Chapter 61 - Catur

Kejadian saat istirahat pertama berjam-jam yang lalu masih membuatku merasa bodoh dengan diriku sendiri. Setelah mendengar Astro berkata bahwa dia lega mendengarku menolak Zen, aku tak mengingat apapun lagi setelahnya. Aku bahkan tak mencatat materi apapun hari ini, hingga meminjam catatan Tasya saat pulang. Sepertinya isi kepalaku kacau sekali.

Aku mengikuti Astro turun ke parkiran dan masuk mobil tanpa mengatakan apapun. Aku masih berusaha menghilangkan denyutan di kepalaku yang sejak tadi terasa mengganggu. Aku mencoba memejamkan mata walau kurasa aku tak akan bisa tidur kali ini.

"Faza." Astro memanggilku.

Aku menoleh padanya dan mendapatinya sedang memeluk tangan di kemudi, dengan pelipisnya bersandar di tangannya. Aku mengedarkan pandangan ke sekelilingku, ternyata kami masih berada di area parkiran sekolah. Sudah berapa lama dia memandangiku seperti itu?

"Kenapa kita belum pulang?" aku bertanya.

"Karena kamu bengong aja dari tadi."

Aku baru menyadari aku masih berkutat dengan pikiranku sendiri hingga mengabaikannya. Aku menutup wajah dengan tangan sesaat sebelum membukanya kembali, "Sorry, kayaknya aku kecapekan. Aku ga bisa konsentrasi hari ini."

"Aku anter kamu pulang ya." ujarnya sambil menyalakan mobil dan mulai berkendara.

"Astro."

"Kenapa?"

Aku hanya menatapnya dalam diam. Aku ingin bertanya apakah aku boleh meminjam tangannya sebentar. Sepertinya akan terasa nyaman menggenggam tangannya saat pikiranku sedang kacau, tapi aku membatalkannya.

Aku tahu dia hanya menggenggam tanganku di makam untuk memberiku sedikit kekuatan setelah bertemu dengan keluargaku. Aku menghargainya dan tak ingin membuatnya berpikir bahwa aku mulai melewati batasan kami.

"Kamu masih kepikiran omongan Zen?" Astro bertanya.

Aku memang memikirkannya, tapi bukan itu yang membuatku tak mampu berkonsentrasi hari ini.

"Atau kamu lagi 'dapet'?"

"Kok kamu tau?" aku bertanya dengan penuh rasa ingin tahu. Hari ini memang hari pertamaku menstruasi.

"Kamu emang suka aneh kalau lagi 'dapet'. Kalau ga cerewet ya tiba-tiba diem." ujarnya dengan senyum menggodanya yang biasa, seolah membahas jadwal menstruasiku adalah hal biasa.

Aku merasa malas membahas topik ini bersamanya. Topik menstruasi bukanlah pilihan topik yang akan kubahas bersama laki-laki, maka aku mengalihkan tatapan keluar jendela.

Astro menghentikan mobil beberapa saat kemudian, "Tunggu di sini. Aku beli vitamin dulu buat kamu."

Sepertinya tak sampai lima menit, dia kembali dan menyodorkan sebuah paper bag padaku sebelum kembali melanjutkan perjalanan. Entah sejak kapan aku membiarkannya membelikan apapun yang dia ingin berikan padaku. Menolaknya hanya akan membuat perdebatan dengan akhir aku tetap harus menerima apapun pemberiannya.

Aku membuka paper bag yang terasa berat. Sebotol vitamin seharusnya tak terasa seberat ini, tapi aku justru menemukan tujuh bar coklat almond yang sangat kusukai dan dua botol vitamin di dalamnya.

Aku tak dapat menyembunyikan senyum dari bibirku. Baru beberapa bulan yang lalu aku berpikir betapa Astro akan memperlakukan perempuan yang disukainya lebih baik dari perlakuannya padaku, tapi coba lihat apa yang dia lakukan sekarang.

"Thank you." ujarku sambil menatapnya lekat.

Astro tak mengatakan apapun, tapi senyumnya sudah cukup untuk memberiku jawaban. Suasana hatiku membaik hanya dengan melihatnya memperlakukanku begitu manis.

Aku membuka satu bar coklat, memotong satu untuk kumakan dan menyodorkan sisanya pada Astro. Astro memotong satu dan mengunyahnya.

"Kamu mau ngapain aja hari ini?" Astro bertanya.

"Ngerjain pesenan craft sore ini. Nanti malem mau cek laporan cabang. Kalau udah selesai baru ngerjain tugas dari Pak Niko."

"Kamu harus cepet cari asisten, kamu tau?"

"Aku lagi mikir mau nyari di mana. Cari orang yang mau dan bisa bikin craft ga gampang, kamu tau?"

Astro tak menanggapi ucapanku, entah sedang berpikir apa. Kami memasuki halaman rumah saat Oma dan Opa baru saja keluar dari mobil. Kami menghampiri dan mencium tangan keduanya bergantian.

"Opa abis cek up?" aku bertanya saat kami sampai di ruang tamu.

Opa hanya mengangguk dan mengajak kami duduk dengan sebuah isyarat. Entah kenapa Opa terlihat lelah.

"Oma masuk dulu ya." ujar Oma sambil beranjak ke arah kamar.

"Opa sehat?" Astro bertanya.

"Opa sehat kok. Opa hanya bosan. Lain kali Mafaza minta Zen main ke sini lagi ya, temani Opa main catur." ujar Opa.

Aku dan Astro saling bertatapan. Sepertinya pembicaraan tentang Zen sudah tak mengganggunya lagi.

"Nanti Faza bilangin ke Zen ya. Mm ... Faza ganti baju dulu ya sebentar." ujarku yang segera pergi setelah Opa mengangguk. Aku akan membiarkan Astro menemani Opa berbincang karena sepertinya Astro membutuhkannya.

Aku masuk ke kamar mandi untuk mengganti pembalut, juga mencuci wajah dan berganti pakaian. Aku mengamit celana panjang dan kaos lengan panjang yang mana saja yang terlihat olehku dari lemari, lalu merapikan kepangan rambut sebelum keluar kamar.

Aku kembali ke ruang tamu, tapi tak menemukan siapapun. Biasanya Astro akan pamit padaku sebelum pulang, maka aku mengintip keberadaan mobilnya di halaman dari jendela. Mobilnya masih berada di sana. Aku mencoba mencarinya di dapur, tapi hanya ada Oma yang sedang memotong kue buah dan memindahkannya ke piring.

"Bawa ke ruang baca ya. Opa sama Astro di sana." ujar Oma sambil meletakkan piring berisi potongan kue buah di nampan, juga sebuah teko dan dua gelas di sisinya.

Aku menuruti permintaan Oma. Aku mengetuk pintu ruang baca sebelum masuk dan meletakkan nampan di meja, tepat di sebelah catur shogi yang kemarin kulihat di teras depan. Sepertinya Opa baru saja membahas sesuatu yang penting sebelum aku datang.

"Faza ngerjain pesenan craft dulu ya, Opa." ujarku yang segera keluar setelah Opa mengangguk.

Astro sempat bertatap mata denganku sebelum aku menutup pintu. Aku tahu dia akan mencariku jika pembicaraannya dengan Opa selesai. Aku hanya berharap apapun yang mereka bicarakan bukanlah hal buruk.

=======

Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE

Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte

Novel ini TIDAK DICETAK.

Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLUSIF & TAMAT di aplikasi WEBNOVE.L. Pertama kali dipublish online di WEBNOVE.L tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.

Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke LINK RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.

Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Luv kalian, readers!

Regards,

-nou-