Chereads / The Second Throne / Chapter 21 - Servant and The Master (8)

Chapter 21 - Servant and The Master (8)

PELAYAN DAN TUANNYA__8th Part

"Paman Evan," Illarion memanggil pengawal pribadi yang selalu mendampinginya kemanapun pergi. Bahkan Ellgar yang terpaku pada Jean sedari tadi nyaris lupa bahwa dia juga memiliki seseorang yang harus dia jaga, sama seperti Evan yang kemudian mendekat dan bertanya, "Anda memanggil saya, Putra Mahkota?"

"Aku ingin kau secara khusus memata-matai keluarga St. Claire mulai saat ini," ucap Illarion dengan tegas. "Awasi dengan ketat Pangeran Jean. Aku benar-benar ingin tahu apa ada rencana terselubung di balik bisnis tambangnya. Hanya seorang pengusaha, dia sampai terlalu sibuk untuk menghadiri pesta penting adik tirinya sendiri, bahkan sampai tak perlu repot mencari Luce yang jelas-jelas baru saja menyelamatkan nyawanya. Aku sama sekali tak percaya dengan ucapannya barusan yang mengatasnamakan pekerjaan."

Evan mendengar dengan saksama maksud dari Illarion sebelum dia mengajukan pendapat, "Kalau begitu kita juga harus mengirim prajurit untuk membantu Pangeran Lucas. Kita tidak tahu seberapa bahaya archerias yang sedang beliau kejar saat ini."

"Biar saya saja," sahut Ellgar dengan pasti. "Saya pernah menghadapi archerias tersebut. Saya tahu persis bagaimana kekuatannya. Walaupun sebelumnya, dia berhasil kabur dari kejaran Tuan Luce tapi kali ini, saya akan berusaha menangkap archerias itu hidup-hidup."

"Tidak perlu Ellgar," Illarion berpaling pada pria berambut pirang di sisinya. "Biarkan saja archerias itu pergi dan menunjukkan siapa tuannya pada kita. Tapi kalau kau bersikeras seperti itu, kau boleh mengejar Luce sekarang sementara aku akan mengirimkan salah satu prajurit elit untuk mengikuti archerias itu. Apa penjelasanku barusan bisa dimengerti?"

"Saya mengerti," Ellgar menunduk pada Illarion sebelum pergi meninggalkan tempat itu. Di sisi lain, Luce yang berlari hingga ke sebuah padang rumput di tepi hutan kerajaan, berhenti ketika sang archerias melemparkan beberapa cahaya mematikan padanya. Anak panah yang terbuat dari serpihan cahaya yang kerasnya hampir menyerupai logam yang diasah sempurna.

Luce kemudian menghindarinya sebelum mengumpat, "Dia ini sebenarnya seorang magus atau archerias?" Pemuda itu kemudian melemparkan beberapa bola api yang muncul dari genggaman tangannya ke arah sang archerias. "Kau pikir cuma dirimu yang bisa melakukan hal seperti itu!" Luce berteriak marah ketika orang di hadapannya membuat benteng cahaya untuk memadamkan api miliknya. Benar-benar menyilaukan sampai Luce tak bisa melihat lagi ke mana orang itu telah pergi. Tubuhnya terpental ke tengah padang rumput, terseret hingga beberapa meter di permukaannya. "Sialan, dia berhasil kabur lagi."

Luce menatap langit gelap di hadapannya yang dipenuhi rasi bintang. Tak ada satupun niatan untuk bangkit dari posisi tubuhnya yang sekarang. Meskipun tidak lemah, rasa malas sudah melebihi ambang batas kesabarannya. Setiap hari bagi Luce hanya sebuah hukuman atas ketidakberhasilan di kehidupan sebelumnya. Untuk menebus rasa bersalahnya atas semua itu, bagi Luce tak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi sekarang, satu-satunya cara agar dia dan kakaknya tetap hidup adalah bersatu dan bersama-sama tunduk pada titah Raja-Tertinggi Axton. Itulah rencananya.

"Dengan kekuatanku yang sekarang ini, apakah aku benar-benar bisa meyakinkan pria keras kepala itu?" Luce melayangkan pikirnya pada Jean sebelum tragedi Grissham terjadi. Pemuda itu kemudian menutup kedua matanya.

***ganti scene