Chereads / SAUDAGAR berbau busuk / Chapter 5 - mantan ibu

Chapter 5 - mantan ibu

matahari terik menghangatkan seluruh tubuh hembusan angin menari- nari membelai rambut panjang hitam indri keswara, melangkah mantap dengan di dampingi sang suami penuh kesombongan indri masuk ke dalam kafe melati "cringg" "sayang kamu mau makan apa?" tanyanya sambil duduk di salah satu meja tamu kafe melati kebetulan sekali entah dewa atau langit yang berperan dalam membantu pertemuan davin dan sang mantan ibu, sesaat setelah davin melayani meja yang lumayan jauh dari jarak nyonya indri keswara nama modernnya sekarang karena dulu nama aslinya adalah widuri kembang. davin yang terpanggil "pelayan saya mau pesan" suara anggun meski dengan nada penekanan, davin menoleh dan menjawab "iya nyo...." _ " dag dig dug jantung davin terpacu hebat dada terasa sesak nafas terengah- engah, 'ibu' davin sadar itu bukan lagi ibunya melainkan mantan ibu. davin melangkahkan kakinya menuju indri dan bertanya "nyonya dan tuan ingin pesan apa" davin melemparkan senyuman penuh dan lain cerita dengan indri tubuhnya mengejang gemetar hebat jantungnya sakit seperti di hujam sebuah belati terus menerus tanpa henti. meski davin tahu ibunya terkejut tapi dia tetap tenang dan bertanya sekali lagi "nyonya anda baik- baik saja wajah anda pucat" sang suami yang menyadari segera menyentuh tangan indri dan menggenggamnya "kamu sakit sayang, kita ke rumah sakit ya" indri yang masih belum sadar atas ucapan sang suami tetap tertegun menatap wajah anak semata wayang kesayangannya, hendra segera menggendong indri yang setengah gila karena tekanan batin yang kuat dan segera melajukan mobil ke rumah sakit husada.

....

rumah sakit husada indri demam tinggi dengan air mata terus menerus berlinang tapi siapa yang tahu itu air mata penyesalannya selama 15 tahun pergi dari sisi lelaki yang sangat dia cintai wibowo ayah davin. indri atau widuri selalu di cemooh oleh tetangga semasa hidupnya di desa cempaka selalu berhutang di setiap toko klontong dengan pakaian itu- itu saja indri sempat depresi dan stres akibat dari tekanan tetangga dan keluarganya "woalah kamu tu cantik tapi bodoh ndri ndri udah tau lakinya kere miskin masih aja di nikahin emang bisa hidup makan cinta" kata- katanya belum sempat di selesaikan di sambar oleh ibu- ibu lainnya "kaya anak saya dong bu nikah sama konglomerat jadi meski gak cinta dia bisa hidup mewah dan serba kelebihan" indri hanya bisa mendengarkan ocehan demi ocehan yang di lontarkan oleh tetangga- tetangganya 'benar aku harus mencari suami yang kaya dan membawa davin hidup bahagia setelah cukup aku akan kembali sama mas wibowo' ucapnya dalam hati tapi tuhan berkehendak lain hatinya di rasuki iblis hingga enggan untuk meninggalkan hidup glamor penuh kemewahan. saat ini indri hanya bisa hidup di dalam penyesalan dan tangisan yang tiada henti 'anakku kamu tumbuh dengan baik meski aku tidak merawatmu, aku bukan ibu yang baik nak' ucapnya dalam hati dan semakin deras air matanya berlinang.

...

di dalam toilet davin mencuci wajahnya berulang kali dan bergumam 'aku benar- benar menyesal memiliki seorang ibu yang selalu bahagia dan bersenang- senang di atas kesusahan suami dan anaknya' sebenarnya davin menangis setelah mencuci wajahnya air mata itu akan hilang dan terbawa air basuhan menetes ke westafel. "aku tidak boleh terpuruk dan terbawa suasana hati yang buruk aku harus semangat masih ada bapak yang harus aku bahagiakan" dengan anggukan penuh semangat davin melangkahkan kaki mantap ke luar dan melayani tamu kafe melati dengan bahagia seakan kesedihan terkubur dalam- dalam hingga jejaknya pun lenyap di telan bumi. sebulan sudah davin bekerja di kafe melati dengan senang dia bergegas menuju ruangan andini "tok tok tok bu ini saya davin" balas andini "masuk aja vin" dengan tubuh tegapnya davin melangkahkan kaki dan duduk tepat di hadapan andini "ini gaji pertama kamu vin selamat ya" senyum davin dan berkata "hee.. makasih bu dengan gaji ini saya bisa membantu meringankan beban bapak saya" andini tahu ini adalah gaji untuk menghidupi keluarga davin karena arnol sering bercerita dan menitipkan sahabatnya agar tidak di persulit selama bekerja. "sama- sama jangan panggil bu lo pikir gue udah tua banget apa heheh" sambil becanda davin menjawab "tentu tua karena buah yang tua akan semakin matang dan manis" ini sebuah rayuan kata- kata manis di tujukan untuk andini lain dengan andini dia tersipu malu dan menjawab "lo ini gaya nya aja kalem kalo gombalin cewek udah mirip play boy kelas kakap haha" selang beberapa jam setelah davin menyelesaikan pekerjaannya davin bergegas pulang ke rumah dan membeli bahan pokok rumah yang menipis bahkan habis sejak sebulan yang lalu.

.....

wibowo yang melamun mengingat masa dimana dia masih bahagia meski serba kekurangan bersama widuri atau indri tawa yang memenuhi seisi gubuk mungil di pinggir sawah "sayang aku bahagia meski hidup susah asal ada kamu di sampingku" ucap widuri sambil memeluk suaminya wibowo dari belakang punggung wibowo "aku lebih bahagia dari kamu dan bersyukur kamu adalah wanita sempurna dan harta berhargaku selain anak yang dalam kandunganmu dan kalian adalah mutiara hidupku" widuri yang senang mendengarkan ocehan suaminya penuh gombal menggelitik di perut suaminya dengan posisi sama memeluk dari punggung wibowo..... "tok tok tok asalamualaikum pak davin pulang" boom lamunan indah wibowo seketika hilang dan bergegas membukakan pintu untuk davin "waalaikumsalam" davin menyambar tangan kriput dan mencium punggung tangan kanan pak wibowo "pak davin hari ini gajian ayok kita makan dulu tadi davin beli nasi padang dua bungkus" jangankan nasi padang nasi uduk sudah terlalu mahal bagi pak wibowo dia sangat bersyukur anaknya tumbuh mandiri "ayok bapak juga belum makan tadi" balasnya. wibowo yang terharu sesaat setelah menelan nasi padang sudah bertahun- tahun dia belum pernah merasakan makanan enak seperti ini menangis dan mengusap punggung kepala davin "terima kasih vin bapak bangga kamu bisa mandiri dan maafin bapak yang miskin ini" belum sempat terlontar ucapan selanjutnya davin menjawab "bapak sudah membesarkan davin sampai seperti ini dan ini saatnya davin buat bahagiain bapak, sudah jangan sedih lagi ya pak ayo kita makan dan tidur besok kita harus panen karet" penuh air mata pak wibowo mengangguk semangat.

selesai dengan semua pekerjaan rumah davin masuk ke dalam kamar berukuran mini berdindingkan anyaman bambu dan membuka amplot di atas meja belajarnya "bismillah semoga gajinya cukup untuk hidup selama sebulan" davin yang kaget bercampur bahagia dan bingung "kenapa gaji pelayan sangat banyak" setelah di hitung uang gajian pertama di bulan ini adalah 4.000.000 UMR di kota srikandi hanya 2.000.000 "kenapa kafe melati menggaji seorang pelayan sepertiku dengan jumlah uang yang banyak" tanpa disadari davin adalah jakpot kafe melati selain membawa hokky davin juga menaikan omsen pembeli di kafe melati. selain bonus itu juga campur tangan dari melati mana mungkin melati tega menggaji sang pujaan hati dengan murahnya.

.....

pukul 07.03 davin selesai memanen getah karet yang sumpah baunya busuk banget davin yang tampan tidak terpengaruh olehnya jadi enjoy aja di jualnya pada pengepul(1.1) dengan getah karet yang banyak davin dan pak wibowo harus memakai grobak sebagai alat transportasi membawa getah karet. dimana ada getah karet yang berhari- hari membusuk akan ada bau bangkai di sana, tapi bagi petani bau busuk itu adalah bau uang heheeh dengan semangatnya davin menimbang dengan harga perkilonya getah karet 20.000 jika di kali berat getah karet yang di panen oleh davin dan pak wibowo "vin 1ton lebih 5 kilo, ini uangnya" semangat makin terpacu di dadanya davin bergegas "ayo pak kita pulang" dengan anggukan pak wibowo menjawab "iya.. ayo vin"..... sesampainya davin di rumah "byurrrr byurrr byurrr" suara air yang membasahi tubuh davin selai mandi davin bergegas ke ruang tamu "pak ayok kita itung sama- sama hasilnya" wibowo yang tengah ganti baju berjalan sambil memakai kaos oblong tipis yang transparan "kira- kira dapet berapa ya vin" davin yang fokus menghitung sambil tersenyum "alhamdulillah pak cukup buat makan sebulan di tambah gajianku kemaren jauh dari kata cukup kita juga bisa menabung pak" balasnya, wibowo yang mendengarnya terukir senyum bahagia penuh haru "ya allah terima kasih sudah memberi banyak rezeki pada kami" ini hari minggu dimana davin seminggu sekali memanen getah karet seminggu bisa menghasilkan getah karet 1 ton lebih jika di jumlahkan 2.000.000 juta lebih dalam seminggu jika sebulan maka lebih dari 8.000.000 karena perjanjian dengan pak jajang di bagi dua maka bersih di tangan mereka 4.000.000 davin juga harus bertanya pada pak jajang uang siapa yang akan di kurangi untuk perawatan kebun pohon karet.

setelah membagi uang hasil panen getah karet davin bergegas menghubungi pak jajang "tut tut tut hallo asalamualaikum" suara di seberang sana pak jajang "waalaikumsalam pak saya davin pak ini sudah sebulan davin mau membagi uang hasil panen getah karet selama sebulan" dan penuh kasih sayang pak jajang menjawab "nak davin bapak sengaja memberikan kebun karet itu kepada kamu sebagai hadiah karena kamu selama ini membimbing anak bapak sampai sarjana bahkan kamu masih di bawah dia usianya, jadi nikmatilah hasil kebun ini dan jaga rumah bapak dengan baik" davin yang terkejut membelalakkan matanya "pak mana ada seperti itu saya ikhlas membimbing aryo belajar sampai wisuda jadi mana mungkin saya menerimanya begitu saja" davin yang sedikit takut jika suatu saat ini akan bermasalah jika dia menerima dengan cuma- cuma "nak dengar baik- baik bapak dan keluarga tidak akan pindah kesana lagi jadi rawatlah rumah dan juga kebun pohon karet tersebut" balasnya belum sempat davin membalas pak wibowo melanjutkan "pokoknya rawat baik- baik ya nak asalamualaikum tutt tutt" davin yang menganga dan bingung menjawab setelah beberapa detik waalaikumsalam. bapak wibowo yang bingung dengan keadaan davin bertanya "vin apa yang pak jajang katakan" davin tersadar dan mulai tersenyum "pak ini bener- bener rezeki dari allah" davin memeluk bapaknya sambil berkata "pak jajang memberikan kebun pohon karet nya dan rumah beserta isinya pak kepada kita, karena dia harus menetap dan tidak akan kembali ke desa cempaka lagi" dengan wajah penuh gembira pak wibowo bersyukur terus menerus "alhamdulillah ya vin jaga lah kepercayaan nya pak jajang hingga suatu saat nanti kita bisa membalasnya" davin pun membalas "aminnn pak semoga kita bisa menjaga amanahnya".

(1.1) pengepul adalah penampung getah karet dalam jumlah banyak yang memudahkan warga setempat dalam menempuh jarak dengan imbalan sedikit lebih murah dari harga asli pabrik.