Waktu satu bulan terasa sangat singkat saat menyibukkan diri dengan berbagai pekerjaan. Mengurusi pesanan dari Lavender's Craft seorang diri, mengelola semua cabang toko kain Opa dan kegiatan baru sebagai anggota klub lukis di luar kegiatan sekolah ternyata mampu menghabiskan semua waktuku.
Astro menyebutku workaholic (gila kerja) beberapa hari lalu karena aku terlalu sibuk. Sepertinya kata-kata itu menjadi kata-kata andalannya belakangan ini saat dia merasa diabaikan olehku.
"Hai, Nona Workaholic." Astro menyapaku dari balik kemudi saat aku baru saja duduk dan menutup pintu.
Hari ini adalah hari kamis. Seharusnya jadwal klub lukis dimulai jam tiga dan selesai jam setengah lima, tapi ada insiden Reno menumpahkan dua kaleng cat hingga membuat seluruh anggota membersihkan ruangan sebelum pulang. Aku melirik jam di lengan, sudah pukul 17.22.
"Sorry lama. Tadi Reno ga sengaja numpahin cat jadi bersih-bersih ruangan dulu." ujarku yang mencoba memberi penjelasan. Aku merasa bersalah karena seharusnya kami sudah pulang sejak satu jam yang lalu. "Kamu laper?"
"Mau dinner? Kita bisa ke resto." Astro berbalik bertanya padaku dan menatapku dengan mata berbinar.
"Ga kejauhan?"
"Aku bisa nyetir lebih cepet."
"Kamu ga capek?" aku bertanya untuk memastikan kondisinya karena tak ingin membuatnya sakit karena tak cukup beristirahat. Satu bulan ini juga melelahkan untuknya karena mempersiapkan lomba robotik yang akan diselenggarakan minggu depan.
"Kalau ada kamu ga capek kok." ujarnya dengan senyum menggodanya yang biasa. Sepertinya dia sangat berharap bisa menghabiskan lebih banyak waktu denganku.
"Aku ijin Opa dulu ya." ujarku sambil mengamit handphone dan baru saja akan menelpon Opa saat mendengar Astro bicara.
"Aku udah minta ijin. Opa bilang harus anter kamu pulang sebelum jam sepuluh karena besok masih harus masuk sekolah." ujarnya yang masih memasang senyum menggodanya yang biasa walau segera menyalakan mobil dan memulai perjalanan. Sepertinya dia tahu aku tak akan menolak jika sudah mendapatkan izin dari Opa.
"Ternyata kamu emang udah bikin rencana ya?" aku bertanya dengan senyum yang tak bisa kusembunyikan.
Astro tak menjawab pertanyaanku dan hanya tersenyum yang entah bagaimana membuatnya terlihat semakin tampan. Andai saja aku tak terbiasa dengannya sejak lima tahun yang lalu, mungkin sekarang aku akan menjadikannya bias seperti Siska menjadikan aktor korea favoritnya sebagai biasnya. Di titik ini, sepertinya aku bisa memahami kenapa Angel begitu terobsesi dengannya.
"Persiapan lomba kamu gimana?" aku bertanya untuk mengalihkan pikiran.
"Udah selesai kok. Seminggu ke depan aku bisa istirahat, makanya weekend nanti aku aja yang anter kamu cek fisik ke cabang." ujarnya yang kembali mengoceh tentang aku yang memintanya beristirahat.
Sebetulnya Astro terlihat lebih kurus selama sebulan belakangan sejak Angel dikeluarkan dari tim. Terbayang jelas olehku bagaimana melelahkannya apapun yang dia dan timnya kerjakan dengan robot mereka.
"Aku mau kamu istirahat, Astro. Kamu udah kerja keras dua bulan ini." aku menatapnya lekat dan kembali mencoba memberi pengertian.
"Aku masih bisa istirahat kok. Kan aku cuma nganter trus nontonin kamu seharian. Aku bisa anggep nontonin kamu mondar-mandir jadi waktu istirahatku."
"Kamu aneh." ujarku yang baru tahu bahwa menonton kegiatan seseorang bisa berubah menjadi waktu istirahat bagi yang lain. Bukankah hal itu justru terlihat seperti sedang menguntit?
"Aku ga keberatan jadi aneh kalau ada kamu yang nemenin." Astro membalas kalimatku dengan keras kepala dan membuatku menyerah akan membalasnya dengan kalimat apa. "Aku anter kamu ya weekend ini."
"Okay." ujarku pada akhirnya. Sepertinya akan percuma saja menolaknya lagi dan dia terlihat senang sekali. "Aku boleh tidur sebentar? Kepalaku agak pusing."
Astro mengangguk, "Nanti aku bangunin."
Aku mengambil selimut dari jok tengah dan menyelimuti diriku sendiri. Selimut ini nyaman sekali hingga aku tak mengingat apapun lagi setelahnya selain suara musik yang mengalun sayup-sayup dari stasiun radio P kesukaan Astro.
Aku terbangun dan merasa ada yang aneh. Gelap sekali di sekelilingku. Sepertinya Astro memarkir mobil jauh ke dalam, di tempat yang kurang mendapatkan cahaya. Dia juga tak berada di kursi kemudinya. Padahal biasanya dia akan berdiam diri dan menungguku terbangun.
Aku mengedarkan pandangan dan menemukan Astro berada di luar, tepat di belakang mobil. Dia sedang berbincang dengan seorang laki-laki yang sepertinya dua atau tiga tahun lebih tua. Kurasa aku akan menunggu di sini. Entah kenapa firasatku merasakan sesuatu yang tak terlalu bagus mengenai laki-laki itu.
Aku memperhatikan gerak-gerik mereka karena tak mampu mendengar apapun. Sepertinya mereka bicara sekitar lima belas menit sebelum laki-laki itu pergi. Astro menunggunya memasuki mobil hingga mobilnya meninggalkan area parkiran, kemudian menghampiri pintu di sebelahku dan membukanya.
"Kamu udah bangun?" Astro bertanya saat melihatku sedang melipat selimut.
"Yang tadi siapa?"
"Nanti aja bahasnya. Masuk dulu yuk."
Aku mengangguk dan mengikutinya masuk ke restoran. Ada beberapa orang yang menoleh saat melihat kami. Aku baru menyadari kami masih memakai seragam sekolah. Tak mengherankan melihat ekspresi mereka yang bertanya-tanya mengingat sekolah kami berjarak cukup jauh dari sini.
"Dateng juga kalian. Ayo ke atas." ujar Ray saat melihat kami masuk dan menoleh pada salah satu chef. "Tolong anter minumannya dulu. Siapin makanannya lima belas menit lagi ya."
Chef itu mengangguk dan Ray memimpin kami naik ke balkon. Dia memilih meja yang jauh dari teralis dan mengambil satu kursi lain dari meja terdekat. Sepertinya dia memiliki sesuatu yang ingin dibahas bersama Astro, tapi tak ada yang membuka suara sampai pramusaji mengantar minuman dan kembali turun.
"Gimana?" Astro bertanya pada Ray, yang sepertinya masih berpikir bagaimana akan memulai pembicaraan.
Ray melirik ke arahku. Sepertinya ragu apakah akan baik-baik saja jika aku mendengar pembicaraan mereka.
"Ga pa-pa kok."
"Okay kalau gitu. Tadi pagi ada yang minta ketemu aku, katanya mau beli resort sama resto ini." ujar Ray sambil mengeluarkan sebuah kartu nama dari saku apronnya dan menyodorkannya ke Astro. "Kamu tau dia siapa."
Astro meneliti kartu itu dan mengernyitkan alis, "Tiba-tiba dateng mau beli?"
Ingin rasanya aku meminta kartu di tangan Astro dan mencari tahu siapa yang mereka maksud, tapi sepertinya aku harus menunggu. Aku akan membiarkan mereka menyelesaikan topik pembicaraan lebih dulu.
"Menurut staf reservasi resort, dia sempet nginep dua hari. Dia baru minta ketemu aku pas mau check out tadi pagi." ujar Ray yang menghentikan kalimatnya sesaat sebelum melanjutkan. "Aku bilang ini resort punya keluarga dan ga ada niat buat jual. Masalahnya ... kita liat aja nanti dia bakal lakuin apa. Kita tau dia biasanya gimana."
"Kakek udah tau?" Astro bertanya.
Ray hanya menggeleng dalam diam.
"Okay. Nanti aku coba omongin ke ayah dulu. Yang lain baik-baik aja?"
"Yang lain baik-baik aja. Sorry, jadi ganggu kencan kalian." ujar Ray yangbterlihat tenang walau jelas ada kekhawatiran di matanya. "Aku tunggu tanggal fix kalian. Nanti aku bikinin wedding cake spesial."
Aku bisa merasakan wajahku memerah mendengar Ray mengatakannya. Entah apa yang ada di dalam pikirannya hingga bisa membahas tentang pernikahan sekarang. Aku dan Astro bahkan bukan sepasang kekasih.
"Kita baru kelas sebelas." ujarku yang mencoba memberi pemahaman yang mungkin dia lewatkan.
"Ga masalah buat keluarga kita." ujar Ray dengan senyum iseng. "Coba liat kalian berdua. Imut banget."
Aku menoleh ke arah Astro karena Ray mengatakannya. Wajah Astro merona merah sekali. Aku belum pernah melihatnya seperti itu walau kami sudah mengenal sejak lima tahun yang lalu.
=======
Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE
Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte
Novel ini TIDAK DICETAK.
Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLUSIF & TAMAT di aplikasi WEBNOVE.L. Pertama kali dipublish online di WEBNOVE.L tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.
Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke LINK RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.
Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Luv kalian, readers!
Regards,
-nou-