Kami sampai di area ruko pusat perbelanjaan di Anjungan sekitar jam setengah dua siang. Aku sengaja meminta Astro memarkir mobil di depan sebuah kantor ekspedisi untuk mengirim pesanan, lalu kami berjalan kaki menuju toko kain yang berjarak dua blok.
Toko itu di desain minimalis sesuai saran dariku, dengan fasad kaca berbingkai baja berwarna hijau tua untuk memberi kesan nyaman. Dekorasi toko dibuat minimalis dengan deretan rak baja sebagai tempat menyimpan sampel kain, sedangkan stok kain diletakkan di gudang di lantai dua. Ada dua karyawan di lantai satu, Yeni dan Ira. Sedangkan di lantai dua ada tiga orang karyawan, yaitu Deka, Sani, dan Tono.
Yeni dan Ira menundukkan bahu saat melihatku dan Astro masuk. Mereka tidak menyapa secara verbal karena mereka sedang melayani pelanggan.
Aku tersenyum pada keduanya dan berjalan lurus menuju meja kasir yang di belakangnya terdapat cermin besar. Dari kasir, kami berbelok ke koridor kecil. Di koridor itu ada pintu khusus menuju ruanganku yang hanya aku yang memegang kuncinya.
Aku menyalakan lampu dan duduk dibalik meja. Dari sini aku bisa melihat situasi toko tanpa terlihat. Cermin yang berada di belakang kasir itu adalah kaca film satu arah. Siapapun dari luar tak akan bisa melihat ke dalam, tapi aku bisa leluasa memperhatikan gerak gerik semua orang di luar sana.
Aku melirik jam di lengan, pukul 13.11. Masih ada waktu sekitar dua jam lagi sampai Mayang tiba. Aku membuka kulkas kecil yang berada di sebelahku, masih ada beberapa kaleng minuman isotonik. Aku mengambil satu dan menyodorkannya pada Astro yang duduk di seberang meja.
"Kamu tunggu di sini ya." ujarku sambil berlalu.
Aku meminta Ira menyiapkan catatan penjualan dua minggu terakhir, lalu naik ke lantai dua untuk mengecek daftar ketersediaan stok berbagai jenis kain pada Sani. Aku kembali ke ruangan dengan dua file besar yang akan kupelajari.
Astro sedang membenamkan diri dan bermain game di handphone saat aku tiba. Kurasa aku tak akan mengganggunya dan mulai bekerja.
Berkas penjualan dua minggu terakhir terlihat bagus untukku, karena ada peningkatan 6,4% dari penjualan bulan lalu. Ketersediaan stok kain juga baik-baik saja. Kurasa aku tahu harus berterima kasih pada siapa, "Karyawan Ayah selalu tepat waktu ngirim barang. Aku mau ngasih gift buat mereka kapan-kapan."
Astro hanya menggumam mengiyakan. Dia menyelesaikan gamenya dan meneguk minuman isotonik yang mulai berembun, "Website kamu baru aku kerjain semalem. Kayaknya seminggu lagi selesai. Nanti aku kasih liat dulu ke kamu, suka atau ga."
"Thank you."
"Tadi kamu ngirim paket ke luar negeri kan?"
"Iya, ada tiga. Dua ke Singapore, satu ke Taiwan. Kenapa?"
"Barang-barang itu kena pajak?"
"Di ekspedisi tadi ga kena, tapi di ekspedisi lain kena. Aku ga ngerti gimana bisa gitu. Aku pakai yang tadi karena ga kena pajak, jadi biaya pengirimannya lebih murah."
"Kalau gitu kamu bisa buka pasar keluar. Nanti aku tambahin fitur bahasa Inggris di website kamu."
"Bayarannya ga nambah kan?"
"Nambah dong."
"Mau nambah apa?"
"Nanti aku pikirin dulu."
"Mbak, kain yang tadi kutelepon, udah ada?" tanya seorang perempuan di depan meja kasir dengan seorang teman di sebelahnya menarik perhatianku.
"Atas nama siapa ya, Kak?" Yeni bertanya untuk memastikan pesanannya.
"Angelica Kusumohardjo."
Aku tahu itu dia. Tasya memberitahuku saat lomba dance akan dimulai kemarin. Aku melirik Astro yang terlihat biasa saja walau kami sama-sama sedang memperhatikan apa yang terjadi di depan sana.
"Sebentar ya, Kak. Aku cek dulu. Silakan duduk." ujar Yeni sambil mempersilakan Angel dan temannya duduk di deretan sofa tak jauh dari kasir.
"Kamu beneran mau nungguin di deket mobilnya sampai dia dateng? Jauh tau dari sini, beda dua blok." ujar teman Angel yang terlihat keberatan.
"Iya dong. Kapan lagi dapet kesempatan nebeng bareng? Nanti kamu duluan aja kalau aku ketemu dia."
"Yakin banget itu mobil dia?"
"Yakin banget, masa mobil calon sendiri ga tau."
"Iya deh, yang calon pacar kan beda."
Angel terlihat bangga pada dirinya sendiri sesaat setelah kalimat dari temannya terlontar.
"Kamu mau biarin aja anak baru itu nempel-nempel dia?" teman Angel bertanya.
"Diemin aja dulu, nanti juga dia bosen. Anaknya juga ga cantik amat kok."
"Tapi suaranya bagus loh. Kemarin aku denger dia nyanyi. Anak-anak langsung pada heboh."
"Dia keliatan bagus soalnya ada Zen."
"Banyak yang bilang kayaknya Zen suka sama dia. Aku denger mereka ngelukis bareng yang katanya mau dipajang di samping mading itu."
"Paling dia numpang nama aja. Zen kan emang lukisannya bagus. Dia selalu jadi bahan pujian guru kesenian dari SMP dulu."
"Kak, pesanannya dicek dulu ya." ujar Yeni sambil mengeluarkan sebuah paper bag besar berisi beberapa motif kain yang berbeda. "Organza polkadot warna hitam 2 meter, katun motif garis merah 2 meter, twistcone warna gold 3 meter. Betul?"
"Jadi berapa?"
"Rp 590.000, Kak. Mau cash atau pakai card?"
Angel tidak menjawab. Dia hanya membuka dompet dan mengeluarkan sebuah kartu. Yeni menggesek kartu itu di mesin EDC, meminta PIN dan memberi struk sebagai tanda bukti pembayaran.
"Makasih ya, Kak." ujar Yeni yang mengakhiri transaksinya.
Angel segera pergi tanpa mengucapkan apapun pada Yeni yang sudah melayaninya dengan baik. Dia melanjutkan percakapan dengan temannya, tapi tak terdengar lagi olehku.
Aku menatap Astro dan mencoba menggodanya, "Dia cantik."
Astro menatapku tajam, "Ada yang lebih dari sekadar cantik."
"Apa?"
Astro menatapku lama sekali, tapi tak mengatakan apapun. Alih-alih menjawabku, dia meneguk habis isi kaleng minuman isotoniknya dalam sekali tarikan napas.
Ada apa dengannya? Apakah aku membuatnya merasa tersinggung?
"Aku ga jadi ke toko action figure. Cari aku di atas kalau ada apa-apa." ujar Astro sambil bangkit dan membuang kaleng di tempat sampah di samping pintu.
=======
Temukan nou di Facebook & Instagram : @NOUVELIEZTE
Untuk baca novel nou yang lain silakan ke : linktr.ee/nouveliezte
Novel ini TIDAK DICETAK.
Novel pertama nou yang berjudul "Penikmat Senja -Twilight Connoisseurs-" ini EKSKLUSIF & TAMAT di aplikasi WEBNOVE.L. Pertama kali dipublish online di WEBNOVE.L tanggal 2 Juli 2019 dan selesai tanggal 29 September 2020.
Kalau kalian baca part berkoin di chapter 74 [PROYEK] & seterusnya selain WEBNOVE.L, maka kalian sedang membaca di aplikasi/website/cetakan BAJAKAN dan nou ga ikhlas kalian baca di sana. Silakan kembali ke LINK RESMI : http://wbnv.in/a/7cfkmzx
Semoga readers sehat, lapang rejeki, selalu menemukan solusi terbaik apapun masalah yang sedang dihadapi dan bahagia bersama keluarga tersayang. Nou sangat menghargai kalian semua yang mendukung novel ini dengan nulis komentar & review, juga gift karena bikin nou semangat.
Terima kasiiiih buat kalian yang SHARE novel ini ke orang lain melalui sosmed yang kalian punya. Luv kalian, readers!
Regards,
-nou-