Resty sudah tak tahan lagi melihat Sahabat nya tersiksa dengan memendam semuanya sendiri, Raihan harus tau semuanya, dia tak peduli , apakah Kirana akan marah padanya , setidaknya ini akan membuat beban Kirana berkurang karena Raihan tak akan menyalahkan nya terus,, dan yang paling penting baginya Kirana berhak mendapatkan kebahagian nya.
"apa sebenarnya yang ingin kamu katakan Resty,,!!?" ucap Raihan penasaran akan semua ucapan Resty.
"kamu tahu Kirana memiliki seorang putra?" tanya Resty dengan nada mulai pelan. "iyaa aku tahu" sahut Raihan cepat,
"dia anak mu Raihan" sahut Resty jelas dan tanpa basa basi.
'degghhhhhhhh' mendengar hal itu membuat dada Raihan seperti tertimpa batu besar begitu berat dan sesak rasanya, "Res,, jangan bercanda" ucap Raihan yang sebenarnya dia sudah tak mampu untuk berkata, tapi rasa penasarannya dan juga dia harus memastikan bahwa yang di katakan Resty adalah sebuah kebenaran, Raihan bergumul dengan pikirannya,, 'jika itu benar artinya Kirana selama ini menyembunyikan rahasia yang terlalu besar. Dan tentu ini lah penyebab sikap Kirana yang dingin terhadapnya selama ini, bahkan ke semua orang' Raihan pun memutuskan untuk lebih meyakinkan dan menanyakan semua nya ke Resty.
"apa kita sedang bercanda sekarang, atau apa kamu melihat aku sedang mengajak mu bergurau sekarang,?" ucap Resty sinis, "bahkan kita tak sedekat itu untuk saling bercanda bukan, apalagi untuk hal seperti ini" lanjut Resty, dan membuat Raihan semakin yakin Resty tak berbohong,, Raihan pun seketika merasa kaki nya menjadi lemas dia pun memilih duduk di kursi dekat tempat mereka berbicara. Dia masih mencerna kata kata singkat Resty 'dia anak mu Raihan' begitu jelas dan tak ada sedikit pun cela Resty berbohong, "tapii, bagaiamana bisa res?" ucap Raihan pelan mencoba untuk lebih meyakinkan semuanya, "apa kamu melupakan kejadian sebulan sebelum Kirana memberi tahukan mu tentang perjodohan nya,?" ucap Resty seolah bertanya namun menyindir Raihan, Raihan diam tentu dia tak akan melupakan hal itu meski sedikit pun, "kamu dan dia melakukan nya bukan,?" ucap Resty melanjutkan ucapannya, karena dia memang tahu semuanya. "iyaa, taaa, tapiii,,?" ucap Raihan sedikit ragu. "dia terlambat mengetahui kehamilan nya" sahut Resty cepat mengetahui reaksi Raihan, "dia mengetahui kehamilan nya saat segala persiapan pernikahan sudah 90%, saat itu juga bahkan sebelumnya dia sebenarnya menghubungi mu terus namun tak tersambung, karena ternyata kamu sudah berangkat ke luar negeri, namun saat dia mengetahui kehamilan nya saat itu juga dia langsung menghubungi mu lagi dan ternyata tersambung namun sayang yang menjawab telepon mu adalah seorang perempuan, dan itu membuat Kirana terluka dan berpikir bahwa percuma memberi tahu mu karena kamu bahkan sudah menemukan pengganti nya hanya dalam sekejap" jelas Resty akhirnya.
Raihan tentu kaget mendengar semua kebenaran yang dikatakan Resty, dia kembali mengingat karena dia merasa Kirana tak pernah menghubungi nya, dan seorang perempuan yang dimaksud Resty sama sekali tak pernah ada, tapi Kirana maupun Resty tak mungkin membohongi nya. Akhirnya dengan susah payah Raihan mengingat bahwa dia pernah kembali ke Indonesia saat itu untuk menyelesaikan administrasi kepindahan kampus nya, dan saat itu dia memang mengaktifkan nomornya, tujuannya memang berharap Kirana menghubungi nya, namun dia kecewa karena mendapatkan hal sebaliknya. Ekspresi Raihan yang tadi nya terlihat stres dan frustasi akhirnya menjadi sedikit cerah, iya dia ingat sehari sebelum kepulangan nya ke London dia sedang bersama Siska, anak dari sahabat mami nya, yaahhh, dia saat itu di kamar mandi memang sempat mendengar handphone nya berdering, namun saat dia menanyakan nya ke Siska , Siska mengatakan tidak ada. Yah, akhirnya Raihan mendapatkan jawabannya.