Chapter 56 - Vas

Aku sedang mengerjakan dua lembar cerita pendek bertema sejarah sebagai tugas saat menyadari Zen menatapku. Aku menoleh padanya dan bertanya dengan suara pelan, "Kenapa?"

"Kalau kamu ga deket sama Astro, mungkin yang kemarin ga bakal ada." ujarnya pelan, tapi cukup jelas kudengar.

Sepertinya Zen sudah mendengar cerita bullying oleh Angel entah dari siapa, aku tak akan repot-repot bertanya. Karena dengan menjadi ketua OSIS, dia bisa mendapatkan informasi itu dari siapa saja. Bahkan mungkin dari Beni yang kemarin menjadi salah satu saksi, yang juga merupakan wakilnya di kepengurusan OSIS.

"Aku udah kenal Astro lima tahun." dan kami bahkan memiliki hubungan yang sudah direstui oleh kedua orang tuanya walau hubungan kami bukan hubungan antara kekasih yang biasa terjadi.

Zen menghela napas dan terlihat mengasihaniku, "Kamu harus hati-hati. Dia punya backing."

"Makasih udah ngingetin."

Aku tahu "dia" yang dimaksud Zen adalah Angel. Aku kembali mengerjakan tugas yang seharusnya kuselesaikan. Walau aku juga tahu Zen masih melirikku beberapa kali, tapi aku sengaja mengabaikannya.

Bel istirahat pertama berbunyi. Kami mengumpulkan tugas sebelum guru beranjak keluar kelas, dengan Tasya yang membantu membawa tumpukan tugas ke ruang guru.

Aku mengecek handphone, tapi tak ada pesan dari Astro. Mungkin dia tak akan mengajakku ke kantin hari ini. Sepertinya aku akan berdiam diri di kelas dan menghabiskan waktu dengan list musik dari handphone.

"Kamu berangkat bareng mobil Astro hari ini?" Donna yang duduk tepat di depanku bertanya.

Aku hanya menggumam mengiyakan sambil melepas sebelah earphone dari telinga.

"Aku ... denger gosip soal kamu di ruang guru tadi pagi. Yang kemarin kamu ..."

"Ssstt!" Zen menyela sebelum Donna menyelesaikan kalimatnya. "Jangan bikin beritanya nyebar."

"Okay. Kalau kamu butuh bantuan apapun, kamu bisa bilang aku." ujar Donna padaku.

"Thank you." ujarku.

"Kalau kamu butuh dianter pulang, kamu bisa ikut aku." Zen menawarkan diri.

"Ga usah, Zen. Nanti Astro yang nganter."

"Bukannya dia masih ada pertemuan buat persiapan lomba robotik?"

Aku mengangguk, "Nanti nganter aku pulang dulu, trus balik lagi ke sini."

Donna memberiku senyuman penuh arti, "Kamu beruntung banget tau?"

"Kalau bukan karena dia juga yang kemarin ga bakal ada." ujar Zen yang masih juga membahasnya.

"Udah. Yang penting sekarang aku baik-baik aja. Klub lukis gimana? Disetujui ga sama Pak Sugeng?" aku bertanya untuk mengalihkan pembicaraan.

"Kak Sendy bilang pak Sugeng lagi nyari pembimbing. Nanti kalau udah ada mungkin bisa mulai jalan."

Sepertinya aku baru saja menyadari sesuatu saat menatap Zen, "Kamu jadi sering di kelas ya belakangan ini?"

"Kan aku udah bilang aku mau jagain kamu biar ga ada kejadian lain lagi." ujar Zen yang mengatakannya dengan tenang, seolah tak ada maksud apa-apa.

Sepertinya aku tahu apa yang dia maksud dan aku akan memilih diam saja. Menjelaskan padanya tentang hubunganku dengan Astro sepertinya tak akan membuatnya menyerah.

***

Astro menyandarkan punggung di teralis depan kelasku dan memberiku isyarat untuk menghampirinya. Aku segera membereskan barang-barang dan beranjak untuk menemuinya, lalu kami turun beriringan ke parkiran menuju mobil.

Ada banyak pasang mata yang mengikuti pergerakan kami sejak masih di lantai tiga. Dengan satu-satunya mobil murid yang terparkir di sekolah, aku tak terkejut jika tersebar desas-desus berbagai versi. Sepertinya Astro juga sudah menebak hal ini, hingga mengabaikan tatapan ingin tahu semua orang yang terarah pada kami.

"Nanti aku cuma anter ya. Aku ga mampir soalnya kerjaan bagian Angel disebar ke beberapa orang. Ditambah kerjaan baru karena kita nambahin spesifikasi buat antisipasi kalau desain robot kita bocor." Astro menjelaskan setelah mobil keluar dari gerbang.

Aku menggumam mengiyakan, "Nanti langsung pamit aja sama Opa. Opa stay di rumah sekarang."

"Opa ga kontrol ke toko lagi?"

"Mm ... aku belum bilang ya? Abis kamu nganter aku pulang dari resort terakhir kali itu, Opa bilang mau pensiun. Jadi sementara ini semua kerjaan aku pegang dari jauh. Weekend ini aku baru mau kontrol fisik ke beberapa toko."

"Sayang banget aku ga bisa nganter soalnya aku harus ngejar persiapan lomba." ujarnya sambil menatapku sebelum kembali fokus pada rute yang kami lalui, dengan kekecewaan dalam suaranya.

"Ga pa-pa kok. Ada Pak Said yang nganter jemput aku. Kamu fokus aja ke persiapan lomba."

Astro tak mengatakan apapun untuk menanggapi kalimatku. Namun menghentikan mobil saat kami sampai di deretan sebuah ruko, "Tunggu di sini sebentar."

Aku melihatnya menyeberang dan masuk ke sebuah toko bunga. Dia kembali sesaat setelahnya dengan sebuah buket bunga lavender yang terlihat cantik sekali. Alih-alih membuka pintu kemudi, dia membuka pintu di sebelahku dan menyodorkan buket bunga itu padaku.

"Biar kamu selalu inget aku walau kamu sibuk."

Aah kurasa wajahku merona merah sekarang.

"Thank you, tapi aku ga punya apa-apa buat kamu." ujarku sambil menerima buket bunga darinya.

"Kamu udah titipin janji buat nunggu. Itu aja cukup buatku." ujarnya sambil menatap mataku lekat. Aku bisa menebak andai saja dia sedang tidak menahan diri, mungkin dia sudah memelukku sekarang.

"Jangan lama-lama berdiri di situ, aku ga bisa bawa mobil ini sendiri." ujarku untuk menggodanya yang seolah enggan beranjak dari sisiku.

Sepertinya Astro mengerti. Dia memberiku senyum yang membuatnya terlihat tampan sekali sebelum menutup pintu di sebelahku dan kembali ke kursi kemudi. Walau tatapannya terlihat enggan berpisah dariku, dia segera menyalakan mobil dan mengantarku pulang. Dia sempat menemui Opa dan Oma sebelum kembali ke sekolah lagi.

Aku segera membereskan barang-barang dan menaruh buket bunga lavender pemberian Astro ke dalam sebuah vas, lalu meletakkannya di meja di sebelah tempat tidurku. Aku menatap lavender itu lama sekali dengan senyum yang terasa enggan pergi. Bahkan di perutku terasa ada sesuatu yang terbang berputar. Mungkin kupu-kupu?

Sepertinya Donna benar tentang seberapa beruntungnya aku.

=======

Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE

Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte

Novel ini TIDAK DICETAK.

Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLUSIF & TAMAT di aplikasi WEBNOVE.L. Pertama kali dipublish online di WEBNOVE.L tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.

Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke LINK RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.

Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Luv kalian, readers!

Regards,

-nou-