Hembusan angin dengan ketajaman yang menusuk hingga kesumsum tulang dingin bagai es yang membeku di benua atlantika davin dan arnol duduk bersantai di sebuah kursi persegi panjang terbuat dari kayu terbaik dengan karisma sibuk menghisap sebatang rokok dan kopi masing- masing untuk mereka. davin sedikit kaget awal mula melihat karisma mengeluarkan sebungkus rokok L.A mild dengan isi hati 'kenapa dia merokok seperti sudah terbiasa dengan rokok di tangan dengan bergantian menggantung di bibir merah cerry nya apa ini suatu kebiasaannya?' davin yang berlarut memikirkan karisma yang menghisap sebatang rokok seperti keindahan yang bisa menghipnotis seseorang dengan keindahannya dan keserasiannya meski itu bukan kebiasaan davin namun indah di matanya. dengan bisikan yang menemani lamunan davin "rokok adalah sahabat untuknya dan sebagai pengganti sang ibu" arnol mengambil jeda untuk bernafas dan di lanjutkannya "jadi itu bukan kebiasaan yang biasa di lakukan oleh wanita malam" dengan penjelasan arnol, davin semakin mengerti karisma adalah wanita hebat yang dalam sekejap dapat menghipnotis jantungnya bergetar lebih dalam dan cepat dengan pengetahuannya tentang karisma yang mendalam. karisma yang terlalu menikmati sebatang rokoknya mendekat dan duduk di antara dua lelaki yang menurutnya sudah seperti keluarga baginya "gw kesepian disini, kalian mau gak nginep disini beberapa hari? sampai papah bisa nurutin kemauan gw?" davin yang sudah bergetar di jantung kini hampir meledak karena karisma terlalu dekat dengan paha mereka saling bersentuhan bahkan sama- sama menekan kesamping "a..a..aaaku terserah ar..noll aja" davin menjawab dengan gugup dan arnol menahan tawa untuk exspresi davin yang gugup dengan wajah memerah "gw sih yes... kalo lo nurutin permintaan gw?" arnol mengajukan syarat. "gw tau lo pasti bakalan nyuruh gw buat ajak seli menginap juga kan!! supaya lo bisa mojok ama doi" jawaban arnol hanya terkekeh dan menganggukan kepala dengan semangat.
....
kemericik air menyentuh kulit putih mulus, wewangian yang semerbak menusuk hidung hingga tembus ke dalam hati melumpuhkan penciuman setiap indra penciuman yang menghirupnya. "haloo apaan sih lo onta gw baru kelar mandi jadi gak usah telepon- telepon gw brengsek" selli anggriana dewi salah satu sahabat karisma gila dalam movies pertempuran politik cinta baginya cinta pertama adalah movies. bulan makin terang dan menunjukan waktu semakin malam alunan musik nostalgia menemani makan malam dan pesta anggur dalam semalam suntuk "hehehe gw mau nyobain itu eheheee" dengan wajah merah merona karisma menunjuk ke arah peni$ davin hampir menyentuh, maklum karisma adalah perawan dengan tingkah tomboynya selama ini hanya lewat video dari beberapa film syur. dengan seisi manusia pemabuk davin yang sejak awal menolak tidak bisa berkelit dan mabuk dengan wajah merah cerry sungguh indah bagai mawar merah merekah. "hehee jangan kan kitaaaa beyom halal" dengan suara gloyoran mereka berjalan melewati pintu tinggi besar penuh kehangatan "brukk" tubuh dua manusia yang berlawanan jenis terjatuh dalam kehangatan dan kelembutan tanpa davin dan karisma sadari mereka merasa gerah dengan wajah dan tubuh bertindihan, "ehmmm bukaaaain gerahh vinnnn" tanpa menjawab davin yang terbawa suasana dan mabuk tetap merespon dengan tongkat gagah yang telah tegang dan mengeras bahkan ingin rasanya menyelamkan diri sedalam mungkin di sarang terbaik dan hangat. dengan helai demi helai semua di kelucuti di barengi first kiss mereka yang benar - benar agresi "ehmmm haaah haaahhh" davin terus menerus mengulum bibir indah sexsy dan tipis karisma dengan menuntut ke agresifan karisma dengan mengambil nafas sesaat mereka mulai sedikit tersadar meski tidak sepenuhnya. "sungguh jika ini mimpi aku benar - benar bahagia jika suatu saat menjadi kenyataan" tanpa menlanjutkan davin membuat tatto berwarna merah darah untuk kenikmatan bersama "aahh ehhmm vin geliiiiiiikkk" dengan gigitan terakhir davin mencoba menerobos lubang penuh kenimatan penuh nafsu "apa aku boleh memasukannya?" dengan wajah memohon untuk sebuah jawaban "ehmmm lakukan vin aku juga ingin hehe" masih tanpa sadar dengan anggapan mereka 'ini adalah mimpi'. dengan kasar davin menerobos hingga sedikit memasukinya hanya seper empat dari tongkatnya masuk "aaaaaaarrrhhhhh sakkkiiitttt viin" dengan air mata menetes "maaf selanjutnya aku akan sedikit pelan" davin melebarkan selangkang karisma lebih lebar agar mudah menerobos sepenuhnya "ahhh hmmmm karisma ini benar -benar nikmat dan hangat" "aahhh vin pelan sedikit ini masih sakit". davin menaik turunkan pantat sintal berisi davin dengan perlahan lalu melajukan lebih cepat karena davin merasa karisma mulai menikmatinya. "aahhhhhhhh karisma aku geli iniiii mauu keluar aarrrggghhh" "keluarin di dalem vinnnn aaahh mmmhh aku juga mau keluarrrrr" "aaarrrggghhhhhhhh" teriakan terakhir mereka secara bersamaan dan apa yang akan terjadi selanjutnya ini benar" akan menjadi mala petaka untuk mereka.