Chapter 44 - Sendiri

Astro memberiku senyum menggodanya yang biasa, "Kalau aku mau kita keliatan jelek dipikiran orang lain begitu, bukannya opa ga mungkin ngasih ijin kamu buat ikut aku?"

Aku sama sekali tak mampu menemukan di mana benang merahnya. Ada banyak sekali yang aku tak tahu dan membuatku merasa bodoh hingga terdiam lama sebelum bicara, "Aku ga ngerti."

"Resort itu cuma bisa dimasukin pasangan yang udah nikah, Nona Mafaza Marzia. Staf reservasi selalu minta bukti surat nikah, tapi biasanya pengunjung udah booking duluan sebelum dateng. Kita berdua ga bisa masuk, tapi kamu bisa kalau kamu sendiri. Nanti aku tunggu kamu di area reservasi sampai kamu selesai."

Pemahaman memasuki pikiranku dan membuatku merasa malu karena sudah berpikir yang tak pantas. Bahkan wajahku mulai terasa hangat dan merona merah karenanya.

"Kenapa kamu ga bilang dari awal?" aku bertanya sambil memberinya tatapan sebal.

"Aku mau liat reaksi kamu."

"Kamu nyebelin banget." ujarku sebelum meneguk susu yang disodorkannya padaku beberapa saat lalu. Entah kenapa rasanya haus sekali.

"Aku tau." ujarnya dengan senyum menggodanya yang masih terkembang di bibirnya. Sial, sepertinya senyumnya itu tak akan pergi dalam waktu dekat dan ini terasa menyebalkan.

"Selama aku di dalem, kamu mau ngapain?" aku bertanya sambil mengamit roti dan menggigitnya.

"Nge-game atau keliling sebentar. Aku ga main-main waktu bilang aku bakal jagain kamu. Aku udah janji sama opa."

"Thank you, Tuan Astro." ujarku setelah menelan roti.

"Kalau kamu butuh sesuatu, kamu bisa minta ke aku. Jangan main rahasia-rahasiaan kayak kemarin. Aku ga suka. Kamu bikin aku khawatir."

"Sorry, aku cuma ga mau bikin orang lain panik."

Dia tak mengatakan apapun dan menatapku lama sekali seolah sedang memperhatikan semua ekspresiku tanpa melewatkan satupun. Akan percuma jika aku mencoba berbohong padanya saat ini.

Mungkin restoran sedang sibuk sekali hingga kami sempat berbincang lama sebelum makanan datang. Kami menghabiskannya dengan cepat dan beranjak ke area reservasi dengan berjalan kaki.

Hanya membutuhkan waktu sepuluh menit untuk sampai di area reservasi setelah melewati kolam ikan yang luas. Di area reservasi itu ada banyak kumpulan sofa, area bermain anak dengan sebuah rak buku kecil di sudutnya, ada ruangan khusus menyusui, juga ada tiga deret kursi yang menghadap langsung ke kolam ikan. Aku suka tempat ini. Nyaman dan terasa hangat.

Aku memperhatikan sebuah keluarga yang sedang memesan kamar. Seorang pria, seorang wanita dan seorang bayi laki-laki yang sedang digendong. Seorang staf reservasi meminta mereka menunjukkan surat nikah dan membuatku menyadari bahwa Astro benar dengan penjelasannya.

Aku berbincang dengan staf reservasi dan menjelaskan bahwa Astro sudah menelpon dan memesan satu unit resort dengan tipe family deluxe room beberapa jam yang lalu. Staf itu bertanya berbagai pertanyaan dan aku menjawab sesuai dengan pertanyaan yang diberikan. Aku mendapatkan kunci dan penjelasan singkat di mana lokasi unit resort pesananku setelah staf yakin aku hanya memesan kamar untukku sendiri.

Aku meninggalkan Astro di depan kolam ikan bersama seorang anak perempuan yang tiba-tiba mengajaknya bermain. Entah kenapa, mereka berdua terlihat imut bagiku.

Suasana sekitar resort ini terasa sejuk dan menyenangkan karena berada di antara hutan. Aku mengambil foto di berbagai bagian yang kurasa akan lebih baik jika desainnya diganti. Aku akan memberikan penjelasan lebih lanjut pada Astro saat kami bertemu.

Aku sampai di sebuah bangunan mirip rumah berukuran kecil dengan material kayu dan terdapat kolam kecil di depannya. Unit resort yang dipilih Astro memiliki dua lantai, dengan satu kamar di masing-masing lantai. Satu kamar di bawah untuk anak dan satu kamar di atas untuk orang tua, dengan kamar mandi yang juga terpisah dan berada di dalam kamar masing-masing.

Sejauh pengamatanku, desain resort ini terlihat bagus. Aku hanya akan meminta Astro menambah beberapa rak dan mengganti desain kitchen set yang berwarna gelap dengan warna lebih cerah. Juga merombak beberapa sudut yang membutuhkan renovasi, memperbaiki pemanas air karena air panasnya tak cukup memberikan rasa nyaman dan sepertinya Astro harus mengganti wallpaper dengan warna yang lebih segar.

Setelah selesai mengambil berbagai gambar dan membuat catatan, aku merebahkan tubuh di tempat tidur di lantai dua. Tempat tidur ini terasa nyaman sekali hingga membuatku merasa mengantuk. Namun aku harus mengetik pesan untuk Astro lebih dulu untuk memberinya kabar.

Aku : Aku udah selesai ambil foto bagian yang perlu direnovasi. Aku boleh tidur sebentar? Ngantuk banget

Astro : Take your time

Aku : Thank you

Aku terbangun setelah tidur hampir tiga jam dan langsung membasuh wajah sebelum keluar dari unit resort dan mengembalikan kunci di area reservasi. Aku menangkap keberadaan Astro yang masih berada di depan kolam ikan. Dia sedang berbincang dengan seorang perempuan yang sepertinya seusia dengan kami. Aku menghampiri mereka tanpa mengatakan apapun.

"Kamu udah bangun? Udah selesai?" Astro bertanya saat menyadariku duduk di sebelahnya.

Aku hanya mengangguk.

"Yuk." ujarnya sambil bangkit dan memberiku isyarat untuk mengikutinya. Kami meninggalkan perempuan yang tadi bersamanya bahkan tanpa mengatakan apapun.

Aku merasa sikap Astro tak sopan, tapi aku pun tak yakin apakah sebetulnya mereka benar-benar saling mengenal. Namun aku tak tahu bagaimana harus menegurnya. Saat aku menoleh ke arah perempuan itu, dia menatap kami dengan tatapan aneh yang sulit kumengerti.

"Yang tadi siapa?" aku bertanya saat kami sudah melewati jarak dengar dengan perempuan itu.

"Salah satu temennya Angel. Kamu ga perlu kenal. Dia ganggu." Astro menjelaskan dengan singkat dan membawaku kembali ke mobil.

"Aku ... punya firasat buruk soal dia."

"Kamu ga perlu khawatir. Ada aku." ujarnya sambil menyalakan mobil. "Kita jadi belanja kan? Kamu udah liburan sendirian di resort. Sekarang waktunya jalan sama aku."

Aku hanya sanggup mengangguk. Lagi pula, aku sudah mengembalikan jaket miliknya walau awalnya dia menolak. Dengan itu, sudah tentu aku membutuhkan jaket baru. Aku juga berencana akan membeli beberapa kaos dan celana.

Astro mengajakku ke sebuah kawasan penuh butik dan distro. Dia membantu memilih beberapa jaket dan pakaian untukku, juga membeli pakaian untuknya sendiri. Dia membeli dua selimut untuk diletakkan di mobil, satu untukku dan satu untuknya.

Kami sampai di rumah sebelum senja tiba. Astro menyempatkan diri menemani Opa berbincang sebelum ikut makan malam bersama, lalu pamit sesaat setelahnya.

"Mafaza bisa ikut Opa ke ruang baca? Opa ingin bicara." ujar Opa setelah mobil Astro tak terlihat lagi di halaman.

Aku mengangguk dan mengikuti langkah Opa menuju ruang baca dalam diam. Entah kenapa, aku merasa Opa akan mengajakku membahas sesuatu yang penting.

=======

Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE

Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte

Novel ini TIDAK DICETAK.

Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLUSIF & TAMAT di aplikasi WEBNOVE.L. Pertama kali dipublish online di WEBNOVE.L tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.

Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke LINK RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx

Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.

Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Luv kalian, readers!

Regards,

-nou-