ingin menjadikan dia anak kalian juga" ucap Mario lagi. Namun dapat Mario lihat sahabatnya justru saling pandang, nampaknya dia salah paham dengan sesuatu. "kenapa dengan kalian?" tanya Mario lagi. " kami ingin melamar Mira untuk putra kami Daniel" ucap Dion. Ucapan Dion membuat Mario menatap mereka dengan lekat.
"kalian jangan bercanda" ucap Mario dengan nada tinggi. "kalian tahu apa yang kalian ucapkan, kalian tahu"ucap Mario sambil veranjak mendekati sang sahabat. " kami sudah membicarakan ini dengan anak kami, Dan dia setuju" ucap Rani lagi.
"ya Tuhan.....kalian liaht putriku Mira, dia seperti apa Dan kalian lihat anak kalian Daniel dia seperti apa? apa kalian mau menghancurkan Masa depan ya juga" ucap Mario lagi.
"kami Tak menghancurkan Masa depannya , tapi kami memberinya istri terbaik untuknya dimasa depan" ucap Dion.
Mario hanya menghela nafas mendengar ucapan sang sahabat. Mario segera melihat sang anak lagi. 'mungkin inilah yang terbaik yang bisa papa lakukan untuk mu sayang, untuk Masa depannya, kamu akan mendapat kasih sayang yang melimpah dari om Dion Dan keluarganya' batin Mario.
"kalau itu bisa membuat hatimu Tak lagi merasa bersalah, baiklah aku terima lamaran kalian untuk putriku, namun aku mohon tolong jaga dia selalu, sayangi dia, cintai dia.."pinta Mario pada sahabatnya." kamu jangan khawatir, kami akan lakukan segalanya untuk kebahagiaan Mira"ucap Rani menguatkan hati Mario.