Aku menceritakan pada Mayang dan Denada tentang insiden cacing fosfor dan pakaian gantiku yang dirobek oleh entah siapa. Mereka memekik marah dan terlihat sangat terkejut.
"Itu bullying, Za!" ujar Mayang.
"Kamu kenapa ga lapor aja sih? Aku setuju sama temen kamu yang namanya Zen. Kalau ada kejadian lagi begitu lagi aku bakal laporin. Terserah kamu suka atau ga." ujar Denada kesal yang disambut anggukan setuju oleh Mayang.
"Mm ... Astro bilang mau bantu cari tau tanpa bikin ribut-ribut, tapi kayaknya belum ada hasilnya. Udah ah bahas akunya. Kalian gimana?" ujarku yang mencoba menghindari pembicaraan lebih lanjut tentang diriku sendiri. Terlebih, aku ingin menghindari topik tentang Astro.
Mereka saling bertatapan ragu-ragu, tapi sepertinya mengerti aku tak ingin membicarakan hal ini lebih lanjut.
"Kamu masih sama Petra?" Mayang bertanya pada Denada.
Petra adalah kekasih Denada. Denada menerima pernyataan cinta Petra saat kelulusan SMP mereka. Walau Mayang menganut paham single, dia secara berkala bertanya tentang hubungan Denada dan Petra karena keduanya adalah teman yang cukup dekat dengannya.
"Masih dong. Kita kan pasangan terbaik yang pernah ada! Kemarin dia ngajak aku nonton film premier buatan papanya. Dia bilang dia mau jadi sutradara juga. Mungkin nanti bakal ambil kuliah di Singapore atau Australia. Dia belum milih sih mau yang mana."
"Kalian LDR (Long Distance Relationship / hubungan jarak jauh) dong nanti?"
"Ga pa-pa. Nanti sekali-kali aku bisa minta ijin sama mama buat nengokin Petra." Denada menjawab dengan mulus. Sepertinya urusan percintaannya baik-baik saja.
"Oh iya, aku udah bilang belum aku mau nonton film horor yang baru? Aku bawa dvd-nya. Nanti temenin ya." ujar Mayang dengan senyum lebar.
"Kenapa harus horor sih?" Denada memprotes.
"Kalian harus tau serunya nonton film horor. Nonton rame-rame lebih seru deh."
Terdengar ketukan dari pintu kamar. Denada bangkit dan membukanya. Ada Nanny Aster di luar sana. Nanny Aster adalah Nanny paling tua di rumah ini, yang membantu merawat Denada sejak bayi.
"Gyozanya udah siap. Yuk makan, nanti keburu dingin." ujar Denada dan menunggu kami di depan pintu untuk turun bersama.
Aku dan Mayang membereskan bekas makanan, memasukkan brownies yang masih tersisa ke dalam kulkas dan membuang botol kosong ke tempat sampah di sebelahnya. Kami mengikuti langkah Denada menuju dapur dengan aroma gyoza menguar sepanjang perjalanan yang membuat kami berlari kecil untuk segera menyantapnya.
***
Kami menghabiskan hari dengan banyak makan gyoza dan sushi buatan Nanny Aster. Kami kembali ke kamar dan meracik masker madu yang resepnya didapat Mayang dari sebuah channel youtube, yang membuat kulit kami terasa kenyal seperti yang dikatakan Mayang beberapa hari lalu.
Kami menonton film horor yang dibawa Mayang saat senja tiba karena Denada terlalu takut jika harus menontonnya malam hari. Aku selalu berteriak saat ada adegan yang menakutkan bukan karena aku takut, tapi karena mendengar Denada berteriak. Sepertinya Denada menularkan refleks berteriak padaku juga, dan Mayang akan menganggap kami mengganggu jalannya film saat kami melakukannya.
Kami baru saja selesai mandi bergantian saat pintu kamar Denada terbuka. Ada Mama Denada yang langsung masuk dan menghampiri kami dengan senyum lebar.
"Hai anak-anak Mama, apa kabar? Mama kangen banget. Kalian udah lama ga main ke sini." mama Denada memeluk kami bersamaan dan mengajak kami duduk di tempat tidur yang berukuran besar.
"Bukannya kemarin Mama bilang baru pulang besok pagi?" Denada bertanya dengan raut terkejut walau ada senyum lebar mengembang di bibirnya.
"Mama ubah rencana sedikit karena besok mau ketemu seseorang. Mama bawa oleh-oleh loh! Ini buat anak Mama yang paling cantik (memberi satu paper bag pada Denada), yang ini buat Mayang yang cerdas, trus ini buat Faza yang kreatif banget."
Kami menerima oleh-olehnya dengan senang hati dan segera membukanya. Denada mendapatkan satu set kuas make up incarannya, Mayang mendapatkan beberapa buku seri novel detektif yang baru rilis dan aku mendapatkan satu set alat perlengkapan kerajinan tangan berkualitas nomor satu. Kami memeluk Mama Denada dan mengucapkan terima kasih.
Kami makan malam bersama dengan Papa Denada dan semua Nanny setelahnya, dengan satu set menu daging bakar ala Jepang. Kami berbincang tentang kegiatan masing-masing sampai tengah malam. Terasa seru sekali. Terlebih untukku, karena aku merasa seperti sedang berada di lingkungan keluarga yang kurindukan.
Kami meminta izin kembali ke kamar Denada untuk beristirahat setelahnya. Kami kenyang, merasa bahagia dan mengantuk. Lagi pula kami memiliki jadwal ke rumah kaca di lantai paling atas untuk memetik strawberry besok pagi-pagi sekali.
Tempat tidur Denada yang besar bisa menampung kami bertiga. Aku di sisi kiri, Denada di tengah dan Mayang di sisi kanan. Kami terlelap dengan cepat sesaat setelahnya.
Sepertinya aku baru saja bermimpi tentang Bunda, Ayah, Fara dan Danar. Kami sedang melakukan aktivitas yang biasa di rumah kami di Bogor saat datang seorang anak kecil dengan sosok samar mengajakku bicara, tapi aku tak mengerti apa yang dibicarakannya.
Aku membuka mata dengan sensasi aneh di perutku, terasa mual dan berputar. Mungkin aku terlalu banyak makan semalam?
Aku melirik ke jam dinding di kamar Denada, pukul 04.45. Biasanya aku akan langsung bersiap untuk ke sekolah karena Astro akan menjemputku, tapi ini adalah hari minggu.
Aku memaksa tubuh bangkit menuju balkon kamar dengan membawa handphone bersamaku. Ada sebuah kursi panjang dan sebuah meja kecil di sini. Aku akan menunggu matahari terbit sambil mengecek semua pemberitahuan yang kuabaikan sejak kemarin.
Ada banyak pemberitahuan dari berbagai sosial media Lavender's Craft, tapi aku akan mengabaikannya. Aku sudah membuat pengumuman libur untuk dua hari, maka seharusnya pelangganku bisa mengerti.
Ada pesan dari Oma yang mengingatkanku untuk tetap bersikap sopan dan tidak merepotkan, juga memberitahu bahwa besok sore Pak Said akan menjemputku kembali dari rumah Denada. Juga ada berbagai pesan dari teman-temanku yang lain yang bertanya mengenai tugas sekolah. Namun tak ada satu pun pesan dari Astro.
=======
Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE
Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte
Novel ini TIDAK DICETAK.
Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLUSIF & TAMAT di aplikasi WEBNOVE.L. Pertama kali dipublish online di WEBNOVE.L tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.
Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke LINK RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.
Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Luv kalian, readers!
Regards,
-nou-