PELAYAN DAN TUANNYA__4th Part
"Anda tidak perlu menceritakan semua itu hanya untuk mengembalikan ingatan Pangeran Lucas," Evan tiba-tiba menghentikan Illarion untuk melanjutkan kisahnya dan membuat Luce semakin yakin bahwa yang pernah diceritakan Penasehat Agung padanya adalah sebuah kebenaran. Ayahnya sendirilah yang telah membantai seluruh anggota keluarganya yang berada dalam pengasingan.
"Ternyata kau juga mengenal kakakku," Luce memotong dengan tegas seolah dia tak tahu kesedihan mendalam yang ada di balik kisah hidupnya. "Semua orang mengatakan bahwa kakakku adalah pria ambisius yang haus akan kekuasaan, tapi menurutku semua orang berhak melakukan itu ketika haknya dirampas oleh orang lain. Aku tidak mengatakan kalau kau merampas hak itu dari kakakku, tapi akan lebih baik kalau dia mengetahui alasan untuk semua itu dari ayahanda sendiri dan bukannya dari orang lain. Aku yakin ada seseorang yang mempengaruhinya saat itu, bahkan kalau sekarang dia masih menuntut hal yang sama, orang yang aku maksud itu pastilah tidak akan pergi dari sisinya sebelum kakak mencapai apa yang diinginkannya."
"Tuan, maaf atas kelancangan saya," Ellgar akhirnya tak bisa menahan diri untuk menjadi pendengar bisu sejak tadi. "Anda sudah terlalu banyak bicara sejak tadi. Saya tidak yakin apakah Putra Mahkota dapat memahami maksud anda dengan baik. Saya khawatir ini akan menambah kesalahpahaman di antara anda dan Putra Mahkota."
Illarion mengangkat tangan kanannya, menghentikan celotehan Ellgar yang terkesan menutupi semua yang ingin dikatakan Luce. "Kalau bisa, aku ingin mengetahui semua yang ada dalam benakmu, Pangeran Lucas. Aku sama sekali tak menyangka kalau kau mampu memahami situasi di mana saat itu kau masih berusia lima tahun. Mengembalikan kehormatanmu sebagai Pangeran Kedua pada pesta malam ini sepertinya bukan ide yang buruk. Kau begitu mengesankan pada pertemuan pertama kita hari ini. Aku juga memikirkan hal yang sama denganmu sejak lama. Tak kusangka kita sependapat. Kita harus segera menemukan siapa racun yang telah memecah belah keluarga kita itu."
Luce mengedipkan mata setuju. Mata birunya berkilat sempurna di bawah terik matahari. Senyumannya menandakan bahwa hari itu dia telah berhasil masuk ke hati Illarion tanpa menguras tenaga sedikitpun. Pemuda itu sama sekali tak menyangka bahwa untuk diterima kembali di Alcander semudah membalikkan telapak tangan. Hanya Ellgar yang tampak tidak nyaman dengan keadaan itu. Dia tahu bahwa kembali ke Alcander sama saja seperti menyerahkan nyawa ke mulut harimau. Akan ada orang yang berusaha memperalat Luce untuk mengambil alih kedudukan Illarion sebagai sang pewaris. Seperti sebelumnya, orang itu tidak lain adalah putra pertama Raja Abraham, Pangeran Jean St. Claire.
***ganti scene