Chereads / Kebencian Yang Penuh Cinta / Chapter 101 - Kebenaran yang Disembunyikan

Chapter 101 - Kebenaran yang Disembunyikan

Setelah Farhan dan Raihan meninggalkan kamar Kirana, kini hanya tinggal Resty yang menemani Kirana. "Kii, kamu nggak apa-apa?" tanya Resty khawatir melihat Kirana dari pagi , mengingat perasaan sahabat nya yang memang penuh dengan tekanan.

"aku nggak apa-apa kok" , sahut Kirana yang memang lebih tenang setelah kepergian Raihan dan Farhan. 'begitu banyak cinta untuk nya, namun waktu sudah berubah, kini hatinya membeku dan penuh kebencian untuk hal yang bernama cinta', batin Resty seraya menatap dalam sahabat nya itu. Setalah itu dia kembali sadar, "ya udah, kamu sarapan dulu yaa" ucap Resty seraya membuka makanan yang di bawa Farhan tadi. Kirana yang awalnya menolak akhirnya mengalah setelah dibujuk sahabat nya.

Tak terasa jam menunjukkan pukul 11 siang, Dokter sudah visit ke ruangan Kirana pukul 10 tadi, jika terus membaik besok juga Kirana sudah boleh pulang.

Kirana masih bersama Resty, Kirana bercerita banyak hal, dan hal itu benar benar membuat nya merasa beban di hatinya sedikit berkurang. Orang tuanya akan datang saat makan siang sekalian membawakan nya makan siang.

~~~~~^Ɨ^~~~~~

Ditempat lain, tepat nya di depan gerbang sekolah Raka, terlihat mobil mewah Bentley yang mencolok dan menarik perhatian orang tua yang sedang menunggu anak mereka, penasaran siapa pemilik mobil tersebut, namun sayang nya , sang pemilik mobil tak menunjukkan dirinya. Bahkan ketika gerbang sekolah di buka dan anak anak mulai keluar semua orang tua menghampiri untuk menjemput anak mereka, tapi tidak dengan orang yang berada di dalam mobil Bentley tersebut.

Ya, Raihan Al Kaviandra, dia sedang berada di depan sekolah Raka yang merupakan Putra nya,, begitu kemarin dia mengetahui Raka adalah anak nya , maka dia menyuruh orang kepercayaan nya untuk mencari tahu tentang Kirana, dan Raka putra'nya. Maka dalam waktu sekejap dengan kekuasaan nya Raihan sudah mendapatkan semua yang dia butuh kan.

Akhirnya setelah menunggu cukup lama, Dia melihat Raka keluar dari gerbang sekolah nya, secara naluriah tentu dia ingin menghampiri anak nya itu, menggendong nya, dan mencium nya , namun pikirannya tersebut seketika menjadi rasa cemburu dan tanpa sadar tangan nya mengepal kuat mendapati bahwa seseorang mendahului nya, mendahului hak nya sebagai 'papa Kandung' Raka. Ya, Farhan, tentu Farhan lah orang itu, kini didepan matanya dia lah yang menjemput Raka, dan menggantikan posisinya. Kini dia hanya bisa melihat semua dari jauh.

Namun dalam hal ini baik Farhan maupun Raihan tak bersalah sama sekali. Farhan adalah orang yang mendampingi bahkan melakukan segalanya sebagai papa Raka tanpa perduli fakta bahwa Raka bukanlah anak nya, kasih sayang Farhan begitu tulus layaknya seorang papa kandung, dan Raihan dia memang tak mengetahui bahwa dia memiliki seorang putra.

'Kirana kenapa kamu melakukan ini, kenapa kamu menutupi rahasia besar ini' batin Raihan, Sejujurnya dia merasa menyesal, 'seandainya dia tahu dari awal tentang Kirana, maka pasti sekarang Dia, dan Kirana beserta Raka akan bahagia, seandainya dulu dia mau mendengar Kirana, dan tidak mengikuti amarah, dan keegoisan nya,' Raihan terus masuk dengan pikiran masa lalu nya yang dia sesali, dan ada sedikit rasa marah terhadap wanita yang sudah membohongi nya, seandainya saja waktu itu Siska mengatakan bahwa Kirana menelpon nya tentu dia akan tahu semuanya.

'drrttttt,drttttt' handphone Raihan bergetar dan itu menyadarkan nya dari pikirannya.

Nomor baru yang menelpon nya.

"halo" sapa Raihan dingin

"Raihan, ini Resty" suara dari seberang telpon

"iya res, ada apa" sahut Raihan mampu mengendalikan keterkejutan nya.

"aku ingin bicara, apa kamu punya waktu?" tanya Resty to the point.

"iya, kirimkan saja lokasi dimana kita akan bertemu" sahut Raihan dingin.

"oke" sahut Resty.

Dan Raihan pun langsung menutup telpon nya.

Raihan tahu pasti ada hal penting yang akan di bicarakan Resty, sehingga dia tidak akan membuang buang waktu dan menuju tempat dia janjian dengan Resty.

~~~~~~~`~~~~~~~

Kini Raihan sudah bersama Resty di sebuah Restoran. "jadi apa yang ingin kamu bicarakan" ucap Raihan memulai obrolan. "ini tentang Raka" sahut Resty. "Raka?" ucap Raihan bingung.

"iyaa,,, tepatnya Kirana tak ingin kamu mengetahui bahwa dia putra mu" sahut Resty jelas. "apaa, bagaimana bisa?" ucap Raihan kaget dan sedikit emosi. Akhirnya Resty menceritakan semua perasaan Kirana tadi pagi sebelum Raihan, Evan, dan Farhan datang.

"sejujurnya aku paham, ini tidak adil untuk mu," ucap Resty setelah mengakhiri ceritanya. "tapii, apa yang menjadi alasan Kirana itu benar Rai," lanjutnya. Raihan yang mendengar ucapan dan cerita Resty sejujurnya merasa sakit, artinya dia tak bisa bertemu dan menghabiskan waktu bersama 'anaknya', "bagaimana jika aku menolak permintaan mu dan permintaan Kirana?" ucap Raihan dingin. "apa maksudmu Rai?" sahut Resty tak percaya dengan ucapan Raihan , "Res, tidak kah kamu berpikir bahwa Kirana egois, dia yang menyembunyikan kehamilan nya dari ku, dan kini dia ingin aku menutupi kebenaran tentang anak ku sendiri,," ucap Raihan emosi, "tidak res, dia putra ku, aku ingin menghabiskan waktu bersamanya, aku tidak ingin orang lain mengganti kan posisi ku lagi, aku ingin mengambil hak ku" ucap Raihan tegas.

Resty tak menduga akan mendapatkan jawaban seperti ini dari Raihan, sejujurnya dia membenarkan semua yang di katakan Raihan, tapi bagaimana dengan Kirana. "dengar Rai, aku sudah katakan, ini memang tidak adil bagi mu, tapi apakah kamu benar benar berpikir Kirana orang yang egois?" ucap Resty pelan namun mampu menembus hati Raihan, 'ya Kirana bukan lah orang yang egois, dia wanita berhati tulus,' Raihan menjalin hubungan 3 tahun dengannya, dan banyak wanita yang menggoda Raihan bahkan saat mereka harus pacaran jarak jauh selama setahun terakhir karena Raihan harus kuliah di luar kota, tapi Kirana tak pernah mengikuti egonya , cemburu berlebihan tak pernah Kirana lakukan apalagi merasa menguasai Raihan, dia percaya penuh pada Raihan , Raihan diam dan mengingat kembali semua kenangan nya bersama Kirana, dalam diam nya dia mengakui Kirana bukan lah orang seperti itu. Melihat Raihan yang diam dan tak merespon ucapan nya, Resty kembali berbicara.

"Rai, dengan status mu sekarang, Kirana sudah mempertimbangkan segalanya, bukan hanya kehidupan pribadi nya yang akan terusik, itu bahkan tak berarti bagi nya, tapi karir mu, ketenangan Raka, dan keluarganya ayah, ibu dan adiknya , mereka akan kena imbas nya Rai, Kalian lah prioritas utama Kirana" ucap Resty lebih jelas agar Raihan mengerti, "daannn keluarga mu, apakah orang tua mu akan terima begitu saja,, Raka ada disaat kalian belum menikah, bagaiamana tanggapan dunia tentang itu Rai,," ucap Resty semakin jauh berpikir kedepan, namun itu lah fakta yang telah dipikirkan Kirana.

Raihan terdiam mendengar ucapan Resty, dia bingung, di satu pihak dia ingin mengenal anak-nya,. dia ingin menggendong, mencium, memeluk, dan bermain bersamanya, tapi di pihak lain, wanita yang di cintai nya tak mengijinkan dunia mengetahui keberadaan Raka yang sesungguhnya, dan alasan Kirana benar. Raihan benar-benar bingung, kebimbangan nya menemukan jalan buntu. "lalu aku harus seperti apa res?" ucap nya pasrah, "aku ingin mengenal anakku res, aku ingin dia mengetahui aku ayah nya, aku ingin dia tahu bahwa ayah nya adalah orang hebat, aku ingin dunia mengenal nya , dia adalah pangeran res," ucap Raihan akhirnya dengan perasaan nya yang sedih dan hancur. "dengar Rai, aku mengerti perasaan mu, tapi jika kamu bertindak nekat, membuka kebenaran tentang Raka, maka kamu harus siap kehilangan Raka dan tentu kehilangan Kirana," ucap Resty memperingatkan Raihan, "tentu kamu mengenal Kirana, kan, dia bisa melakukan apapun, dan bahkan sekarang kamu sudah melihat sendiri perubahan pada dirinya" lanjut Resty.

Mendengar semua ucapan Resty,, Raihan merasa berada di jalan yang buntu, apakah dia harus mengikuti ucapan Resty.?,, sungguh hati nya sangat berat. Tapi dia tak ingin kehilangan Raka apalagi sampai kehilangan Kirana karena tindakan gegabah nya. Raihan benar benar dalam kebingungan yang luar biasa.