" yaa, aku mencintai nya" .....
Itu lah kata kata yang keluar dari mulut Kirana, ntah sebuah kejujuran atau terpaksa , karena kalimat itu keluar begitu saja ketika batinnya masih terus beradu dan saat lidah nya membeku.
Baik Farhan maupun Raihan sangat terkejut dengan kata kata Kirana. Mereka menatap tajam ke arah Kirana, Kirana yang memiliki wajah yang cantik dan sempurna serta mata yang hitam terang terlihat dingin dan tegas, namun ekspresi nya tak terbaca.
"sudah dengar jawaban ku bukan, jadi pergilah," Lanjut Kirana dingin ke Raihan.
"aku sudah katakan pada mu, kamu milik ku dan aku akan mendapatkan apa yang seharusnya menjadi milik ku" sahut Raihan tegas. "stop Raihan, jangan terus menekan nya" sahut Farhan. "seharusnya kamu yang jangan ikut campur, dia milik ku , jika saja saat itu kamu tidak datang di antara kami, jika saja saat itu diri mu tidak mengikuti perjodohan itu, kami akan bersama Farhan" sahut Raihan emosi. "stoooopp," teriak Kirana dengan air mata yang sudah mengalir,
"Kii, aku antar pulang yaa" ucap Farhan memilih memperdulikan Kirana, daripada menggubris omongan Raihan. "biar aku yang mengantar nya" sahut Raihan yang berdiri disisi lain sebelah Kirana. "kamu tidak dengar , jawaban nya tadi sudah jelas bukan Rai" ucap Farhan menjadikan jawaban Kirana sebagai senjata agar Raihan mau meninggalkan Kirana. Sejujurnya Farhan merasa senang dengan Jawaban Kirana, namun melihat keadaan Kirana sekarang dia tak ingin terlalu percaya diri, pasalnya bisa saja Kirana melakukan itu dengan terpaksa agar Raihan tak lagi mengganggu nya.
"aku dengar, tapi bukan berarti dia memilih mu kan, dan sekarang kalian sudah berpisah kan" jawab Raihan tak mau mengalah. "aku bilang stoooop, kalian benar benar berpikir perasaan ku ini sebuah mainan ,, hahh" ,, ucap Kirana sinis, dengan suara yang gemetar karena menangis. "kalian tinggal kan tempat ini, sekarang juga" lanjut Kirana dingin.
"nggak mungkin aku ninggalin kamu sendirian Kirana" sahut Farhan Khawatir. Kirana mengalihkan pandangannya ke arah Farhan , menatap pria itu tajam, meski terlihat tatapan Kirana dingin sebenarnya dia ingin merasakan kehangatan pelukan Farhan saat ini, dan dia ingin memeluk pria itu, tapi ego dan keras kepala nya menghalangi nya. Kirana masih menatap Farhan dalam diam dan ekspresi tak terbaca, matanya berbinar karena air mata yang menumpuk dan terus mengalir, kemudian dia mengalihkan pandangannya ke arah Raihan. Tak ada perasaan apapun saat Kirana menatap Raihan , mata abu-abu Raihan terlihat sendu dan menatap nya Emosi bercampur kerinduan, tapi Kirana tak bisa menerima nya lagi.
"baikk, aku yang akan pergi" ucap Kirana melepaskan pandangannya dari Raihan maupun Farhan dan masuk kedalam mobil nya.
~~~~~`~~~~~
Kirana ternyata menjalankan mobilnya kearah rumah Resty, dia membutuhkan sahabat nya. Jam sudah menunjukkan pukul setengah 10 malam , betapa kagetnya Resty dan suami nya melihat Kirana yang datang kerumahnya jam segini dan dalam keadaan menangis.
"yaa ampunn bebb,, ada apa apa yang terjadi?"!ucap Resty khawatir. Kirana tak langsung menjawabnya malah memeluk Resty dan tangis nya semakin pecah. "yank, bawa masuk dulu deh" ucap suami Resty karena memang mereka berada dihalaman rumah.
Resty membawa Kirana masuk kedalam rumah nya, dan suami Resty menuju ke dapur buat mengambil kan Kirana air minum.
"minum dulu Kii, biar tenang" ucap Resty memberikan Kirana segelas air putih.
"makasih yaa , res, sen, udah mau ngebuka in aku Pintu" ucap Kirana setelah meminum air putih nya dan sedikit merasa tenang. "jangan sungkan gitu Kii, yaa udah aku tinggal ke atas yaa" sahut suami Resty dan meninggalkan Kirana dan Resty.
"bebb, sebenarnya ada apa, kenapa kamu nangis tadi," ucap Resty mulai mengintrogasi Kirana "dan ini,, kamu masih pakai pakaian kerja, kamu baru pulang kantor?" lanjut Resty yang melihat penampilan Kirana.
Kirana masih menyeka sisa sisa air mata nya. dan Resty kembali mengajukan Pertanyaan.
"Kii, apa terjadi sesuatu?" lanjut Resty dengan pertanyaannya.
"sebenarnya,,," ucap Kirana mulai membuka suaranya, dia bingung harus memulai dari mana.
"okee, ceritakan apa yang terjadi barusan" sahut Resty cepat.
"sebenarnya tadii..." Kirana pun menceritakan semua kejadian hari ini mulai dari apa yang terjadi di kantor Raihan, hingga apa yang terjadi 2 jam yang lalu di parkiran kantor nya.
Resty cukup terkejut dengan cerita Kirana. "jaa,, jadi kamu mencintai Farhan Kii?" sahut Resty setelah Kirana menutup ceritanya, "ntah lah res, kalimat itu keluar begitu saja, saat aku ingin mengucapkan kata 'tidak' lidah ku membeku , namun aku pun sendiri kaget dengan kalimat yang aku keluar kan" sahut Kirana. "hati itu nggak bisa bohong Kii, dari awal aku nggak percaya kamu nggak jatuh cinta dengan sikap Farhan selama ini k ke kamu yang penuh pengertian dan kehangatan, tapi rasa sakit dan ego mu terlalu kuat sehingga kamu terus mengingkari hati mu" ucap Resty agar Kirana menyadari perasaannya sendiri. "maksud kamu, selama ini aku sudah mencintai nya?" sahut Kirana memperjelas ucapan Resty, "yaa, aku nggak tau sejak kapan kamu mencintai Farhan, tapi tepat nya sekarang,, saat ini Kamu mencintai nya Kii" jelas Resty penuh keyakinan. Kirana terpaku mendengar ucapan sahabat nya, dia merenung dan seolah mendengar suara hatinya, mencari kebenaran dari ucapan Resty, mencari dan ingin mendengar benar' kah hatinya mengumandangkan kata 'cinta' dan itu untuk Farhan.
Saat Kirana sibuk dengan pikiran dan batinnya, handphone Resty berdering dan ternyata itu Farhan yang menelpon. "hmmm, benar benar cinta yang kuat" gumam Resty ke arah handphone nya.
"iyaa Farhan," ucap Resty sedikit menjauh dari Kirana saat menerima telpon.
"Res, apa Kirana ada di rumah mu sekarang?" ucap Farhan dari seberang telpon.
"iyaa, bagaiamana kamu tahu?" tanya Resty balik
"saat ini aku berada di halaman rumah nya, tapi aku tak melihat mobil nya" jelas Farhan. Resty tersenyum puas mendengar jawaban Farhan ntah apa arti senyuman nya.
"sebaik nya kamu kerumah ku sekarang" sahut Resty tanpa basa basi.
"...."
"datang lah, Kirana membutuhkan mu" lanjut Resty dan langsung menutup telpon nya.
Resty kembali ke Kirana dan Kirana masih termenung memikirkan ucapan Sahabat nya.
"Kii,, " tegur Resty melihat Kirana masih membatu.
"iyaa" sahut Kirana kaku masih setengah sadar
"dengar yaa Kii, sekarang yang lebih penting adalah perasaan kamu, jangan memikirkan apapun" jelas Resty melihat keraguan diwajah sahabat nya.
"Ress, aku takut, kamu tahu kan Raihan orang yang nekat, aku takut, jika dia akan menyakiti Farhan", ucap Kirana mengeluarkan kekhawatiran nya. "sekarang kamu sadar nggak kalau kamu udah mengkhawatirkan Farhan, itu bukti Kii kalau kamu sebenarnya mencintai nya" sahut Resty cepat. "taa, tapii...." ucapan Kirana terhenti karena seseorang menyelanya.
"tapii apa?" ya itu Farhan yang datang begitu cepat setelah mendengar ucapan Resty tadi di telpon, ntah berapa lama sudah dia berdiri di dibelakang Resty maupun Kirana.
"Farhan," ucap Kirana kaget.
"maaf, Res, aku main masuk aja, karena pintu nya nggak di kunci" ucap Farhan ke Resty.
"it's ok, " sahut Resty santai.
"okee, aku tinggal kalian berdua yaa" lanjut Resty dan berdiri meninggal Kirana.
Sebelum benar benar meninggal Kirana, Resty sempat berbisik ke Kirana "jujur pada diri mu sendiri, dan dengar kan kata hati mu" bisik nya dan tersenyum yakin ke Kirana.