Nami berjalan menuju pintu gerbang tak tertembus itu. Walau sebelumnya pintu itu rusak. Akan tetapi, itu segera diperbaiki dengan cepat, dan terlihat baru lagi.
Kalau ditanya soal raut wajah, maka tak ada jejak kebahagiaan sekalipun darinya. Melainkan raut wajah menunduk sedih. Apakah tujuannya menjadi kaya raya akan terkubur dengan mudah?
Apakah makanan yang belum pernah berani ia coba. Karena kemahalannya akan menjadi mimpi tak tersampai?
Ia menggigit bibir bawahnya ingin menangis.
"Tunjukkan identitas anda!" Cegat pengawal pintu gerbang baru itu dengan raut wajah dingin, dan mencoba melirik seseorang yang berdiri di belakang pemuda itu.
Gadis miskin? Seorang budak?
"Apa yang anda lihat? Tunggu saya punya...Eh?" Kaisar sihir nampak memucat ia ingat sekarang bahwa telah meninggalkan token emas kerajaan di ruangannya.
"Saya melupakan token kerajaan saya di istana dalam." Ujar kaisar sihir dengan wibawa tinggi.
Kedua penjaga itu mengernyit. Mereka saling melirik satu sama lain. "Berarti kalian tidak bisa masuk. Walau pakaian anda tuan nampak sama dengan para bangsawan di dalam sana, bukan berati kami percaya dengan mudah. Terlebih lagi anda menghina kerajaan. Karena mengaku sebagai anggota kerajaan." Ledek salah satu penjaga gerbang baru itu.
"Sebelumnya sudah ada beberapa yang mengaku sebagai bangsawan. Tapi ternyata mereka hanya orang rendahan yang berharap menjadi orang tinggi. Benar-benar penipu," Timpal satu penjaga baru lainnya.
"Saya benar-benar anggota kerajaan. Saya adalah kaisar sihir." Ungkap kaisar sihir dengan raut wajah dingin, dan membuat punggung belakang kedua penjaga itu merinding.
"Apakah pemuda ini gila? Pemuda tampan. jika anda mengatakan diri anda adalah seorang kaisar sihir. Berarti saya adalah kaisar sihir terdahulu. hahaha..." Ujar mereka sambil tertawa meledek ke arah kaisar sihir yang langsung merah padam, marah.
Nami yang mendengar ledekan itu mengangguk setuju dan ia benar-benar sependapat dengan mereka. Kalau dia benar seorang kaisar sihir mengapa dia terlihat nampak muda, dan sangatlah tampan.
Nami pun segera berbisik di belakangnya, "Tuan muda, apakah anda menipu saya? Dan mengaku-ngaku sebagai kaisar sihir? Bukankah ini keterlaluan. Begini bagaimana kalau anda melepaskan saya. Daripada saya menjadi saksi bahwa anda mengaku sebagai seorang kaisar sihir." Tawarnya mantap.
Nami berhasil membuat raut wajah kaisar sihir jauh dari kata merah padam. Dia seperti dipermalukan. Ia mengeluarkan aura penindasan yang kuat, gelap, dan dingin. Sontak bulu remang dua penjaga itu merinding sekali lagi.
Gubrak!
Kedua orang itu langsung bertekuk lutut ke tanah, seolah ada sebuah kekuatan yang memaksa mereka untuk tunduk oleh pemuda di hadapan mereka, tidak lain adalah kaisar sihir.
Sedangkan Nami yang berdiri di belakang tidak terpengaruh sama sekali dengan aura penuh penekanan itu. Mengingat aura milik Nami jauh lebih kuat sebenarnya.
Ketika Nami mengeluarkannya orang-orang akan tidak sadarkan diri dan tubuhnya akan tertekan oleh gravitasi kuat di tanah, bahkan mereka bisa mati.
"Apakah kalian masih tidak percaya?"
"Tidak! Kami tidak percaya! Anda penipu dengan kekuatan sihir yang kuat. Apakah anda pemberontak sebelumnya? Kami takkan membiarkan anda lewat!" Elak kedua penjaga itu berusaha berdiri, tapi sekali lagi tidak mampu, dan mereka memuntahkan seteguk darah.
Alhasil orang-orang yang berada di luar pintu gerbang, lebih tepatnya rakyat menengah berkerumun di tempat ini. Ingin menonton. Dan alhasil para wanita, baik yang kecil maupun yang dewasa, hingga usia lanjut terpukau dengan ketampanan yang sangat langka itu.
"Pemuda itu tampan sekali!"
"Siapa dia? Apakah dia seorang bangsawan? Mengapa dia sangat begitu tampan? Ini seperti keindahan yang tak tertandingi!" Jerit para wanita,
Nami mengangguk setuju. Dan-- sebuah ide cermelang muncul dipikirannya. Oh my lord! wajah pemuda ini mampu menghasilkan uang melimpah untuknya.
Nami mengeluarkan senyum licik dan mata duitannya yang hijau itu. Ia pun sekali lagi berbisik, "Tuan muda, anda berhasil menarik perhatian. Bahkan beberapa para gadis menjerit melihat anda." Kaisar sihir mendengar celotehan Nami.
Dan segera melirik para kerumunan dengan tatapan membunuhnya. Seolah jangan menganggu, dan bubarlah. Dan itu malah membuat semua wanita terpesona lebih jauh lagi.
"Aku akan mati dalam tenang. Setelah melihat sebuah keindahan." Ujar seorang nenek yang telah terbaring ditanah, dan itu adalah kata terakhirnya, dibarengi dengan senyum kebahagiaan. Jangan bercanda!
Rohnya melayang ke udara dengan lingkaran cincin emas di atasnya. "Nenek!" Ujar cucu laki-lakinya yang kecil itu.
Kaisar sihir tersenyum getir apa-apaan dengan suasana ini. Padahal ia mengenakan topeng. Tunggu topeng... ke mana topengnya. Ini buruk.
Topeng kaisar terlepas saat mendapat pukulan telak dari Nami. Topeng itu ialah sebuah topeng opera phantom yang dilapisi warna emas dan perak dengan setengah wajah, tak lupa bulu merak sebagai pendukungnya. Topeng itu hilang entah ke mana, tanpa disadari kaisar.
"Ketampananmu berhasil membunuh orang lain, tuan muda. Tapi itu tidak berlaku bagi saya." Nami mengingat kejadian sebelumnya, kalau dia seorang kaisar sihir bagaimana bisa ia begitu lemah.
Sontak setelah mengingat itu Nami membuat cegiran meremehkan, anda begitu lemah.
Kaisar sihir mengerti ekspresi itu, ia nampak direndahkan oleh rakyatnya sendiri. Betapa memalukannya. Segera ia memberi sinyal kembang api di udara, lebih tepatnya tanda kerajaan.
"Tanda ini bukankah..." Pengawal itu memucat.
"Tuan muda, apa yang anda lakukan? Anda benar-benar senang menarik perhatian rupanya. Anda benar-benar buruk. Atau begini saja bagaimana kalau kita kerja sama menghasilkan uang dengan ketampananmu. Eh?!" Pintu gerbang terbuka, dan para ksatria sihir elite dalam bayangan tepat berdiri di tempat ini.
Dan menteri pertahanan telah keluar dari pintu gerbang segera memberi hormat kepada kaisar sihir, begitu juga yang ksatria shir lainnya.
Kaisar menoleh ke arah Nami sambil memberi senyuman sinis, seolah tersirat sekarang anda percaya bahwa saya seorang kaisar sihir, bukan?
Nami mengangguk setuju dengan senyuman kaku. Kalau dia kaisar sihir sebenarnya maka hidupnya tidak lama lagi. Siapa saja biarkan dia menjauh dengan orang itu (kaisar sihir) !
***
Seorang wanita paruh baya sedang merajut pakaian musim dingin untuk cucunya. Mengingat musim dingin tidak lama lagi.
Smile!
Sekilas ia mengingat sebuah senyuman ramah, lalu berganti ke raut wajah dingin seseorang yang dikenalnya. Dan wajah itu terlihat sama dengan pemuda yang tak sadarkan diri tadi.
"Bukankah dia terlihat seperti Riku?" Bingung wanita paruh baya itu.
Dia menepuk jidatnya. Cucunya dalam masalah sekarang. Sebab orang-orang yang paling ia ingin hindari adalah kerajaan. Terlebih cucunya tidak boleh berhubungan dengan mereka. Kecuali melalui pesan rahasia tanpa ada tatap muka langsung.
Dia segera mencari keberadaan cucunya itu melalui pikirannya.
***
Nami berjalan diperkotaan yang luas , indah, kaya, dan lezat ini. Dia nampak tidak peduli dengan tatapan mencela orang-orang yang melihatnya duduk di atas kuda bersama kaisar yang sedang mengendarainya.
Diikuti oleh para bawahannya di belakang. Nami menjatuhkan iler yang banyak dari mulutnya. Saat matanya tertuju pada toko yang bernama Hotty's Beef High Mana. Bau harum aroma daging yang menyengat tercium dari hidungnya.
Kaisar sihir mengerutkan keningnya saat ia merasakan sebuah tetesan air yang jatuh tepat di atas punggung tangannya, "Bagaimana bisa tanganku basah? Tidak ada tanda hujan sedikut pun. Dan ini tidak berasal dari keringatku. Ini aneh, kenapa terasa berlendir." Segera ia memeriksanya.
Seketika itu wajahnya shock berat. Air, air, itu berasal dari air liur seorang gadis yang ia tahan sekarang. Gadis itu segera menoleh ke arahnya. "Yang Mulia! Bisakah kita berhenti sebentar di sana?" Tunjuk gadis itu ke arah toko daging itu sambil sesekali menyeka liurnya dengan tangan.
Kaisar sihir segera berhenti dan menoleh ke arah toko itu. Jadi penyebab kesuciannya dikotori adalah toko daging itu. Tunggu saja setelah ia membawa gadis ini ke sana. Ia akan meminta menterinya, yang merupakan tangan kanannya. Segera menutup toko itu.
Secret Roman : Rupanya kaisar sihir seorang pendendam, jangan ditiru. Untung ganteng. Notice me, my lord>.<
Kaisar sihir menunjukkan ekspresi yang rumit. Sedangkan gadis itu, Nami. Terlihat tidak peduli, dan malah memberi tatapan seekor anjing kecil yang menggemaskan sekaligus menunjukkan aura tolong bersimpatilah padaku.
"Sebelum anda menghukum mati saya. Bisakah Yang Mulia menunjukkan kuasamu pada rakyatmu yang jelata ini. Dengan membiarkannya mencicipi daging mahal itu sebelum kematiannya terjadi. Jika anda menyetujuinya saya tidak akan memiliki dendam apa pun pada anda, dan akan mendoakan keturunan anda sampai 8 generasi mengalami keberuntungan dalam kehidupannya." Pinta Nami dengan nada menjilat.
Stt...
Air liurnya sudah tergenang jatuh ke bawah seperti air mancur saja. Kaisar sihir menunjukkan ekspresi gelap dan jijik.
Tidak bisakah gadis di hadapannya tidak menunjukkan sikap seolah ia tak pernah makan selama hidupnya, dan bukankah ia malah membuat dirinya terlihat seperti kaisar sihir berdarah dingin dan kejam pada rakyatnya sendiri. Dan siapa juga yang ingin mengambil kematian gadis ini?
Kaisar sihir menghela napas panjang, lalu segera merogoh sesuatu di balik jubahnya. "Lap liurmu dengan sapu tanganku. Kita akan ke sana." Balas kaisar sihir dengan ekspresi datar.
Dua pejapat tinggi negaranya berbisik di sisi belakang dengan kuda hitam dan dark brown yang mereka kendarai sekarang. "Ini pertama kalinya saya melihat, Yang Mulia. Begitu perhatian dengan seorang perempuan. Tapi anehnya ia malah dengan senang hati bercengkrama dengan gadis miskin dan bau itu." Bisik menteri pertahanan dengan raut wajah yang rumit.
"Kupikir tidak ada yang aneh. Tapi di satu sisi sebagai tangan kanannya. Saya turut bahagia tidak lama lagi kita memiliki seorang ratu. Bukankah ini adalah kabar baik?"
"Tapi dia terlihat dari golongan masyarat kelas tingkat bawah II? Ini bukanlah kabar baik."
"Apa yang kau katakan, Rainer? Tidak masalah seberapa jauhnya golongan kelas wanita itu. Selama Yang Mulia menyukainya, tidak ada dari kita yang akan menentangnya. Ini adalah berita baik bahwa Yang Mulia merupakan seorang pria dewasa yang normal." Tegur Andreas yang notabene tangan kanan kaisar. Lebih tepatnya ahli strateginya.
"Aku menyerah. Aku takkan bisa sekali pun mengalahkanmu dalam berdebat Andreas. Tapi tidakkah kau pikir Yang Mulia ibu suri akan menerimanya?"
"Jangan tanyakan padaku. Kita hanya perlu lihat saja ke depan. Tindakan apa yang diambil Yang Mulia kaisar sihir nantinya."
Mereka berdua mencapai titik terang. "Toko daging?" Kompak mereka berdua.
Melihat kaisar sihir turun dari kuda membantu gadis miskin itu, Nami. Turun dari kuda pegasusnya yang indah itu. Sedangkan Nami terlihat menerimanya begitu saja. padahal ia bisa turun dengan mudah tanpa bantuan sama sekali.
Mengingat kaisar sihir akan membelikannya daging, ilernya kembali jatuh. Ia akan menerimanya dengan senang hati. Oh saudara dan saudariku yang empuk dan lezat. Ke marilah wahai daging sang punjaga hati gadis miskin ini, come to mama.