Chereads / Doomsday Pillars (Indonesia) / Chapter 52 - Tidak ada harapan

Chapter 52 - Tidak ada harapan

Sekarang hanya tersisa 4 orang di kelompok ini. Tapi mereka tidak memiliki waktu untuk putus asa. Mereka tetap terus menerus berlari. Terlalu banyak zombie dan mereka tidak bisa berhenti berlari. Sepuluh juta orang di kota Jakarta, berapa banyak dari mereka yang berubah menjadi zombie? Dan bagaimana dengan zombie yang berkulit merah? Pemikiran ini benar benar menakuti mereka. Tidak ada yang dapat bertahan dari zombie berkulit merah. Tidak tanpa senjata, menggunakan senjatapun hanya akan menarik perhatian zombie berkulit merah lain.

Setelah 30 menit berlari lagi, mereka akhirnya sampai di tujuan. Mereka disambut oleh sekelompok orang yang sedang menjaga gerbang. Dua lusin pria kuat terlihat menggunakan parang, pisau dan tombak buatan. Mereka tidak hanya melindungi gerbang, mereka juga terus menerus berpatroli keliling perimeter untuk membunuh dan menakuti zombie di sekitar. Orang yang menyambut mereka bernama Keith dan dia sekarang menunjukkan lahan sekolah dan orang yang bertanggung jawab.

Ini adalah bangunan sekolah bergengsi, alasan mereka memilihnya karena bangunan ini memiliki dinding setebal 2 meter di seluruh bangunan. Ada tiga gerbang, gerbang hijau, gerbang ikan dan gerbang kota. Sekolah itu sendiri merupakan bangunan tiga lantai, sehingga dapat melihat dengan baik situasi sekitar. Di sebelah sekolah ada kompleks plaza, orang orang yang selamat telah berhasil memindahkan barang barang yang berguna dan persediaan ke sekolah ini.

Kelompok mereka bertemu dengan pemimpin yang bernama Lea. Dia adalah kepala sekolah disini. pertemuan berlangsung sederhana. Beberapa pertanyaan sederhana mengenai identitas masing masing dan kepala sekolah ingin tahu mengenai situasi di luar untuk mengumpulkan lebih banyak informasi. Adam memberitahunya mengenai zombie berkulit merah. Informasi ini mebuat sang Kepala sekolah khawatir. Lea memutuskan untuk mempersenjatai para penjaga dengan senjata api di ketiga gerbang.

Seluruhnya ada lebih dari 200 orang yang berlindung disini, kebanyakan dari mereka orang dewasa, kemungkinan besar tidak banyak anak anak berhasil bertahan di beberapa hari pertama. Untungnya, ada dokter di antara mereka. Jason dibawa ke pusat medis yang terletak di laboratorium sekolah. Tiga lainnya berkeliling di lahan sekolah berusaha mencari seorang yang mereka kenal atau mungkin informasi mengenai mereka. Melissa terutama berusaha mencari tahu infromasi mengenai pemerintah, ibunya adalah salah satu anggota dewan pemerintah. Namun mereka tidak dapat menemukan apapun. Terlalu sedikit orang yang selamat. Sore hari Jason kembali dengan bebat yang terbuat dari kardus di tangannya, tampaknya paling tidak butuh 2 minggu agar tangannya dapat pulih.

Seluruh orang yang selamat diberikan kebebasan untuk memilih antara aula dan ruang kelas dan mengatur tempat tidur sendiri. Untungnya kelompok mereka memiliki kantong tidur, sehingga mereka cukup nyaman. Akhirnya, setelah berlari dan berkelahi, mereka bisa istirahat sejenak. Sebelum tidur, Daisy berdiskusi dengan yang lain, dia menunjukkan batu kristal yang dia temukan di zombie kulit merah. Semua orang gembira melihat batu itu. Ini adalah spirit stone yang disebutkan di video Akhir Jaman. Batu ini seharusnya memberikan kekuatan pada orang yang memakannya. Daisy menawarkannya pada Adam. Adam berpikir sejenak dan menolak, dia berpikir batu ini akan memberikan Daisy kesempatan lebih besar untuk selamat.

"Kamu yang membunuh, kamu yang mengambilnya" Daisy dapat mengerti maksud Adam dan memutuskan untuk memakannya. Melissa sangat iri, namun dia tidak memiliki hak untuk memintanya. Setelah beberapa menit, Daisy merasakan perubahan di tubuhnya, dia dapat merasakan seluruh otot di tubuhnya berkontraksi dan sesuatu yang hangat mengalir di pembuluh darahnya lalu perlahan mendingin, dia merasakan limpahan energi di dalamnya, Daisy merasa dia dapat melihat dan merasakan sekitar dengan lebih baik.

Hari H+3

Kebanyakan yang selamat memiliki tanggung jawab bergantian berjaga atau ikut dalam kelompok mencari persediaan. Tampaknya setengah lusin penjaga meninggal semalam dan salah satu kelompok pencari persediaan tidak kembali pada waktunya. Sehingga, pagi ini semua orang perlu berpartisipasi. Posisi penjaga seharusnya tidak begitu berbahaya karena lebih banyak orang di sekitar. Hampir semua memilih tugas berjaga, sehingga agar adil Adam ikut dalam mencari persediaan, Daisy memaksa ikut dengan Adam, dia tidak setuju awalnya namun mempertimbangkan Daisy telah memakan salah satu batu itu, dia mungkin akan baik baik saja. Jason dan Melissa tinggal sebagai penjaga.

Tim pencari persediaan adalah kelompok yang terdiri dari 10 orang, sebagian besar pergi dengan tas punggung kosong dan berharap kembali dengan penuh. Tujuan mereka selain makanan dan obat obatan, juga menemukan orang lain yang selamat dan mengumpulkan informasi. Mengumpulkan informasi adalah hal paling penting saat ini. Kemarin tiga kelompok peencari diberangkatkan dan hanya dua yang kembali. Hari ini tiga lagi diberangkatkan. Sayangnya, kelompok Adam diberikan rute yang sama dengan kelompok yang hilang kemarin. Adam menemukan wajah familiar di kelompok ini, Rick, orang yang selamat dari apartemen. Memiliki seorang yang familiar di dekatmu ketika menghadapi situasi berbahaya adalah sesuatu yang baik.

Mereka berhasil mengisi tas mereka, bertemu beberapa orang yang selamat dan membawa mereka kembali. Walaupun mereka tidak menemukan petunjuk mengenai kelompok yang hilang, perjalanan ini dapat dianggap berhasil. Peran Daisy dalam kelompok sangat mengejutkan, anehnya dia tampak tahu bangunan mana yang harus di masuki dan yang mana yang tidak. Daisy lah alasan mengapa perjalanan mereka sukses hari ini.

"Dia pacarmu?"Tanya Rick "Kalau bukan, tolong kenalkan dia padaku"

"…"

Ketika matahari akan tenggelam, mereka akhirnya kembali ke sekolah, namun mereka disambut oleh pemandangan mengejutkan. Sekolah dikelilingi oleh ratusan zombie. Dari kejauhan, mereka dapat melihat penjaga kewalahan. Tidak ada satupun yang bersedia bergegas memasuki lautan zombie.

Hanya 6 dari mereka berani malakukannya. Adam, Daisy, Rick dan tiga lainnya. Sisanya memutuskan untuk tinggal di salah satu bangunan nyaris kosong dengan orang orang yang mereka temukan. Untuk melewati ratusan zombie, kiatnya adalah langsung masuk dalam garis lurus dan jangan ketinggalan, dalam hanya beberapa menit mereka berhasil masuk ke lahan sekolah. Bersamaan dengan itu, mereka diperintahkan menutup gerbang dan bergerak ke bangunan dalam.

Jendela di bangunan pertama di barikade. Keempat pintu masuk dijaga. Semoga pintu masuk yang lebih kecil akan mempermudah penjagaan. Mereka berpisah untuk menemui teman dan keluarga mereka. Adam, Daisy dan Rick menemui kepala sekolah untuk menanyakan kabar terbaru.

"Syukurlah kalian kembali, kelompok yang lain tidak ada yang kembali, antara mereka telah meninggal atau mereka meninggalkan tempat ini melihat situasi sekarang"

"Apa yang terjadi disini, kepala sekolah?" Tanya Adam

"Zombie datang tanpa henti sejak pagi.. salah satu yang berwarna merah datang dan menghancurkan gerbang, kami harus menggunakan senjata api. Kami berhasil membunuhnya namun beberapa korban berjatuhan dari sisi kita juga. Sejak saat itu gelombang zombie tidak pernah berhenti. 30 orang sudah menajdi korban. Banyak yang tidak kembali, hanya sekitar 100 dari kita tersisa. 30 lainnya adalah kumpulan manula dan anak anak. Berapa lama menurutmu kita dapat bertahan? Kita tidak dapat membobol keluar juga, para manula dan anak anak pasti akan menjadi korban. Sepertinya Tidak ada harapan lagi"

Seorang pria berlari "Kepala sekolah, pintu masuk kiri kewalahan. Kita tidak dapat bertahan lagi, apa yang harus kita lakukan?"

Daisy berkata tegas "Selalu ada harapan. Jangan menyerah. Kami akan membantu pintu itu"

Adam, Daisy dan Rick berlari ke pintu kiri.. penuh dengan mayat.. Hanya tiga orang tersisa menjaga pintu. Jason adalah salah satunya.. mereka bertiga bergabung dan membantu, dengan 6 orang, pertahanan masih dapat dijaga. Dua di depan, dua di belakang dan dua terakhir mengisi tempat terbuka ketika diperlukan. Mereka juga dapat berotasi bila ada yang lelah.

"Dimana Melissa?" Adam bertanya

"Aku tidak yakin, dia sudah hilang beberapa waktu.. kata Jason

Beberapa menit kemudian "Sesuatu yang buruk datang"Kata Daisy… Adam dan Rick percaya dan khawatir tiba tiba

"GGGRRRROOOOAAARRR!!"

"Makhluk itu lagi, mundur beberapa langkah, siapkan tombak"

Zombie merah maju… kecepatannya seperti mortal realm tingkat menengah. Makhluk itu dapat berlari lebih cepat dari manusia biasa

"Sekarang! Angkat tombak!!"

Pintu masuk yang sempit dan zombie merah walaupun memiliki akal namun dikendalikan oleh insting liarnya. Zombie itu melompat ke arah pagar duri

BAAAMMMM!!!!

Tiga pagar duri bengkok oleh serangan zombie, hanya dua tertusuk di dadanya. Tapi gerakannya berkurang jauh. Daisy menarik pistolnya dan bergabung dengan kecepatan dan tekad yang kuat.

"DOR..DOR…"

Dua tembakan jarak pendek. Kepalanya monster merah itu meledak. Daisy mendekat dan menemukan apa yang dia cari, spirit stone lainnya. Dia melemparkanya pada Adam "Makan itu sekarang.. kita akan memerlukannya"

Kelima pasang mata melihat Daisy dengan terpukau

.

.

Sosok manusia mendekat itu adalah Melissa dan Keith, beberapa orang lainnya berjalan di belakang mereka

"Syukurlah kalian baik baik saja.. Kami melihat dari lantai tiga. Mengagumkan kalian dapat membunuhnya dengan cepat" Kata Melissa. Pintu lain tidak dapat bertahan juga, kita harus berkumpul di lantai dua, dan menunggu di depan kedua tangga. Zombie bergerak lebih lambat di tangga. Ayo"

Melisa selalu yang terpintar, keputusannya sejak hari pertama selalu benar, hanya sikapnya yang membuat beberapa orang terganggu.

100 orang terdorong ke lantai dua. 30 manula dan anak anak, 20 lainnya terluka. 50 yang tersisa masih dapat bertarung dipisahkan menjadi dua di dua tangga. Mereka berhasil bertahan beberapa jam. Tapi kekuatan mereka sekarang menurun. Peluru pun juga hampir habis.

"GGROOOOAAARRRR"

Dari lantai dua, mereka dapat melihat tidak hanya satu namun tiga monster mendekat.

"Sialan!"

"Mereka menatap kepala sekolah dan kelompok manula serta anak anak"

"Kita TIDAK akan meninggalkan mereka. Aku akan mempertahankan tempat ini atau mati bertahan!" kepala sekolah meneriakkan keputusannya

Semangat mereka terangkat, walaupun jauh dalam hati mereka tahu kemungkinan dalam jam berikutnya, tidak ada satupun dari mereka akan masih hidup

.

.

Tapi tiba-tiba keajaiban terjadi

BRATATATATATATATAT

Sinar dan suara senjata mesin dapat terdengar dari luar

BRATATATATATATATAT

Rombongan tentara telah datang. Aggkatan darat Indonesia, dalam 10 menit zombie di dalam lahan sekolah telah diamankan.

Beberapa tentara dan perwira tingkat tinggi naik ke lantai dua

"Siapa yang berwenang disini?"

"Saya" Kata kepala sekolah Lia

"Kami akan membawa setiap orang ke tempat aman. Kita harus cepat.. bawa semua persediaan penting. Kami akan berangkat dalam 10 menit. Ini akan menjadi perjalanan panjang"

Lea berusaha bertanya "Dengan siapa saya berbicara?"

Seorang perwira lain naik melalui tangga dan berkata "Saya Jendral Rico"

Jendral dan kelompok itu berkejut, satu orang lebih terkejut dari yang lainnya. Dia adalah Adam..

Jendral menyadari keberadaan Adam, menatapnya, dia tersenyum dan berkata "Untunglah kamu selamat"

Adam menjawab "Ya, ayah"