Nami menatap neneknya dengan kening berlipat. Mengapa setiap kali dia ingin melakukan sesuatu neneknya bakal menolaknya.
Tapi ayolah! Dia tidak memiliki keberanian apa pun. Selain menanyakannya.
"Kau hanya akan mengekspos dirimu! Terlebih lagi pasti kaisar sihir akan mencarimu."
"Nenek juga!"
"Oh iya nenek lupa! Namun lebih dari itu. Sebaiknya kita kembali ke desa. Di mana tidak ada pengguna sihir."
"Saya menolak!"
"Apa?"
"Nenek! Dengarkan Nami!"
"Ya, nenek sedang mendengarkanmu. Tapi kau belum mengatakan apa pun!"
"Aduh nenek, jangan potong apa yang Nami bicarakan!" Sedih Nami,
"Ok lanjutkan!"
"Begini nenek!" Jelas Nami berhenti sejenak seolah agar penjelasan memiliki nada, dan terdengar misterius.
Kening nenek nami berlipat menghitam, apakah anak ini sedang bercanda padanya? "Iya? Cepat jelaskan! Jangan pakai tanda jeda!"
Nami menyadari ekspresi kesal neneknya, ayolah biarkan Nami terlihat keren sedikit.
Dia hanya terkekeh pelan, dan segera menjelaskannya. "Hehehe...alasan sebenarnya Nami ingin masuk ke sekolah sihir. Karena setelah lulus Nami bisa menjadi ksatria sihir!"
"Nenek menolak!"
Rasanya Nami ingin menangis, "Nenek, Nami belum selesai ngomong!" dia jongkok di tanah putus asa, dan membuat lingkaran. Kenapa neneknya selalu membuat cucunya terlihat buruk?
Melihat cucunya putus asa. Akhirnya dia menyadari kesalahannya. "Oh maaf! Lanjutkan!"
"Nenek jangan potong ya!" Nenek Nami mengangguk setuju.
Sedangkan mata Nami sudah mulai berkaca. Bisakah neneknya tidak memotongnya. Dia benar-benar seperti orang yang ditinggalkan.
Nami menarik napas panjang. "Nami mendengar dari ibu-ibu di pasar orang yang menjadi ksatria sihir akan mendapat sekantung ruby. Bukankah berarti Nami menjadi kaya mendadak, Nenek?" Lagi-lagi setiap membicarakan uang, Nami segera mengkhayal segala sesuatu, dan sekali lagi dia memproduksi liur.
Nenek Nami memberi ekspresi mengernyit dengan alis saling bertautan. Jadi itu alasannya. Bukankah ksatria sihir berarti dia akan menjadi bagian dari kerajaan.
Itu artinya dia ingin ketahuan segera. Anak ini, tidak bisakah dia lebih bodoh lagi?
Nenek Nami segera menggelengkan kepalanya, "Nenek menolak!"
"Nenek! Kenapa menolaknya lagi! Bukankah ini sekantung ruby! Kita kaya! Dan tak perlu bekerja keras lagi!"
"Mengapa sampai hari ini otakmu tak pintar sama sekali. Kalau kau menjadi ksatria sihir berarti kau akan menjadi bagian dari kerajaan. Itu sama saja bunuh diri tahu!" Kecam neneknya, dan Nami melupakan poin itu.
Nami segera menggosok liurnya lagi. Dan melupakan poin penting itu.
"Biar nenek saja menjadi ksatria sihir!" Lanjut neneknya dengan sikap yang sama seperti cucunya memproduksi liurnya, dan mengkhayalkan menjadi wanita karir lebih layak.
Sontak mulut Nami terbuka lebar dan rahangnya hampir jatuh ke tanah. Ayolah siapa yang bodoh sekarang. Dengan penampilan tua neneknya.
Apakah ada yang ingin mempekerjakannya?
Mengingat neneknya setiap kali menjalani latihan fisik ringan. Dia sudah mengeluh punggung encok.
"Nenek, Nami menolak!" Kali ini giliran cucunya menolak.
"Kenapa?" Perasaan ini benar-benar de javu.
"Karena nenek sudah tua!" Seperti ada sambaran petir yang menimpanya. Seharusnya wajah dan tubuh nenek Nami tidak mengalami penuaan.
Mengingat seseorang yang mampu memperkuat sihirnya lebih tinggi, akan mempertahankan awet mudanya.
Tapi karena suatu insiden, dia tak bisa merawat penampilan mudanya. Dan harus berakhir menjadi tua, seperti manusia normal tanpa sihir.
"Apa?" Neneknya benar-benar sensitif dengan kata tua padahal sebelumnya dia mendapat julukan femme fetale!
Femme Fetale adalah seorang wanita misterius, sangat cantik, cerdas, dan memiliki daya tarik s*ks yang kuat hingga siapa pun akan rela melakukan apa pun untuknya. Dan itu menandakan bahwa dia paling berbahaya.
Nami memijat pelipisnya, neneknya benar-benar sudah lupa dengan masalahnya.
"Tentu saja! Apakah nenek sudah lupa dengan pinggang nenek?"
"Ada apa dengan pinggangku?" Bingung nenek Nami dengan wajah tak berdosa.
Apakah Nami harus merayakannya dengan kegembiraan atau menangis suka cita?
Nenek Nami segera mencoba melakukan olahraga ringan, dengan memutar pinggangnya ke kiri dan ke kanan.
krek!
"Nenek!" Jerit Nami tragis neneknya sudah jatuh ke tanah, dan patah tulang. Benar-benar pemandangan horror!
***
DI istana mengalami kegemparan. Bagaimana tidak kaisar sihir telah membawa pulang seorang wanita yang ingin dinikahi.
Akan tetapi sayangnya wanita itu kabur. Dan menghilang tanpa jejak.
Jadi dia segera mengumpulkan para menteri untuk membahasnya. Kali ini bukan kaisar sihir yang memimpin sidang.
Tapi ibunya yang sangat bersemangat. Seolah dia harus menemukan kekasih lamanya, bibinya.
Kaisar sihir yang tak pernah melihat ibnya terlalu bersemangat akan sesuatu. Jadi mempersilahkan ibundanya memimpin.
Dan sampai pada keputusan. Bahwa membagikan seluruh selebaran di papan buletin pemerintahan.
Di tempat di mana para hunter mengumpulkan misi dan mendapatkan uang juga.
Dalam kurun waktu setengah hari, berita itu sudah tersebar. Wajah wanita itu, oh tidak gadis itu, sudah digambar dengan cara signifikan persis sama.
Baik dari perubahan cantik, maupun gayanya yang sangat miskin.
Begitu juga tak melupakan wanita kesayangan ibundanya, bibi, dan sekaligus nenek Nami.
Siapa yang berhasil menemukannya, atau memberitahukan di mana mereka sekarang. Akan mendapatkan 100 keping ruby! Bukankah tingkat sosial seseorang akan bertambah.
Ini seperti mengubah upik abu menjadi cinderella yang mendapatkan seorang pangeran(kekayaan)
Segera masyarakat berbondong-bondong mencarinya. Dan para hunter pencari hadiah besar tak akan tinggal diam.
***
Nami menatap neneknya tak sadarkan dan terbujur kaku di atas tempat tidur.
Harusnya dia tak memancing neneknya.
Bau obat-obat tersebar memenuhi ruangan.
Dan dia bukanlah di tempat mana mendapat ruangan tersendiri.
Tapi bergabung dengan beberapa pasien lain.
Ntah kenapa para pasien pria mau pun pengunjung pria lainnya menatapnya dengan tatapan seolah ingin menerkam singa betina.
Apa yang salah? Apakah Nami terlihat sakit juga? Ini buruk! Biaya tambahan rumah sakit akan mengacaukan hidupnya.
Mari katakan Nami hanya memiliki 500 koin perak. Dan harga penginapan rumah sakit besar ini 5 koin emas. Ini namanya gol bunuh diri bukan?
Seorang pengunjung pria yang bergaya bangsawan dan berperut buncit.
Dia tampaknya memiliki keberanian untuk mendekati Nami. Yang bernampilang compang-camping.
"Nona apakah anda bersedia menjadi selirku?" Tanya bangsawan itu sombong tanpa memperkenalkan dirinya sama sekali, dan langsung ingin menjadikannya wanitanya sontak air wajah Nami menghitam.
Setelah seorang bangsawan berani mengajukan lamaran, diikuti yang lainnya.
Apakah mereka gila? Penampilannya sekarang wanita miskin.
Dan dia tampak kumuh oke, dan terlebih lagi dia menghindari kata pernikahan!
"Saya menolak!"
"Apa? Kenapa kau menolak?! Kau hanya gadis miskin! Bukankah nenekmu sedang sakit dan memerlukan perawatan? Bukankah ini adalah bisnis yang baik. Kau menjadi wanitaku, dan nenekmu akan ku pindahkan ke tempat perawatan lebih baik?!" Kesal bangsawan pelamar pertama dengan perut buncit itu.
Begitu juga pelamar yang lain tak terima. Tapi setelah itu mereka melakukan perkelahian gesit di rumah sakit, oke, ini buruk mereka saling memperebutkan dirinya.
Apakah mereka sehat? Dia sudah kumuh begini dan tidak begitu menarik. Mengapa mereka masih ngotot, dan marah saat ditolak. Susah jadi populer.
Neneknya telah sadar dari tidur lelapnya. Dan segera memberitahu cucunya untuk segera pergi melalui telepati dan menjelaskannya. Karena wajahnya jauh lebih bersih dari sebelumnya.
Bukankah sebelumnya telah dijelaskan wajahnya akan membawa malapetaka.
Ah Nami lupa!
Segera dia mengambil kesempatan menyelip melewati kerumunan para pelamar keluar dan menghindari.
Dia dan neneknya memutuskan untuk kabur dari rumah sakit. Selain menghindari para pelamar sekaligus. Kabur dari lilitan pembayaran.
Penyebabnya dia hanya memiliki 500 koin perak, dan neneknya hanya memiliki 2 koin emas.
Itu berarti kalau digabungkan hanya 2,5 koin emas yang ada.
Sedangkan biaya rumah sakit sebesar 5 koin emas, jadi tinggal 2,5 koin emas.
Tapi setelah mereka mendapat cukup uang. Bagaimana mereka bisa menjalani hidup dengan baik dan mengumpulkannya lagi! Benar-benar melakukan bunuh diri.
Tak lama setelah insiden kaburnya Nami, dan di susul dengan menghilang neneknya Nami menggunakan teknik teleportasi di bawah tubuhnya segera.
Perawat ruma sakit yang mendapat keluhan dari beberapa pasien lain, karena keributan di kamar pasien 5078. Segera datang ke tkp.
Segera menghentikan keributan itu. Semua orang yang bertengkar berhenti. Tapi ada hal yang mencurigakan terjadi. Gadis itu dan neneknya menghilang.
Apakah mereka tidak salah lihat?
Bagaimana bisa?
Perawat yang tahu pasien baru itu. Segera mencari di mana mereka. Karena tak membayar biaya rumah sakit.
Tapi sayangnya dia dan para pelamar Nami lainnya mencari dua orang itu, tak pernah mendapatpun sedikit jejak mereka.
Pada akhirnya, tanpa Nami sadari dan neneknya. Mereka menjadi buronan orang-orang tersebut. Pencarian pertama,
Laporan : Penjahat tak membayar biaya rumah sakit.
Hadiah: 2 koin emas.
Beserta foto kedua orang tersebut.
Laporan Pencarian kedua dari para pelamar
Laporan: Dicari wanitaku yang kabur dari pernikahan bersama neneknya.
Hadiah : 5 koin emas
Beserta foto kedua orang tersebut.
Nami dan neneknya memakai jubah lusuh menutupi wajah mereka. Mereka telah kabur cukup jauh dari rumah sakit.
Namun belum cukup berselang sehari. Mereka sudah mendapat berbagai laporan. Pertama mereka diincar kerajaan, rumah sakit, bahkan para pelamar Nami.
Nami menatap kaku papan laporan buletin pemerintahan bersama neneknya.
"Nenek bukankah itu wajah kita?" Bisik Nami pada neneknya.
"Kau benar itu kita." Balas nenek Nami dengan wajah tak kalah pucatnya dari Nami.
Segera nenek Nami menarik Nami untuk pergi dari sini. Mereka benar-benar mengutuk orang-orang itu yang menjadikan mereka sebagai tersangka kejahatan.
Bukankah sebaiknya mereka langsung memberikan mereka uang, dari pada menjadikan mereka perburuan seperti ini?!
***
Nami sudah pergi jauh dari pembatas kelas sosial masyarakat.
Tak lama mendapat tempat yang aman dari orang-orang. Mereka melakukan sidang ulang. Lebih tepatnya mereka berada di hutan terlarang.
Memiliki banyak sekali hewan roh tingkat tinggi, mereka ganas dan bahkan bisa mengubah penampilan mereka menjadi manusia.
Setiap kali orang yang masuk ke tempat ini.
Takkan ada jalan keluar, dan mati secara mengganaskan darah mereka akan mengairi sungai dan menjadi minuman enak para binatang roh.
Daging mereka akan dikoyak habis.
Dan tulang mereka akan menjadi furnitur hiasan hutan ini. Benar-benar uji nyali ekstrim.
Hakim : Nenek Nami
Juri: Pohon
Penonton : Binatang roh dan tanaman roh
Pengacara/Pembela : Nami
Jaksa/ Penuntut : Nenek Nami
Tertuduh/Tersangka : Nami
Saksi : Nami
"Sidang dimulai!" Entah kenapa sudah ada meja dan palu di atas meja.
Dan nenek Nami sebagai pemimpin sidang telah memegang palu, dan mengetuk meja, seolah sidang telah dimulai.
Ada yang bisa memberitahukan jenis lelucon apa ini? Ini benar-benar tidak lucu sama sekali.
Nami duduk gugup di atas kursi yang sudah tersedia ditas ajaibnya.
Yang bisa menyimpam barang apa pun. Dengan segala ukuran bahkan gajah bisa ditaruh di dalamnya. Terima kasih kepada kucing robot ajaib masa depan abad 21.
"Saudari Nami. Anda adalah terlapor yang menjadi incaran pemerintah, dan masyarakat. Dipersilahkan untuk membela diri." Sebut hakim (nenek Nami)
Nami segera mengubah statusnya menjadi pengacara berdiri di tempat. "Klien saya, saudari Nami. Tidak melakukan sama sekali kesalahan apa pun, yang mulia hakim!
Dia adalah korban. Pada saat itu dia hanya ingin membantu menyelamatkan kaisar sihir. Tapi ntah kenapa dia dianggap penipu dan dijatuhkan hukuman mati.
Bukankah ini tidak adil? Dan kedua jika dia adalah orang jahat. Mengapa kaisar sihir melayaninya dengan baik memberinya makan dan bahkan mengkomodasikannya pakaian yang indah, dan bahkan menggaruk pungungnya?
Berarti dia bukanlah penjahat seperti laporan tertuduh sebelumnya."
"Keberatan!" Tolak Nenek Nami dari menjadi hakim beralih profesi sekarang menjadi Jaksa/ Penuntut.
"Coba jelaskan!" Persilahkan hakim (nenek Nami)
Secret Roman : Apakah mereka tidak lelah mengganti profesi?
"Terima kasih kesempatannya, Yang Mulia! Saudari Nami apakah anda lupa yang dilakukan kaisar sihir adalah bentuk perwujudan hadiah sebelum anda dihukum mati. Jadi itu sama sekali tak mengubah anda sebagai penjahat terima kasih." Jelas Jaksa dengan penjelasan singkat namun menohok hati.
Seolah banyak anak panah yang menembak Nami. Segera Nami jatuh dari kursinya. Apakah hidupnya sudah berakhir?
Berbagai perdebatan terjadi. Dan sampai pada kesimpulan hakim.
"Saudari Nami. Setelah kami melakukan pembicaraan dengan para juri. Kami memutuskan anda harus mengubah penampilan anda. Agar tidak dikenali orang lain. Itu jalan terbaik agar anda tidak menjadi tersangka pemburuan hadiah dan menjalani kesempatan hidup kedua. Dan sidang hari ini selesai dan ditutup. *ketuk palu."
Secret Roman: Ada yang bisa memberitahuku lelucon apa ini? Jangan buang waktuku membaca cerita sampah ini!
Kembali lagi kehidupan nyata. Nami dan nenek Nami telah membuat kesimpulan mereka harus mengubah penampilan.
Nami mengubah penampilannya dengan menanam tahi lalat palsu sebesar biji semangka di antara alisnya.
Sedangkan nenenknya mengecat rambutnya yang putih menjadi hitam. Kira-kira di mana letak berubahnya! Itu hanya mempercantik mereka bukan?!
"Kau siapa? Mana cucuku?!" Tragis nenek Nami mendorong Nami jatuh ke tanah. Oke, perubahan penampilan mereka berhasil, nenek Nami tak mengenalinya.
Nami yang tersungkur ke tanah meratap sedih. "Nenek ini Nami!"
"Apa? Kau bukan Nami! Nami cucuku sudah terlalu jelek! Kenapa dia harus menambahkan tanda jelek itu!"
"Nenek! Ini Nami! Kita sedang menyamar apakah nenek lupa!"
"Cucuku?!"
"Nenek!"
Secret Roman : *Banting Meja* Panggil penulis cerita ke mari! Aku ingin mengajaknya duel. Ini tidak lucu sama sekali. Bagaimana bisa hanya tahi lalat sebesar semangka. Akan membuat orang lain menjadi orang asing yang tidak di kenali sama sekali!
Tak lama setelah merayakan perubahan mereka. Ada binatang roh tingkat tinggi, yang mampu mengubah penampilannya menjadi sosok manusia sangat tampan dengan aura mempesona.
Nampak mengintruksi sesuatu. Mereka ingin segera pergi dari sini kabur dari dua singa betina pemangsa itu.
"Nona Nami, dan nyonya nenek Nami. Bisakah kami pergi sekarang?"
"Siapa Nami?", "Siapa nenek Nami?" Kompak kedua wanita. Apakah identitas mereka terbongkar secepat ini? Ini belum cukup beberapa menit, jangan bercanda.
"Iya kalian berdua."
Sontak kedua orang ini yang mendengar penyataan itu. Berwajah hitam dengan keringat membasahi pipi mereka. Ternyata benar-benar sulit mengubah identitas mereka.
Secret Roman : Tentu saja bodoh! Aku saja tahu bahwa penyamaran seperti itu mustahil tidak dikenali orang lain! (Asap keluar dari kepala)