Chereads / senyumanmu yang kutunggu / Chapter 6 - 6. Rumah sakit

Chapter 6 - 6. Rumah sakit

berjalan sendiri merasa sepi. matahari senja begitu indah. suara gemuruh ombak begitu jelas, dan burung burung terbang di udara, merasa bebas tapi tetap takut. Meskipun sekarang sudah berubah, tapi perlu juga waspada.

berandai andai tak merubah apapun, bila saja waktu itu dia berusaha, pasti tak akan sehampa ini. Tapi, apa boleh buat semua sudah terjadi.

.... ....

Di selang selang kesibukannya, dia selalu menyempatkan Setiap 1 bulan sekali untuk datang ke suatu tempat. Fariz berjalan menyusuri sungai dan berhenti di tempat duduk umum, seolah olah sedang menunggu seseorang. Dia membawa 1 buket bunga dan sebuah jaket.

Dia duduk santai, terkadang ber olahraga hanya untuk membuang waktu sampai sore. tanpa di sadari dia tertidur dengan pulas.

suara langkah kaki setengah berlari terdengar. Fariz berpura pura masih tertidur. hingga langkah itu semakin dekat. tiba tiba, terdengar seperti suara asistennya memanggil.

"bos bos, bangun bos". (Jodi)

"ada apa". (Fariz)

"kenapa anda tidak membawa Hp, bos?" (Jodi)

"kamu kan sudah tahu, kalau setiap datang kesini aku tak ingin di ganggu." (Fariz)

"iya maaf bos, tapi sekarang gawat bos, nyonya besar pingsan" (Jodi)

"apa (dengan ekspresi kaget), kenapa kamu baru bilang!!." (Fariz)

Jodi menggerutu dalam hati.(iya iya asisten pasti yang selalu selalu salah).

Fariz dan Jodi (sekertaris nya) segera meninggalkan tempat itu dan pergi menuju rumah sakit. setelah 30 menit perjalanan, akhirnya sampai. Fariz, segera turun dari mobil (sedangkan Jodi memarkirkan mobilnya). Dia berlari keruang resepsionis dan bertanya di ruang berapa ibunya berada.

Di saat Fariz berjalan ruang VIP, dia melewati ruang inap kelas biasa, dan sampai di depan ruang nomor 31, Fariz berhenti karena melihat seorang wanita sedang duduk di ruang tunggu. Fariz agak terkejut dengan sosok wanita itu, dia memandanginya cukup lama. dalam hati (apa benar itu DIA) ingin rasa untuk memastikan. tapi dia dikagetkan oleh Jodi yang tepat di belakangnya.

"bos, nyonya berada di ruang VIP sebelah". (Jodi).

"Jodi, tolong bantu saya cari tau tentang gadis itu (menunjuk ke arah seseorang yang sedang duduk)." (Fariz berkata dalam hati, kali ini aku pastikan tidak akan melepaskanmu).

"siap bos." (Jodi merasa heran dengan sikap Fariz yang ngga seperti biasanya.)

Fariz masuk keruang ibunya berada, dan melihat seorang wanita cantik berada dekat ibunya. wajahnya langsung berubah masam. Fariz melihat mantan kekasihnya dan juga seorang penipu ulung. Fariz berjalan menghampiri ibunya, berpura pura tidak melihat wanita di sebelahnya dan mengacuhkannya.

"Tante, aku keluar dulu ya". wanita itu pergi keluar karena merasa tidak dianggap.

"iya Talita, makasih ya udah nemenin Tante." ibu Fariz melambaikan tangan kepadanya, dan Talita membalas dengan senyuman.

"mah, kenapa bisa terjadi?" (Fariz khawatir)

"ngga, mamah cuma kelelahan." ( ibunya)

"memangnya mamah tadi lagi ngapain, kok bisa sampai pingsan?" (Fariz)

"tadi mamah sedang mengunjungi panti Jompo, mungkin karena mamah lupa ngga makan dulu, jadi pusing deh". (ibunya)

"terus siapa yang menolong mamah?". (Fariz)

"tadi, saat mamah melakukan kunjungan, di situ juga ada seorang gadis muda yang menjadi sukarelawan. ketika mamah mau ke toilet, mamah merasa pusing dan pingsan di toilet, dia yang menolong mamah. Dia orangnya sangat cantik, malah lebih cantik dari Talita" (ibunya)

"sekarang dimana orangnya mah? biar aku menyampaikan tanda terima kasih padanya?" (Fariz)

"saat suster datang mamah menanyakan gadis itu. suster bilang, dia sudah pergi dan menitipkan salam maaf buat mamah, karena tidak bisa menemani, dia pergi karena ada urusan."(ibunya)

"baiklah, sekarang mamah sudah sembuh kan? kita pulang saja. Jodi sudah mengurus bagian administrasi." (Fariz)

Jodi pergi menghampiri Fariz dengan terburu buru. saat berlari dia menggerutu dalam hati (kenapa hari ini aku sial banget yah, harus berlarian kesana kemari).

"Bos gawat Bos, aku mendapat pesan dari Talita" katanya dia mau mengakhiri hidupnya. sekarang dia berada di atas gedung rumah sakit ini. "Dan dia juga mengancam kalau Fariz tidak menemuinya dalam waktu 30 menit dia akan melompat." Jodi menyampaikan dengan buru buru dan takut.

"biarkan saja dia mengakhirinya hidupnya." dengan dingin Fariz menanggapi ketakutan Jodi.

ibunya Fariz yang mendengar pesan itu, langsung merasa sedih. ia memandang Fariz merasa kecewa pada putranya, karena sikap dingin dan acuhnya.

"Fariz, bila kamu tidak mau menolongnya, mamah ngga mau lagi menganggap kamu lagi" dengan nada mengancam dan sedih ibunya berkata.

Fariz pun berlari......