Jendral Rico, jendral yang saat ini paling terkenal di Indonesia. Karena kesuksesan misinya dalam membasmi sarang dan markas teroris dalam beberapa minggu terakhir. Beberapa hari sebelum Akhir Jaman mulai, dia mendapat medali bintang kedua dari presiden, dia sekarang berjabat inspektor jendral. Dalam instansi kepolisian, hanya dua orang lain yang memiliki ranking sama dengannya. Walaupun dia tidak pernah peduli mengenai medali, peningkatan ranking ini memberinya akses lebih, terutama untuk mempersiapkan Akhir Jaman.
.
Sepuluh hari yang lalu Rico meninggalkan Singapura dengan tanggung jawab berat di bahunya. Alex tidak berharap banyak darinya, hanya menyelamatkan sebanyak mungkin orang yang dari Jawa Barat dan mengirim mereka ke Doomsday pillar di Jawa Tengah dalam waktu 3 bulan. Ini adalah tugas yang sangat berat, seluruh Jawa Barat dan Jakarta itu berarti lebih dari 60 juta orang. 10 kali lebih besar dari Bali.. Dengan lebih banyak orang, berarti lebih berat tanggung jawab dan lebih banyak kekacauan menanti.
.
Untuk menyelamatkan sebanyak mungkin dia membutuhkan bantuan lebih banyak. Kepolisian di Jakarta totalnya memiliki 9000 perwira, setengah dari mereka adalah petugas lalu lintas dan 1000 lainnya adalah petugas administrasi. Hanya 3500 orang yang dapat dipertimbangkan sebagai pasukan petarung. Pasukan khusus kepolisian, densus 88, ada 10 platon di Jakarta dan 6 platon di seluruh Jawa Barat. Sekitar 500 orang. Jumlah ini jauh dari cukup untuk membantunya menyelamatkan 60 juta orang.
.
Kuncinya adalah militer. Untungnya dengan bantuan dari Bupati Suryo, Jendral Rico mendapat bantuan dari kepala divisi pertama angkatan darat bernama Mayor Jendral Zaki. Divisi pertama mengendalikan 5 distrik, 10 batalion tentara utama dan 6 batalion tentara bantuan. Juga ada 5 kompi pasukan khusus baret merah. Jumlahnya 17000 tentara. Digabung dengan tentara cadangan, trainee dan polisi militer. Jumlahnya mencapai 30.000 tentara.
.
Rencananya adalah mengumpulkan sebanyak mungkin kekuatan tempur tanpa mengabaikan tugas utama mereka dan tanpa membuat kecurigaan pemerintah. Jadi cerita yang dibuat adalah "konvensi keamanan nasional akhir tahun". Dalam waktu singkat hanya 22000 tentara dan 3000 polisi yang dapat hadir.
.
Kedua jendral telah mempersiapkan markas sementara untuk orang Jakarta dan sekitarnya. Masalah utama sebelum mereka mulai evakuasi adalah memastikan rantai komando akan tetap berjalan setelah wabah.
.
Hari H
.
17000 dari tentara ini dan 2000 petugas kepolisian terjangkit wabah dan mata mereka menjadi merah. Bahkan Jendral Zaki juga terjangkit penyakit ini. Jendral Rico tidak bisa terima ribuan pasukan pertahanan negara akan hilang tanpa pertarungan. Dia memisahkan dua kelomok dan menaruh mereka dalam isolasi dan harus melihat satu persatu namun 19000 orang meninggal. Konvensi ini menjadi pemakaman masal untuk para tentara. Kejadian ini membuatnya menjadi getir dan mengubahnya. Kematian Mayor Jendral Zaki membuat dia menjadi perwira pangkat tertinggi. Dia mengambil komando dibantu dengan tiga kolonel angkatan darat dan satu kolonel kepolisian.
Hari H +1
Jendral Rico mengatur ulang divisi 6000 kekuatan tempur menjadi 5 batalion masing masing dipimpin oleh 4 kolonel dan dia sendiri. Satu batalion terdiri dari 5 kompi masing masing sekitar 200 orang. Jendral Rico juga membentuk kelompok platon khusus; 4 platon pasukan khusus kepolisian dan 8 platon baret merah. Masing masing sekitar 50 orang. Batalion ini memulai hari pertama dengan latihan formasi dasar, sebagai batalion yang baru dibentuk. Sementara 12 platon pasukan khusus mulai bergerak dan menyelamatkan orang orang penting. Hari itu terkonfirmasi presiden dan wakil presiden tidak selamat dari wabah. Pemerintahan baru harus dibentuk, tidak seperti negara lain, Indonesia tidak memiliki garis penerus, sehingga kepemimpinan saat ini dipegang oleh militer. Secara tidak resmi, Jendral Rico menjadi komandan tertinggi.
.
Total dari 25 kompi, 10 kompi mempertahankan dan menjalankan markas. 15 kompi lainnya berkeliling kota mengumpulkan orang yang selamat. Hingga hari ketiga, kompi yang dipimpin oleh Kapten Joko dan Jendral mencapai sekolah tempat Adam berada.
Ayah dan anak bertemu, ini adalah takdir. Namun tampaknya ada pemisah diantara mereka. Jendral selalu menempatkan negara dan orang-orangnya sebagai prioritas utama. Karena itu lah istrinya menceraikan dia dan membawa anaknya Adam pergi. Biasanya mereka hanya bertemu sekali setahun ketika lebaran. Selama 10 hari, Jendral sudah berusaha menghubungi ibu Adam, namun dia menolak telfonnya; dia menghubungi Adam juga, tapi dia tidak pernah percaya cerita ayahnya. Ketika Akhir Jaman tiba, sekali lagi jendral memilih negara dibanding keluarganya.
Kepala sekolah, menyuruh semua orang berkemas. Jendral ingin berbicara empat mata dengan anaknya. Adam memegang tangan Daisy dan tidak mau melepaskannya, tampaknya dia ingin Daisy tahu lebih banyak tentang hidupnya. Jendral merasa situasi ini menarik, akhirnya, anaknya memiliki seseorang yang dekat dengannya.
"Ada kabar tentang ibu?"
Adam mulai dengan pertanyaan sulit, sebenarnya ibunya adalah salah satu orang penting yang diminta untuk ditemukan oleh Jendral
"Maaf nak, dia sudah meninggal"
.
Berita yang sulit untuk Adam namun dengan situasi seperti ini, hal itu sudah terduga
"Dapatkah kamu menjamin dengan mengikutimu temanku akan aman?"
Jendral terkejut dengan pertanyaan ini, ternyata anaknya tidak mempercayainya, dia menatap Daisy, tersenyum.. Anaknya ternyata memiliki kepribadian yang penyayang.
"Ya, aku berjanji, tidak ada tempat lain yang lebih aman" Jendral menjawab dengan tegas
"Oke aku akan meletakkan hidupku dan temanku di tanganmu"
Adam menarik Daisy dan pergi ke kelompoknya, mengemas barang mereka dan mengikuti konvoi angkatan darat.
Ternyata sekolah bukan perhentian pertama mereka. Ada 250 tentara dalam konvoi bersenjata lengkap. Mereka melindungi hampir 700 penduduk. Ditambah dengan orang dari sekolah ada lebih dari 1000 orang di konvoi ini.
Menghadapi konvoi bersenjata lengkap, zombie tidak memiliki kesempatan. Sesekali hanya perlu berhati hati dengan zombie berkulit merah. Tapi tentara bersenjata penuh yang siaga dapat dengan mudah membunuhnya dengan taktik yang cukup. Jendral tentu saja tidak lupa mengumpulkan spirit stone.. sayangnya, spirit stone tidak selalu jatuh. Perjalanan memakan 5 jam dan konvoi mencapai tujuannya. Tempat yang dipilih jendral untuk markas Jakarta.
Arena olah raga nasional 'Gelora Bung Karno'
Secara strategis terletak di tengah Jakarta. Dinding dan pagar besi mengelilingi seluruh area seluas 173 hektar. Ada 8 lapangan bola, 4 aula, satu aula pertemuan, 3 stadium oleh raga dan satu stadium terbesar di Indonesia, Stadium Bung Karno. Dinamai berdasar presiden pertama Indonesia. Dapat memuat lebih dari 80.000 orang. Arena olah raga nasional ini dalah tempat Asian Games 2018.
Ada delapan gerbang masing masing dijaga oleh satu kompi tentara berjumlah 200 orang. Setiap kompi bertanggung jawab terhadap jam jaga dan patrolinya sendiri. Dua kompi polisi berjaga di dalam untuk memastikan keamanan publik. Sudah ada ribuan orang di dalam. Setiap jam ada orang baru yang mencapai tempat ini. Tempat ini menjadi markas pertahanan orang-orang yang selamat di Jakarta.
.
Hari H+4
Area : 173 meter
Populasi yang selamat : 26.657
Pemimpin : Inspektur Jendral Rico
Tim pertahanan :
20 batalion angkatan darat : 4112
5 batalion polisi : 1068
8 pasukan khusus angkatan darat : 397
4 pasukan khusus polisi: 213
.
Jendral mencapai pusat komando. Ada beberapa perwira intelegen, kolonel militer dan selusin anggota kabinet.
"Jadi, tunjukkan padaku rencana apa yang kalian buat?"
"Kami telah mempersiapkan rencana konvoi lagi dari area terluar Jakarta, untuk pertahanan, kami telah membuat menara penembak jauh dan senjata mesin di seluruh delapan pos. kami juga menerima konfirmasi mengenai kargo yang dikirim oleh Randal di pelabuhan. Kendaraan dan persediaan seharusnya akan datang hari ini. Ketika tiba, kami akan mengatur markas pertahanan yang lebih baik. Militer telah mempersiapkan latihan perang dasar untuk penduduk yang siap di stadium utama. Dalam beberapa hari, kami harap angkatan pertama terdiri dari 5000 militan sudah siap"
"Bagus, bagaimana dengan spirit stone? Berapa banyak yang sudah kita kumpulkan?"
Salah satu kolonel mengeluarkan sekantong spirit stone, paling tidak ada selusin
"oke, ini permulaan yang baik"
Jenral menyentuk cincin di jarinya, tas itu tiba tiba hilang dan mayat zombie merah muncul.
"Cari peneliti untuk meneliti monster ini, temukan apa yang membuat mereka berbeda atau apakah ada kelemahan dalam fisiologi mereka"
Ini adalah cincin penyimpanan, jendral mendapatkannya dari professor John di Singapura, menginggat ancaman yang akan datang, Professor berpikir bahwa jendral lebih memerlukannya dibanding dia.
.
"Semua tampak sesuai rencana. Aku ingin tahu bagaimana kabar Alex di Bali"