Wanita berblezer putih tersebut membawa Kirana, Winda dan Lidya ke lantai 10 dimana meeting akan berlangsung, anehnya adalah mereka yang merupakan tamu dan Kirana bukan lah Pemilik dari Agung Corp melainkan hanya Manger dibawa menggunakan lift khusus Direksi, namun Kirana, Lidya dan Winda tak berani menanyakan hal tersebut, mereka hanya mengikuti dan tetap tenang.
Sesampainya di ruang meeting, seluruh Crew yang terlibat dalam project Kaviandra Group sebanyak 50 orang ini telah berkumpul dan mereka adalah talent talent hebat dan sudah terkenal di Indonesia, Kaviandra memang tak main main, namun aneh nya kenapa mereka ingin melibatkan Kirana. "Selamat datang Ibu Kirana dan Tim, silahkan" ucap seorang Pria tinggi yang berusia sekitar 40 tahunan , dia menyambut Kirana , Lidya, dan Winda dengan hormat dan senyum yang ramah, "terima kasih" balas Kirana ketika sudah masuk di dalam dan menempati kursi yang disediakannya, tentu dengan senyum yang manis pula.
Tanpa basa basi mereka pun memulai meeting tersebut, semua crew telah memiliki bagian dan job disk nya masing masing, ketika tiba giliran Kirana untuk lebih menjelaskan Konsep nya dan rencana Kirana dalam pengaplikasian nya, dia menjelaskan tanpa ragu sedikitpun , meski sedikit gugup , namun itu tak mempengaruhi nya, dia mempresentasikan semua konsep, dan rencananya dengan sangat baik, dan seluruh Crew memuji nya.
Meeting berakhir tepat saat jam makan siang, bersama crew Kaviandra, meskipun mereka orang luar namun crew Kaviandra memperlakukan mereka dengan sangat sopan dan ramah.
Saat makan siang berlangsung, seluruh crew Kaviandra yang memang dalam suasana makan sangat ceria dan saling mengobrol, menjadi semakin riuh ketika Bos besar dari Kaviandra Group mendatangi mereka, ya Raihan, kehadirannya menarik semua perhatian yang ada di dalam ruangan itu, termasuk Lidya dan Winda tentu. Semua orang mulai berbisik
'wahh, tumben boss besar, datang'
'iyaa, dia terlihat semakin tampan,'
'tapi tetap aja sangat dingin'
"wahh, Lidya kita beruntung nih bisa ngelihat Pak Raihan hari ini" celetuk Winda berbisik ke telinga Lidya. "iyaa, benar" sahut Lidya yang menatap ke arah Raihan.
Namun Kirana memilih melihat sekilas kearah Raihan dan langsung melanjutkan makan nya, seolah tak terjadi apapun.
Mata Raihan langsung tertuju pada Kirana, ya Kirana lah alasan dia berada disini. Dengan ekspresi dingin dan tatapan mata yang tajam dia berjalan melewati orang orang yang menatap nya dengan penuh rasa kagum namun Raihan tak perduli sedikit pun, dia hanya fokus berjalan ke arah Kirana, "wahhh apa dia menuju kemari" ucap Winda yang memperhatikan setiap langkah Raihan.
Winda dan Lidya menjadi sangat terkejut ketika Raihan berada tepat di meja mereka, Kirana yang belum menyadari itu pun dikejutkan dengan suara sapaan Lidya, "selamat siang Pak Raihan" sapa Lidya hormat ke Raihan, begitu mendengar nama Raihan Kirana langsung mengalihkan pandangannya ke arah Raihan, Raihan tak membalas sapaan Lidya. "silahkan lanjutkan makan kalian semua, saya hanya datang untuk menyapa klien kita dari Agung Corp." ucap Raihan tegas.
Semua orang pun berhenti memperhatikan Raihan. Kemudian Raihan mengambil posisi duduk tepat di samping Kirana, "saya tunggu di ruangan saya, dalam waktu 10 menit ibu Kirana, ada yang ingin saya bicarakan" ucap Raihan dan membuat Kirana gugup, dia takut Winda dan Lidya akan berpikir yang berlebihan. "baik pak, kami akan segera ke sana" jawab Kirana tenang, "tidak, hanya kamu" balas Raihan cepat, Kirana diam menutupi Kekesalan nya. "atau kamu mau aku mengatakan semua yang ada disini bahwa kamu orang spesial" lanjut Raihan kali ini dengan suara pelan tepat di telinga Kirana. Tindakan Raihan kali tentu menarik perhatian orang di dalam ruangan itu, Kirana menyadari nya, dia tak ingin terlibat gossip apapun, "Baik pak" jawab Kirana Formal. "good" sahut Raihan dan langsung meninggalkan meja Kirana.
~~~~~`~~~~~
Kini Kirana sudah berada di ruangan Raihan.
"ada masalah apa anda menyuruh saya kemari pak?" ucap Kirana dingin.
"tidak bisa kah kita bicara dari hati ke hati Kirana?' ucap Raihan to the point.
"saya disini untuk masalah pekerjaan, bukan masalah hati anda Pak,,!" jawab Kirana tegas
"sebegitu benci nya kah diri mu pada ku Kirana?', sahut Raihan
"saya tidak pernah membenci anda" sahut Kirana.
"okee, kalau begitu, kita kembali seperti dulu" sahut Raihan tanpa basa basi.
Kirana tentu terkejut dengan ucapan Raihan, bagaimana bisa, "aaa, apaa, maksud anda Pak?" jawab Kirana terbata bata karena terkejutannya.
"saya ingin kamu kembali menjadi kekasih saya, tidak kalau perlu kita langsung menikah" sahut Raihan cepat dan tegas. Kirana tak percaya apa yang baru saja dia dengar, Dia seakan mengalami ilusi pendengaran, dia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk meyakinkan diri nya bahwa ini bukan lah mimpi. "meee, meenikah?" ucap nya yang sudah kembali sadar "hahahah, anda bercanda pak?" lanjut nya dengan tawa yang absurd.
"apa saya terlihat bercanda" sahut Raihan dingin. Mendengar itu dan melihat ekspresi Raihan, seperti nya Kirana berada dalam masalah saat ini. "baik lah, jika Anda tidak bercanda, maaf kan saya karena saya menolak nya" jawab Kirana tegas. "kenapa Kirana, berikan aku alasannya?" ,sahut Raihan ringan. "alasannya jelas, pertama, anda dan saya memang memiliki masa lalu, tapi itu 6 tahun yang lalu, saat ini anda tidak mengenal siapa saya yang sekarang dan saya cukup tau diri untuk tidak dekat dengan anda dengan status anda sekarang" ucap Kirana tegas dan jelas. "bagaiamana kalau aku memiliki alasan kuat untuk kita menikah?" sahut Raihan tak mau terima alasan Kirana. "alasan kuat,!!" ucap Kirana bingung, "ohhh, jika maksud anda Kebersamaan kita dulu, itu tidak bearti bagi saya" ucap Kirana mengira bahwa alasan Raihan karena mereka pernah melakukan hal itu.
"kau yakin itu tidak bearti?" sahut Raihan penuh percaya diri dan melangkah mendekati Kirana.
Kirana sedikit gugup melihat ekspresi Raihan yang penuh percaya diri seolah dia memegang sebuah kartu as, "kee, kenapa saya tidak yakin" ucap nya dingin berusaha menyembunyikan kegugupannya. "buktinya saya menikah kan" lanjut nya. "tapi kalian bercerai kan" sahut Raihan "iii, itu, urusan saya" sahut Kirana mulai merasa atmosfer Raihan yang mendominasi. "okee, apa kamu mencintai mantan suami kamu?" ucap Raihan menghentikan langkahnya. "Pak anda sudah kelewat batas, itu privasi saya jadi tolong jaga batasan anda" ucap Kirana mulai emosi.
"saya akan terus seperti ini sampai kamu jujur pada diri kamu sendiri Kirana" ucap Raihan dingin tepat di hadapan Kirana.
Sontak hal itu membuat Kirana mundur selangkah.
"berhenti Raihan" ucap Kirana akhirnya. "cukup, aku sudah berusaha menahan diri , tapi rasanya kamu tak mengerti juga, dengar Raihan, aku tak peduli kamu masih mencintai ku atau tidak, aku yang sekarang bukanlah Kirana yang dulu, semenjak kau putuskan untuk memilih wanita lain dan tidak mau mendengar penjelasan ku saat itu, maka detik itu juga aku memutuskan untuk menyerahkan hidup ku kepada Farhan, dan akhirnya dia menerima ku bahkan mencintai ku dengan tulus, dan akhirnya aku menerima hukuman dari Tuhan, aku merasakan sakit nya di khianati, saat itu juga aku memutuskan untuk tidak akan menerima dan mempercayai yang namanya cinta lagi, jadi berhentilah," ucap Kirana akhirnya mengeluarkan semua perasaan nya.
"bagaimana jika aku tidak berhenti?" ucap Raihan tegas.