Sudah 3 hari Kirana dirawat di rumah sakit, kini dia sudah dia perbolehkan untuk pulang. Yusuf, dan Resty berserta suami nya menjemput Kirana. Ayah dan ibu menunggu dirumah.
"aku bantu beb" ucap Resty pada Kirana melihat sehabat nya itu akan turun dari tempat tidur nya. "aku bisa sayang" sahut Kirana berdiri sendiri dari tempat tidurnya. "ohh iyaa, administrasi rumah sakit udah diurus belum Suf?" tanya Kirana tiba tiba, "lohh, aku kira kakak,,,,," ucapan Yusuf langsung dipotong oleh Resty. "udah beb, suami ku yang urus, waktu kamu dibawa kesini, yaa dari pada nunggu ayah ibu lama, jadi suami ku yang urus" jawab Resty berbohong. "ohh, gitu, yaa udah nanti kirimin no. rek kamu yaa beb, aku ganti duit nya" sahut Kirana merasa tak enak. "ohhh, gampang itu beb, gak masalah kok,, iyaa kaann mass?" ucap Resty gugup menanggapi jawaban Kirana. Melihat suaminya bingung Resty pun mengkode suaminya untuk mengiyakan jawabannya. syukurlah suaminya paham "ohh, iyaa gak usah dipikirin Kii," sahut suami Resty dengan nada di buat buat. Yusuf yang memperhatikan gerak gerik Resty ,merasa Resty berbohong.
"yaa udah, ayooo, pulang" sahut Resty, agar cepat keluar dari rumah sakit.
Mereka pun tiba di parkiran, "lohh Yusuf mana?" tanya Kirana, yang tak melihat adik nya, "ohh, iya tadi kan ada yaa di belakang kita bareng" sahut Resty yang ikut bingung. "mungkin dia ketoilet bentar kali, tunggu aja" ucap suami Resty.
Hampir 15 menit mereka nunggu Yusuf pun datang. "dari mana sih Suf?" sembur Kirana, "heheee, kebelet kak" ucap Yusuf dengan menampilkan cengirannya. "ya udah ayoo pulang" sahut Kirana.
~~~~~~^°^~~~~~~
Menempuh perjalanan hampir 20 menit mereka pun tiba di rumah Kirana.
"assalamualaikum" ucap Kirana diikuti Resty, suaminya dan Yusuf.
"waalaikum salam" sahut ibu dan ayah Kirana.
"ayoo masuk nak Resty, nak Sendy (suami Resty)" ucap ayah Kirana "iyaa, yah" sahut Resty yang memang memanggil ibu dan ayah Kirana dengan sebutan yang sama. "beb kekamar yukk, temenin aku" ucap Kirana manja pada Resty, "Kii, Resty udah punya suami kamu nggak bisa manja gitu sama dia" sahut ibu nya yang ngelihat tingkah Kirana yang memang kekanak kanakan ke Resty. "hehee, nggak apa2 ayah, ibu, udah dari jaman sekolah, aku mah nomor sekian buat Resty kalo ada Kirana" ucap Suami Resty yang paham dan hafal sikap kedua orang sahabat ini. "makasih Sendy, aku bawa dulu yaa" ucap Kirana manja , dan menarik Resty kedalam kamarnya. Melihat hal itu, suami Resty, ayah, dan ibu pun tertawa kecil. "mas Sendy, kekamar Yusuf aja yuukk, daripada di ruang tamu sendiri" ucap Yusuf mengajak Suami Resty ikut dengannya. "iyaa, nak Sendy kekamar Yusuf aja, istirahat didalam, ibu mau nyiapin makan siang dulu" sahut ibu Kirana, "iya Bu" jawab suami Resty dan segera menuju kamar Yusuf.
"Mas, baring baring aja anggap kamar sendiri" ucap Yusuf ke Sendy yang sudah berada didalam kamarnya. Sendy hanya meangguk dan tersenyum.
"oiaa mas, mas kenal sama kak Kirana udah lama?" tanya Yusuf "hmmm, semenjak pacaran sama Resty, yaa mereka waktu itu masih kelas 1 SMA lah" jawab Yusuf. "bearti mas kenal sama Raihan donk" , Lanjut Yusuf, "kenal" sahut Sendy singkat. "bukan mas kan yang bayar rumah sakit?" tembak Yusuf langsung. Suami Resty sejujurnya kaget, tapi dia tak perlu khawatir tohh ini adiknya Kirana kan dia pasti tak ingin kakak nya kenapa kenapa. "Hmm, yaa begitulah , hanya Resty yang tau Suf, mas juga gak begitu ikut campur urusan dua Wanita itu" ucap Suami Kirana. "hehehe, iyaa mas , tapii mas tau nggak siapa yang bayar?" ucap Yusuf, "sejujurnya mas nggak tau Suf" jawab suami Kirana jujur. "Raihan mas,,, nihh" ucap Yusuf seraya menyerahkan sebuah kertas ke Suami Kirana. Dan itu kertas administrasi rumah sakit tempat Kirana di rawat. "beneran nih Suf, 3 hari doank segini?" ucap suami Resty melihat angka yang berjumlah 8 digit total biaya rumah sakit Kirana. "Tapi tak heran juga karena Kirana memang menempati kamar VVIP dan fasilitas nya seperti hotel berbintang", lanjut suami Resty apa adanya. "iyaa mas, dan disitu jelas tertulis nama Raihan" lanjut Yusuf. "iyaa kamu benar, Suf" sahut Sendy yang memang baru tahu kebenarannya. "tapii Suf, melihat ekspresi dan tindakan Resty tadi seperti nya, dia nggak mau kalau sampai Kirana mengetahui hal ini, jadi sebaiknya kamu jangan bilang siapa siapa yaa.." ucap Sendy serius ke Yusuf. "iya mas, aku juga nangkap nya gitu, tenang aja mas, ini cuman aku yang tahu kok, ibu dan ayah juga nggak akan aku kasih tau" jawab Yusuf meyakinkan suami Resty. Suami Resty tentu tak perlu khawatir dengan ucapan Yusuf toh dia adik Kirana.
~~~~~~``~~~~~~
Sementara itu Resty dan Kirana yang berada dikamar Kirana, bercerita banyak hal, hampir 7 bulan mereka tak bertemu. "jadi kamu akan berapa lama di Surabaya Res?" tanya Kirana disela sela obrolan mereka. "hmmm, ini kayanya agak lama deh, karena Sendy, belum ad jadwal lagi buat kompetisi," jawab Resty. "yaa syukurlah, jadi kan aku bisa ketemu kamu kapan aja" sahut Kirana senang. "Kii, senang dehh, ngelihat kamu bisa begini lagi" sahut Resty yang merasakan Kirana kembali mejadi diri nya yang dulu, manja, ceria, dan hangat. "ini hanya untuk kamu, dan Raka, Res,, aku bukan Kirana yang manja seperti dulu lagi, jadi ku mohon jangan bahas itu terus yaa" jawab Kirana memberi pengertian ke sahabat nya itu.
"Kii,, apa kamu nggak bisa ngebuka hati kamu lagi?" sahut Resty hati hati. "buat apa Res, buat mereka nyakitin aku lagi, udah dehh, yaa nggak usah bahas itu, kamu mau aku pingsan lagi" ancam Kirana. "iyaa deh, dasar keras kepala" omel Resty, yang hanya direspon cengiran lebar dari Kirana.
"Kii, Res, ayoo makan siang" ucap Ibu Kirana yang tiba tiba membuka pintu kamar Kirana. "ohh, iyaa Bu" sahut Kirana. Mereka pun keluar dan menuju meja makan di mana sudah ada Ayah, Yusuf dan Sendy suami Resty. "Raka belum pulang jam segini Kii?" tanya Resty. "ahhh, iyaa, Raka, Suf kok kamu nggak jemput Raka" tanya Yusuf teringat Yusuf nggak jemput anak kesayangannya. "assalamualaikum" suara polos yang selalu membuat Kirana tersenyum. "tuhhh, udah datang" sahut Yusuf "waalaikum Salaam" sahut Kirana senang dan mendatangi anak nya itu. "mamaaaa" ucap Raka senang dan langsung memeluk Kirana. "assalamualaikum " ucap suara pria dari belakang Raka. "waalaikum salam" jawab ayah Kirana,, ya tentu itu Farhan, seharusnya Kirana tak perlu heran atau kaget, karena memang biasanya juga begini dia lah yang mengantar jemput Raka. Seperti biasa, Kirana tak menjawab salam Farhan, dan langsung mengajak Raka ke meja makan , dan akan bersikap dingin terhadap Pria itu.
"ayooo nak Farhan makan siang dulu" ajak ibu Kirana. "nggak usah Bu, terima kasih saya harus kembali kekantor" tolak Farhan lembut. "kalau gitu ibu bungkus kan yaa, makan di kantor" sahut ibu Kirana, "nggak usah Bu ngerepotin" sahut Farhan tak enak. "nggak usah Buu, dia orang sibuk, jangan mengganggu waktunya,,!!" sahut Kirana dingin. "Kiiii" tegur Resty meanggap ucapan Kirana berlebihan. "yaa udah Bu, saya tunggu bungkusannya di luar yaa" sahut Farhan akhirnya menerima tawaran ibu Kirana. "kak Farhan disini aja tunggu nya" ucap Yusuf merasa tak enak ke Farhan "iyaa paa, ayoo sini sama Raka" lanjut Raka menyambung omongan Yusuf. Farhan pun berjalan mendekat ke arah Raka dan duduk di sebelah Raka dan Yusuf.
"maaf , jika membuat mu tak nyaman," ucap Farhan ke Kirana" takut menyinggung perasaan Kirana atas kehadiran nya. "tapi aku senang, Alhamdulillah kamu udah sehat" lanjut nya. "hmmm" sahut Kirana singkat. 'lagi lagi hatiku merasa hangat mendengar suaranya' batin Kirana, sebenarnya karena itu lah dia tak ingin berdekatan dengan Farhan.
Resty yang duduk nya berhadapan dengan Kirana , Raka, dan Yusuf serta sekarang Farhan memperhatikan Ekspresi Farhan dan Kirana bergantian, dimana mereka hanya terpisah oleh Raka. 'laki laki ini, seandainya saja dulu dia tak berbuat kesalahan fatal seperti itu pasti mereka akan menjadi keluarga yang sempurna'. batin Resty. Dia dapat melihat perubahan wajah Kirana yang tak begitu dingin sebenarnya ketika ada Farhan. dan Wajah Farhan terlihat tak kalah bersinar dari Raihan , 'yaa keduanya memiliki persamaan yaitu mencintai Kirana, dan kini status mereka pun sama sama 'Papa Raka', Resty sibuk dengan pikirannya dan tentu terlihat melamun."rumit" gumamnya pelan tanpa sadar "yank," tegur suami Resty pelan dan menyadarkan Resty. "aahh, iyaa" jawab Resty kaget "kamu bilang rumit, kenapa?" tanya suami Resty mendengar ucapan istri nya tadi. "ohh, itu nggak nggak apa-apa kok mas" jawab Resty gugup.
Hai, Farhan," ucap Resty ke Farhan , agar suasana menjadi cair , "hai, Res" balas Farhan "maaf waktu di rumah sakit tak sempat menyapa mu" lanjut Farhan. "iyaa nggak apa-apa" balas Resty, "oiyaa, ini suami ku, Sendy" lanjut Resty mengenal kan suami nya. "Farhan" balas Farhan seraya tersenyum ketika keduanya saling berjabat tangan singkat.
Akhirnya ibu Kirana pun sudah selesai membuat makanan untuk Farhan bawa ke kantor. "Terima kasih banyak Bu" ucap Farhan menerima rantang dari ibu Kirana. "sama sama nak jangan sungkan gitu ah" jawab ibu Kirana. "ya udah Farhan pamit dulu yaa Bu" ucap Farhan menyalami
tangan ibu Kirana dan mencium punggung tangannya. "Farhan jalan dulu yah" kali ini Farhan beralih ke ayah Kirana, dan melakukan hal yang sama menyalami ayah Kirana dan mencium tangannya. "Raka papa kembali ke kantor yaa , Raka ingat pesan papa yaa" ucap Farhan lembut dan tentu hangat ke Raka, "siapp paa" ucap balas Raka sopan seraya mencium punggung tangan Farhan. Farhan melihat sekilas kearah Kirana yang tetap acuh terhadap nya.
"assalamualaikum" ucap Farhan dan meninggalkan Rumah Kirana. "waalaikum Salaam" balas semua yang ada di ruang makan kecuali Kirana.
Resty yang masih terus memperhatikan Kirana dan Farhan sedari tadi benar benar takjub melihat sikap Farhan terhadap Raka, dan sahabat nya yang berhati dingin ini. 'wahhh, bisa bisa nya Kirana tak jatuh cinta pada Farhan' batin Resty. 'tapii, wajah Kirana, kenapa seakan tak terlihat dingin yaa' ,,'arggghhh benar-benar rumit' , yaa Resty beradu dengan pikirannya karena dia ingin mencerna semua nya , ini agar dia bisa membantu Sahabat nya ini