Kirana tak bisa fokus bekerja, biasa nya pekerjaan nya akan selesai sebelum makan siang, tapi hari ini jam sudah menunjukkan pukul 11.30 dan pekerjaan nya belum juga selesai, pikirannya benar-benar hilang kendali semenjak kehadiran Raihan. Kirana memijat mijat pelipisnya, kepala nya terasa sangat sakit. Suara ketukan pintu ruangannya tak membuat nya mengehentikan aktivitasnya, dia melihat sekilas siapa yang masuk, dan itu Hana sekretaris Evan. "maaf mba, mengganggu" ucap Hana, "tidak apa2 Hana, ada apa?" sahut Kirana dan kembali ke posisi duduk yang benar. "mba diminta keruang meeting sekarang, karena pak Evan sudah menunggu" jelas Hana. "baik saya akan segera kesana".sahut nya . Hana pun pamit dan bergegas keluar. Kirana hanya bisa menarik nafas panjang, dan menuju ke ruang meeting. Dia sempat berpikir ada apa lagi, tapi Kirana tau, Evan orang yang profesional pasti ada pekerjaan penting sehingga dia memanggil nya dan ini di ruang meeting tidak mungkin ada hal diluar pekerjaan.
Kirana berjalan menuju ke ruang meeting dengan berjalan anggun dan cepat.
~~~~~~~`~~~~~~~
Diruang meeting Evan sedang bersama klien yang tadi pagi dia temui.
"jadi kamu mau konsep yang gimana buat, promosi dan pengiklanan Properti kompleks apartemen mu yang baru" tanya Evan ke klien nya. "konsep nnya harus mencerminkan apartemen itu, mewah, nyaman, dan tentu akan menjadi apartemen kelas satu di Surabaya." ucap sang klien dingin. "oke, kita tunggu manager Promosi perusahaan kami dulu yaa" sahut Evan, "dan semua hasil konsep nya selalu memuaskan dan dia akan membuat kan konsep sesuai dengan keinginan mu" jelas Evan lagi, sang klien pun hanya mengagguk dingin menanggapi ucapan Evan. Obrolan mereka terhenti Ndan teralih ketika pintu ruang meeting di ketuk.
'took took'
Kirana berada di depan pintu ruang meeting setelah mengetuk 2x , Kirana membuka pintu nya dan masuk kedalam ruang meeting tersebut, yang mana sang Evan dan klien nya Sudah menunggu, Kirana bahkan tak mengetahui bahwa Evan bersama seorang klien.
Betapa terkejutnya Kirana Ketika melihat siapa yang sedang bersama Evan saat ini di ruang meeting, tubuh nya terasa membeku, darah nya seolah berhenti mengalir, namun jantung nya berdegup sangat kencang hatinya seolah terbakar. 'Raihan' ucap nya dalam hati.
Sedangkan Raihan tak kalah terkejutnya, 'ternyata benar kamu' batin Raihan, meskipun Kirana sudah berhijab, namun dia sangat mengenal wajah itu, wajah wanita yang dia cintai bahkan mungkin hingga sekarang namun sejalan dengan itu rasa sakit hati juga menggelayut di hatinya. Wajah nya yang dingin dan tanpa ekspresi, menjadi sangat dingin dan tatapan matanya sangat tajam dan gelap, Kirana maupun Raihan hanya saling menatap dalam keterkejutan masing masing dan dengan ekspresi tak terbaca dari ke duanya.
"Kii, kok berdiri saja, kemari, aku kenalkan sama klien kita" ucap Evan dan menyadarkan Kirana. "iiii,iiyaa Pak" sahutnya dengan suara gemetar namun berusaha dia tutupi, kali ini dia tak bisa Bersembunyi apalagi berlari, mau tidak mau dia harus bertatapan dan bertemu kembali dengan Raihan, ntah hatinya siap atau tidak dia harus terima, apalagi Evan mengatakan bahwa dia Klien jadi itu artinya dia harus bersikap profesional. Berusaha mengendalikan diri dan emosional nya, Kirana berjalan kearah Evan Dan Raihan.