Chereads / Master of Faker Reborn / Chapter 43 - Chapter 42 - Mahora Festival 5

Chapter 43 - Chapter 42 - Mahora Festival 5

Ako Kugimiya merasa dirinya adalah seorang gadis biasa tanpa kelebihan apapun, nilai pelajarannya tidak jelek ataupun bagus. Tinggi badan dan wajahnya bisa dibilang standar kalau dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya yang lain. Ako bisa dibilang memiliki hubungan yang amat dekat dengan Sasaki Makie, Yuna Akashi dan Akira Ookouchi. Mereka bertiga sama dengan Ako bagian dari klub olahraga. Makie teman sekamar Ako ada di klub senam ritmik, Yuna ada di klub basket, dan Akira ada di klub renang. Saat ini ketiganya tinggal di satu kamar apartemen yang sama semenjak asrama mereka terbakar. Ako merasa bersyukur pihak sekolah menyediakan apartemen untuk para murid yang bukan berasal dari keluarga yang kaya, karena ia merasa benar-benar bingung harus tinggal dimana setelah asrama tempat ia tinggal selama ini terbakar.

Ako memiliki satu rahasia kecil yang membuatnya merasa agak rendah diri. Ia memiliki sebuah bekas luka yang cukup besar di punggungnya dan karena hal itu Ako benar-benar merasa dirinya bukanlah gadis yang cantik.

Bahkan ia sempat menjauhkan diri teman-teman sekelasnya ketika ia masuk SMP karena bekas luka di punggungnya, untungnya teman-teman sekelasnya bukanlah orang-orang yang suka membully orang lain dan bisa menerima Ako apa adanya. Maka Ako akhirnya bisa memiliki tempat diantara teman-teman sekelasnya dan bisa menjadi seseorang yang jauh lebih ceria.

Tapi Ako tetap merasa sedikit rendah diri, bahkan ia menolak setiap lelaki yang mau mendekatinya. Ako sama sekali belum menemukan lelaki yang tepat untuknya, tidak setelah ia ditolak oleh seniornya di klub sepakbola. Dimana Ako menjadi manajer di klub itu, walaupun akhirnya Ako bisa move on dari cinta pertamanya. Tapi ia lebih memilih menutup hatinya untuk saat ini. Sampai ketika ia hendak latihan band bersama dengan trio cheerleader, Ako ditolong oleh seorang pria yang tidak dikenalnya ketika dirinya akan jatuh karena membawa barang yang terlalu berat. Pria itu berkulit coklat, memiliki badan yang tinggi dan gagah. Wajahnya jauh lebih tampan dari lelaki mana pun yang pernah ia lihat. Seketika itu juga ketika Ako melihat pria itu hatinya langsung berdebar tidak karuan, dan jelas saja wajahnya langsung merah padam. Yang membuat Ako menjadi bingung ialah, bagaimana lelaki itu bisa mengetahui namanya?Padahal ia tidak pernah bertemu dengannya ataupun memberitahu namanya pada pria itu.

Ako akhirnya tidak mau terlalu ambil pusing soal masalah itu, tapi di saat ia latihan band bersama dengan trio cheerleader. Yang terbayang di kepalanya ialah wajah dari lelaki yang menolongnya sehingga sulit bagi dirinya untuk bisa fokus dalam latihan. Sepulang latihan band di sore harinya ia melihat lelaki yang menolongnya sedang berjalan berduaan bersama dengan salah seorang teman sekelasnya Asuna keluar dari halaman Kuil Tatsumiya. Ako merasa heran, kenapa Asuna bisa berjalan bersama dengan pria yang menolongnya. Karena yang ia tahu Asuna menyukai Takamichi bahkan ada indikasi yang mengatakan kalau Asuna juga menyukai teman sekelas baru mereka, Emiya Shirou.

Apalagi Asuna benar-benar terlihat akrab dengan pria itu. Melihat keduanya benar-benar akrab entah kenapa hati Ako benar-benar merasa sakit ketika Ako melihat penolongnya akrab dengan Asuna.

Ako memutuskan untuk bertanya pada Asuna nanti kenapa ia bisa kenal dengan penolongnya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Malam harinya di ruang tamu Kediaman Emiya.

"Jadi Asuna-san, apa kamu sudah menelepon Takahata-Sensei untuk mengajaknya berkencan?" Tanya Shirou.

"Ah, ah, aku juga ingin tahu Asuna!" Kata Konoka.

"Aku tidak akan menelepon Takahata-Sensei dan mengajaknya berkencan," Jawab Asuna.

"Eeeeeeeeeeeh!" Kata Konoka.

"Ke-kenapa kamu tidak jadi menelepon Takahata-Sensei, Asuna-san?" Tanya Setsuna.

"Be-benar Asuna-san," Kata Negi. "Bukankah kamu amat menyukai Takamichi, kenapa kamu sekarang tiba-tiba saja mengatakan kamu tidak akan mengajaknya berkencan?"

"Itu karena," Kata Asuna. "Aku baru sadar kalau rasa sukaku pada Takahata-Sensei bukanlah rasa suka seorang perempuan kepada lelaki tapi lebih ke rasa suka atau sayang seorang anak kepada ayahnya. Lagipula aku sudah punya seseorang yang ingin kujadikan pasangan."

"Apaaaaaa!" Kata Negi dan Konoka.

"Jangan bilang kalau yang kamu suka itu Shi-Shirou-kun!" Kata Konoka.

"A-apakah benar begitu Asuna-san?" Tanya Setsuna.

"Uuuhm i-iya," Jawab Asuna. "Aku menyukai Shirou-kun sama seperti kalian semua!"

Wajah Asuna menjadi sedikit memerah dan air mata mengalir di pipinya.

"Jadi akhirnya kamu sadar juga," Kata Rin. "Kencanmu dengan Shirou membuatmu akhirnya sadar dengan perasaanmu sebenarnya pada Shirou."

"Ja-jadi A-Asuna-san benar-benar punya perasaan padaku," Kata Shirou. "Aku sudah punya firasat kalau Asuna-san menyukaiku dari perilakunya selama ini di depanku, ta-tapi aku tidak tahu kalau Asuna-san benar-benar suka kepadaku."

"Rin-san!" Kata Konoka. "Kamu kok bisa tahu kalau Asuna menyukai Shirou-kun!Padahal aku sendiri yang merupakan sahabatnya Asuna tidak sadar sama sekali!"

"Konoka, masa kamu tidak menyadarinya sama sekali, sih," Kata Rin. "Padahal dari sikap dan perilaku Asuna di depan Shirou selama ini sudah jelas kalau Asuna menyukai Shirou."

"Uuumh aku benar-benar tidak sadar," Kata Konoka dengan wajah memerah. "Padahal aku menyangka diriku adalah orang yang peka pada perasaan orang lain!Tapi aku tidak menyadari perasaan sahabatku sendiri!Sahabat macam apa aku ini!"

'Wajar saja kalau Konoka tidak menyadari perasaanku," Kata Asuna. "Soalnya yang ada di otak Konoka itu kebanyakan hal yang romantis dan mesum lagipula aku juga selalu bilang kalau aku menyukai Takahata-Sensei sebagai seorang lelaki pada Konoka. Makanya Konoka tidak menyadarinya."

Mendengar kata-kata Asuna, Konoka menutup wajahnya dengan tangannya karena ia malu.

"Asuna!" Kata Konoka. "Kamu jangan sejujur itu dong!Aku jadi malu tahu!"

"Aku jadi bingung sebenarnya Konoka-san itu senang atau malu," Kata Shirou. "Reaksinya terhadap kata-kata Asuna-san terlalu aneh."

"Tuan Putri Konoka memang begitu orangnya," Kata Setsuna. "Orang yang bersifat bebas dan kadang..... sedikit berlebihan dan tidak punya malu."

Setsuna hanya bisa menghela nafasnya melihat sifat Konoka yang memang aneh.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Esoknya sepulang sekolah, di saat hampir semua murid dari kelas 3-a harus tinggal di kelas untuk membantu mengerjakan rumah hantu yang menjadi atraksi dari kelas 3-a. Negi, Shirou, Rin dan Setsuna disuruh menemui kepala sekolah di lapangan yang ada di bawah World Tree oleh Taiga.

"Kepala Sekolah ingin menemui kita," Kata Negi. "Kira-kira ada apa, ya?"

"Setsuna," Kata Rin. "Apa kamu tahu apa yang ingin dibicarakan oleh Kepala Sekolah dengan memanggil kita berempat?"

"Tidak tahu," Kata Setsuna. "Tapi pasti sesuatu yang penting."

"Kita berempat akan tahu kalau kita pergi ke lapangan di bawah World Tree," Kata Shirou. "Dan aku yakin bukan hanya kita saja yang dipanggil oleh Kepala Sekolah."

Author Note: Maaf kalau Chapter kali ini pendek soalnya saya masih harus mengerjakan novel lain. Next Chapter Selasa.