Chereads / Kebencian Yang Penuh Cinta / Chapter 103 - 'Apa-Apaan itu'

Chapter 103 - 'Apa-Apaan itu'

Hari ini Kirana sudah kembali bekerja seperti biasa, sudah 4 hari dia tak bekerja, meski jelas karena sakit, namun tetap saja ada rasa tidak enak di hati nya. "pagi Lidya" sapa Kirana yang sudah berada di depan meja Lidya. "pagiii mba" balas Lidya sedikit berteriak seraya tersenyum senang. "Alhamdulillah mba sudah sehat" lanjut nya lagi. "iyaaa, sekarang waktunya kembali bekerja, ayooo" ucap Kirana dan melangkah masuk ke dalam ruangannya.

Didalam ruangan nya Kirana sudah di tunggu oleh pekerjaannya yang menumpuk, untuk menyelesaikan konsep yang deadline nya tinggal hitungan hari, maupun permintaan konsep yang baru datang.

Hingga tak terasa Kirana yang memang gila bekerja melupakan makan siang nya. Dia sadar ketika handphone nya berdering.

"My heart Calling,,,,,,"

"haloo sayg," ucap Kirana menjawab telepon nya.

"udah makan siang?" ucap sang penelpon

"belum"

"yaa udah, aku depan kantor mu nihh, turun sekarang,, bye" ucap penelpon dan langsung menutup menelpon telponnya.

"wahhh siapa tuhh mba yang di panggil sayang?" tanya Lidya langsung yang memang berada di dekat Kirana, "kamu nihh, kepo aja" sahut Kirana acuh. Lidya pun memanyunkan bibirnya mendapatkan jawaban seperti itu dari Kirana, dia benar benar penasaran siapa yang sudah mampu meluluhkan hati dingin atasannya itu.

"yaa udah, saya udah di tunggu, kamu istirahat aja juga dulu, nanti kita lanjut lagi" Ucap Kirana dan meninggalkan ruangannya.

Ternyata Resty lah yang sudah menunggu Kirana di depan dan tadi juga Resty lah yang nelpon. "Kenapa kamu senyum senyum begitu Kii,,?" tanya Resty melihat Kirana tersenyum saat masuk dalam mobil nya. "kamu lihat cewek yang berdiri didepan resepsionis?" ucap Kirana seraya menunjuk Lidya dan Gina, "Hmm, iya kenapa sama mereka?" tanya Resty tak mengerti. "itu sekretaris ku yang rambutnya pendek, dia penasaran sekali sama siapa aku berteleponan tadi karena menggunakan kata sayang, jadi dia mengikuti ku," jelas Kirana, dan tertawa bersama Resty mengingat tingkah konyol Lidya. "pasti dia kesal sekali, ternyata malah wanita yang menjemput mu" ucap Resty yang masih tertawa. "pasti, hehee" jawab Kirana masih tertawa "dia itu teman ku satu satunya dikantorku Res, dia sekretaris ku dan sangat paham dan tentu tahan dengan sikap dingin ku," ucap Kirana haru mengingat sikap Lidya terhadapnya selama ini.

"yaa, kamu kan aslinya bukan orang yang dingin Kii, jadi bagi siapa yang kenal dengan mu cukup lama akan melihat sifat asli mu yang sebenarnya" ucap Resty yang sudah sangat mengenal Kirana tentu. "sudah lah , ayooo aku sudah lapar" sahut Kirana enggan melanjutkan omongan Resty, ujung2 nya pasti masalah hati, Kirana nggak akan bisa menolak permintaan Resty maka dari itu dia harus menghindari pembicaraan itu.

Saat Mobil Resty menghilang, Lidya dan Gina dikejutkan oleh suara bariton yang mereka kenal. "kalian ngelihat apa sampai tidak berkedip seperti itu" tanya nya. "ehh, selamat siang Pak Evan" ucap Lidya sedikit kaget, "siang Pak" sapa Gina juga.

"ini memang jam makan siang, tapi bukan berarti kalian bis ngerumpi, dan kamu Lidya dari lantai 7 jauh banget ke Lobby" ucap Evan dingin. "maaf pak, saya tidak bermaksud gitu, tadi, tadi saya" Lidya bingung harus jawab apa, pasal nya dia berada disini dengan tujuan mengikuti atasannya itu.

"haii, Van" ucap seorang pria tiba tiba dari arah pintu masuk. "ehh, hai Han" balas Evan, yaa itu Raihan. "selamat siang pak Raihan" sapa Lidya formal, yaa tentu tak akan mendapatkan jawaban dari pria yang dingin terhadap wanita itu. Tapi Lidya tak perduli intinya dia lega, artinya dia bisa segera pergi dari sana.

Lidya sudah pergi dan akan kembali ke atas, namun langkahnya dihentikan oleh Evan. "Lidya apa Kirana ada?" ucap nya. "maaf Pak mba Kirana baru aja keluar" sahut Lidya cepat dan sopan, "keluar, sama siapa?" tanya Raihan dingin. Lidya kaget mendengar mendapatkan Pertanyaan yang datang nya dari Raihan. "taaa, taadii, ada yang jemput pak" jawab Lidya hati hati. "siapaa?" tanya Raihan kali ini dengan nada lebih dingin dan tatapan tajam ke Lidya. 'apa-apaan ini, tadi mba Kirana ngerjain aku, sekarang, Pak Raihan yang bersikap begini ke aku' batin Lidya bingung.

"Lidya siapa yang jemput Kirana" kali ini Evan yang menanyai Lidya dengan suara sedikit pelan dibandingkan Raihan, dia takut Raihan akan bertindak nekat jika Lidya terus diam "saya nggak tau juga siapa Pak, tapi, tapi seorang perempuan kok pak" jelas Lidya. mendapatkan jawaban Lidya Raihan akhirnya merasa lega, "kau boleh pergi Lidya" perintah Evan.

Lidya pun bergegas meninggalkan dua pria tampan dan dingin itu. "apa-apaan itu tadi, kenapa pak Raihan seolah marah mendengar mba Kirana keluar bersama seseorang" gumam nya yang sudah menjauh dari Evan dan Raihan.