Seusai pergulatan cakap antar senior dan Reno, Davin Didit dan Reno berjalan menuju sebuah kedai kopi yang tepatnya kedai bambu khas bangunan desa yang berada tidak jauh dari kampus mereka. "kalian cari mati ya!! bukannya di awal ospek berperilaku baik justru bikin masalah sama senior?" Davin hanya tersenyum melihat Didit yang ngamuk melihat tingkah Reno yang kekanakan dan jail terhadap seniornya. mereka duduk di tepi bagian dalam kedai yang berhiaskan hembusan angin kencang dan di temani deburan air ombak ini tempat terileks sepanjang sejarah. beberapa pelayan datang dengan pakaian khas batik dengan celana dasar hitam celemek hitam sebagai hiasan di pinggang menenangkan di pandang. "silahkan pilih menunya tuan?" sambil melihat dan membelai tiap helai kertas menu Davin memilih kopi hitam.
...
"terima kasih atas kerja samanya pak semoga kedepannya kita bisa bekerja sama dengan sangat baik, saya tunggu konfirmasi datanya nanti" sambil berjabat tangan wajah penuh gambaran kelelahan seorang wanita masih duduk dengan sebatang rokok dan menyesap kopinya untuk melepas penat. bukan hanya seorang wanita karir dia juga wanita tercantik yang tanpa penjelasan untuk menarik investor dia akan mendapatkan investor dengan mudah. raut wajah bak bidadari putih bersih mulus halus rambut panjang di ikat berantakan setelah meeting kemeja coklat dengan kancing di longgarkan dia benar- benar sempurna. belum lama kembali namun Tuhan berkata lain untuknya sebuah takdir yang telah membuatnya hancur berkeping - keping. Karisma berdiri menatap lautan yang samar terlihat saat ombak menyapu ke pesisir pantai dengan kilau dari pancaran cahaya lampu atau bulan. setetes air mata tidak terasa telah membasahi pipi cabi karisma.
....
"prangggg" suara gelas kopi yang terjatuh "sreekkkk" dengan kagetnya spontan Davin berdiri hingga kursi terpental sedikit menjauh perasaan davin benar - benar bercampur aduk saat ini karena wanita yang tidak jauh dari jangkauan pandangannya terlihat familiar untuknya. "karisma" dengan mata Davin berkaca - kaca hampir menangis karisma yang sedang menangis pun terbelalak kagetnya saat melihat suara gaduh dari pelanggan kedai nya. "davin" lirih ucap karisma namun tanpa pikir panjang karisma berlari hingga menjauh dari pandangan Davin. Davin yang ingin mengejar tidak bisa berkutik karena karisma melaju pergi dengan cepat mengendarai mobilnya. "apa salah saya kamu ninggalin saya gitu aja bahkan sekarang kamu kabur seperti jijik melihat saya" Davin tersenyum getir dengan wajah memerah mata berair namun tak menetes. Didit dan Reno sempat kaget sewaktu kopi panas Davin terjatuh mengenai Davin namun justru sekarang mereka lebih kawatir karena Davin terlihat benar - benar hancur, dengan sigap mereka segera menghibur Davin dengan mengajaknya minum meski Davin tidak menyentuh alkohol namun kali ini dia menyentuhnya demi bisa melupakan perasaan bercampur emosinya kali ini.