Chereads / Master of Faker Reborn / Chapter 48 - Chapter 47 - Mahora Festival 10

Chapter 48 - Chapter 47 - Mahora Festival 10

Ketika Shirou keluar dari rumah hantu kelas 3-a, Shirou terpaksa harus menggendong Akira di kedua tanganya dan menaruh Negi di punggungnya. Mereka berdua pingsan karena penampakan yang dilakukan oleh Sayo. "Sayo-san aku tahu kalau kamu ingin membantu kelas 3-a, tapi bisakah cukup melakukan poltergeist saja? Tidak perlu menampakkan dirimu dengan wujud menyeramkan begitu, Negi dan Akira-san jadi pingsan karena melihatmu," Kata Shirou.

"Maafkan aku Shirou-kun," Kata Sayo yang melayang di samping Shirou. "Aku tidak tahu kalau penampakan yang kulakukan terlalu seram."

"Sudahlah," Kata Shirou. "Kembalilah ke dalam ke kelas, dan kali ini cobalah jangan menampakkan wujudmu."

Sayo mengangguk dan masuk kembali ke dalam kelas. Sedangkan Shirou harus yang menggendong Akira dan Negi yang pingsan bermaksud membawa mereka berdua ke UKS.

"Lho, Shirou-kun?" Kata Asuna yang berdiri tepat di depan Shirou bersama dengan Konoka dan Setsuna. "Kenapa kamu menggendong Akira dan Negi secara bersamaan begitu?"

Asuna merasa heran kenapa Shirou menggendong Akira dan Negi. Terutama Shirou harus menggendong Akira dengan cara menggendong yang begitu romantis. Asuna merasa sangat tidak suka dengan cara Shirou menggendong Akira, hati Asuna benar-benar panas ketika ia melihat Shirou terlihat begitu mesra dengan Akira. Tapi Asuna menahan amarahnya karena penasaran kenapa Shirou menggendong Akira dan Negi.

"Ah, Asuna-san," Kata Shirou. "Mereka berdua pingsan di dalam rumah hantu karena melihat penampakan hantu sungguhan."

"Hantu sungguhan?" Kata Asuna. "Maksudmu Sayo Aisaka hantu yang kamu bilang benar-benar ada di kelas kita, yang kamu minta untuk membantu rumah hantu kelas kita?"

"Benar, keduanya benar-benar merasa ketakutan karena penampakan Sayo rupanya terlalu menakutkan untuk mereka berdua. Makanya keduanya sampai pingsan begitu," Kata Shirou.

"Mau kubantu membawa mereka berdua ke UKS?" Tanya Asuna. "Kamu tampak kesulitan membawa Akira dan Negi."

"Kalau begitu bisa bantu aku membawa Akira-san ke UKS?" Kata Shirou. "Kurasa Akira-san akan merasa lebih nyaman kalau yang membawanya adalah gadis lain. Terus terang aku merasa tidak enak karena aku sedati tadi diperhatikan oleh banyak orang karena membawa Negi dan Akira-san secara bersamaaan."

"Oke, tidak masalah buatku," Kata Asuna. (Yes! Dengan begini Shirou-kun tidak akan menggendong Akira lagi!)

"Tuan putri Konoka perasaan Asuna-san terhadap Shirou-sama benar-benar terlihat jelas dari ucapan, tindakan dan mimik mukanya," Kata Setsuna. "Walaupun jelas Asuna-san tidak mau mengakui perasaannya pada Shirou-sama."

"Asuna memang seorang tsundere," Kata Konoka. "Tapi syukurlah tindakan Asuna membuat Shirou-kun tidak lagi menggendong Akira-san, aju benar-benar tidak suka melihat Shirou-kun menggendongnya!"

"Aku benar-benar malu harus mengatakan hal ini," Kata Setsuna. "Tapi aku juga merasakan hal yang sama dengan Tuan Putri Konoka."

"Setidaknya kamu lebih jujur dari Asuna, Setsu-chan," Kata Konoka. "Dan itu adalah hal yang bagus!"

"Konoka," Teriak Asuna. "Bisa bantu aku membawa Akira ke UKS? Cukup sulit membawa orang yang sedang pingsan sendirian."

"Baiklah!" Kata Konoka. "Setsu-chan tolong temani Shirou-kun membawa Negi-kun ke UKS? Aku yakin kalau Shirou-kun juga membutuhkan bantuan."

"Baik Tuan Putri Konoka!" Kata Setsuna. "Shirou-sama, apa boleh aku membantumu?"

Sebenarnya Shirou bisa membawa Negi sendirian ke UKS, tapi karena Shirou menghargai niat baik dari Setsuna, maka ia hanya berkata.

"Tentu saja Setsuna-san, aku akan senang kalau kamu mau membantuku."

Senyuman yang Shirou buat ketika ia berbicara pada Setsuna, membuat Asuna, Konoka dan Setsuna memerah wajahnya. Pria yang mereka cintai itu memang benar-benar seorang lelaki yang amat mempesona.

Di perjalanan menuju UKS, Akira yang digendong di atas punggung Asuna. Mulai sadarkan diri.

"Uuuh," Kata Akira. "Ke-kenapa aku bisa digendong oleh Asuna-san begini? Apa yang terjadi padaku?"

"Ooh Akira kamu sudah sadarkan diri rupanya," Kata Asuna.

"Syukurlah kamu sadar lebih cepat Akira-san," Kata Shirou. "Aku benar-benar panik ketika kamu pingsan di dalam rumah hantu."

Akira lalu turun dari gendongan Asuna dan berdiri sendiri walaupun tubuhnya masih terlihat agak limbung. Ia lalu mulai mengingat apa yang terjadi dalam rumah hantu dan kenapa ia bisa pingsan. Wujud menyeramkan dari Sayo mulai tergambar jelas di kepalanya, begitu seram sampai-sampai Akira menyangka Sayo akan mendekati dirinya lalu mencekik lehernya.

"Kyaaaaaaaaaa!" Teriak Akira yang langsung memeluk Shirou dengan begitu erat sampai-sampai Shirou menjatuhkan Negi yang sedang ia gendong.

"Ya ampun! Negi-kun terjatuh dari gendongan Shirou-kun!" Kata Konoka yang dengan cepat langsung menahan tubuh Negi sehingga tubuh Negi tidak terjatuh ke lantai.

"Kerja yang bagus Konoka!" Kata Asuna yang kaget melihat reflek Konoka yang walau hanya sesaat melampaui reflek yang dimilikinya. "Berkat reflekmu yang luar biasa, Negi tidak terjatuh ke lantai!"

"Asuna!" Teriak Konoka. "Daripada cuma berdiri dan bicara, cepat bantu aku menggeser tubuh Negi-kun! Saat ini seluruh tubuhku terasa amat sakit karena bergerak terlalu cepat untuk menolong Negi-kun!"

"Maaf Konoka, aku terlalu kaget akibat gerakanmu yang cepat itu," Kata Asuna yang langsung menggeser tubuh Negi lalu menyandarkan tubuhnya ke tembok. "Tapi biasanya Setsuna-san yang langsung bereaksi kalau kamu kesusahan kenapa sekarang Setsuna-san sama sekali tidak melakukan apapun?"

"Itu karena Setsu-chan terlalu sibuk cemburu pada Akira yang memeluk erat Shirou-kun!" Kata Konoka sambil menunjuk ke arah Setsuna dan Shirou. "Makanya Setsu-chan melupakan tugasnya melindungiku."

"Akira-san! Jangan memeluk Shirou-sama dengan erat begitu!" Teriak Setsuna yang jelas terlihat begitu marah.

Melihat Setsuna yang marah seperti itu, Shirou, Asuna dan Konoka benar-benar merasa terkejut karena Setsuna yang biasanya selalu terlihat tenang bisa meledak juga emosinya.

"Akira-san tenanglah," Kata Shirou berusaha menenangkan Akira. "Hantunya sudah tidak ada dan kalaupun hantu itu mencoba mendekatimu lagi aku pasti akan melindungimu, jadi bisakah kamu melepaskan pelukanmu? Aku kesulitan bernafas, nih."

Akira yang merasa lebih tenang karena perkataan dari Shirou, akhirnya melepaskan pelukannya kepada Shirou lalu berkata.

"Ma-maafkan aku Shirou-kun, aku tadi teringat penampakan menyeramkan dari hantu itu. Makanya aku secara reflek memelukmu."

"Tak apa, aku tahu kamu tadi ketakutan karena melihat hantu itu," Kata Shirou. "Sekarang apa kamu mau kembali ke kelas melanjutkan tugasmu atau melakukan hal lain? Terus terang tadi aku membawamu keluar dari kelas tanpa sempat memberitahu ketua kelas atau teman sekelas kita yang lain bahwa kamu pingsan Akira-san."

"Kalau begitu aku akan kembali ke kelas dan meminta pada ketua kelas supaya giliranku jaga digantikan oleh orang lain," Kata Akira. "Untuk sementara aku tidak mau berada di dalam kelas dulu."

"Konoka-san, Asuna-san bisa tolong antarkan Akira-san ke kelas?" Kata Shirou. "Dia masih terlihat lemas aku khawatir kalau ia kembali ke kelas sendirian dia akan terjatuh atau mengalami hal buruk lain."

Mendengar kata-kata Shirou, wajah dari Akira jadi amat memerah.

(Shirou-kun mengkhawatirkanku! Aaaah aku bisa mati karena merasa terlalu senang kalau begini caranya!)

Sedangkan Asuna, Konoka dan Setsuna bereaksi lain mendengar kata-kata Shirou.

"Boleh saja Shirou-kun," Kata Konoka sambil tersenyum dengan mimik muka yang begitu mengerikan. "Tapi kamu harus janji meluangkan waktu denganku berduaan saja!"

"Sama denganku!" Kata Asuna dengan mimik muka yang jelas terlihat amat marah.

"Ba-baiklah," Kata Shirou dengan keringat dingin mengalir di wajahnya. "Aku berjanji!"

"Akira-san ayo kita kembali ke kelas!" Kata Asuna dan Konoka menarik Akira yang masih melamun karena kata-kata Shirou sebelumnya.

Sedangkan Setsuna langsung menarik baju Shirou dengan begitu kencang setelah Shirou membawa kembali Negi di punggungnya.

"Shirou-Sama kita juga harus cepat-cepat membawa Negi-Sensei ke UKS!" Kata Setsuna dengan mimik muka yang jauh lebih mengerikan daripada Konoka.

"I-Iya," Kata Shirou yang merasa amat takut melihat Setsuna yang begitu menyeramkan.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Di ruang tersembunyi yang ada di bawah kuil Tatsumiya, Chao Ling Shen dan Satomi Hakase sedang mengawasi Shirou dan Setsuna yang membawa Negi ke UKS melalui salah satu kamera pengawas yang mereka pasang di salah satu sudut SMP Mahora.

"Keberadaan Emiya Shirou benar-benar sebuah anomali ," Kata Chao. "Seharusnya dia tidak ada di jaman ini, bahkan catatan tentangnya tidak ada di databaseku."

"Chao kalau data mengenai Shirou-kun tidak ada pada database-mu," Kata Satomi. "Siapa sebenarnya dia?"

"Aku tidak tahu Satomi," Jawab Chao. "Tapi yang jelas karena keberadaannya rencana yang sudah kususun dengan susah payah selama 2 tahun terakhir jadi kacau."

"Selain Emiya Shirou, ada Tohsaka Rin, Tohsaka Sakura, Yukihiro Arturia, dan Luvia Edelfelt yang keberadaannya juga seharusnya tidak ada di jaman ini," Kata Chao. "Ditambah mereka yang memiliki kedekatan dengan Emiya Shirou, keberadaan mereka juga merupakan anomali tapi tidak seperti keberadaan Emiya Shirou yang mempengaruhi dan mengacaukan semua rencanaku. Keberadaan mereka berempat sama sekali tidak mempengaruhi tindakan kita."

"Menurutku keberadaan para anomali itu seperti direncanakan oleh seseorang," Kata Satomi. "Seseorang yang memiliki kekuatan yang luarbiasa, yang bisa memasukkan keberadaan para anomali itu secara paksa ke jaman ini."

"Teorimu sangat mungkin Satomi, tapi yang aku ingin tahu apa sebenarnya tujuan dari orang itu dengan memasukkan keberadaan Emiya Shirou ke jaman ini," Kata Chao. "Rencanaku jadi kacau karena orang itu!"

"Seolah-olah dia ingin mengerjai kita dengan memasukkan keberadaan Shirou-kun ke jaman ini," Kata Satomi.

"Aaaah sudahlah!" Kata Chao. "Daripada membicarakan orang itu, apa kamu sudah selesai melakukan penyesuian terakhir pada Cassiopea yang akan kuberikan pada Emiya Shirou?"

"Sudah selesai," Jawab Satomi sambil mengeluarkan sebuah jam saku dari kotak kayu yang ada di hadapannya. "Bug sudah kupasang pada Cassiopea ini sehingga ketika Shirou-kun menggunakannya di Villa milik Evangeline dia akan terlempar 10 hari ke masa depan."

"Bagus," Kata Chao. "Negi-bouzo dan Emiya Shirou memiliki jadwal yang amat padat, selama Festival diadakan. Cassiopea, mesin waktu buatanku berbentuk jam saku ini pasti akan menarik perhatian mereka berdua."

"Yang jadi masalah bagaimana caramu akan memberikan Cassiopea pada Shirou-kun," Kata Satomi. "Dari laporan Chachamaru, kita tahu kalau Shirou-kun merasa curiga padamu."

"Tenang saja Satomi," Kata Chao. "Aku punya caraku sendiri untuk memberikan Cassiopea ini padanya."

"Kuharap kamu tahu apa yang kamu lakukan Chao," Kata Satomi. " Karena aku punya firasat kalau Shirou-kun adalah sesuatu yang tidak bisa diprediksi sejenius apapun kita berdua."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Kalian bisa membaringkan Negi-kun di atas ranjang," Kata dokter sekolah. "Terima kasih Sensei," Kata Shirou dan Setsuna. "Aku masih harus berkeliling sekolah untuk memeriksa apa ada murid lain yang terluka atau mengalami kecelakaan," Kata dokter sekolah. "Jadi bisakah kalian menjaga Negi-kun sebentar?"

"Tentu saja Sensei," Jawab Shirou dan Setsuna.

"Baguslah kalau begitu," Kata dokter sekolah. "Sudah dulu, ya. Aku harus berkeliling dulu. Kalau kalian berdua merasa haus, kalian bisa minum teh herbal milikku. Teh itu bagus untuk tubuh yang merasa lelah."

Akiha Ryuko sang dokter sekolah, lalu bangkit dari kursinya lalu berjalan perlahan menuju ke pintu UKS untuk mulai berkeliling. Namun ketika ia berjalan melewati Shirou dan Setsuna yang sedang duduk di samping ranjang tempat Negi dibaringkan. Sebuah jam saku antik dengan pola yang unik terjatuh dari saku jas labnya, dan jam itu terjatuh tepat di depan Shirou.

Shirou mengambil jam itu dan mencoba mengembalikanya kepada Ryuko.

"Ryuko-Sensei jam saku milikmu terjatuh!"

Hanya saja di saat Shirou melihat ke arah Ryuko. Ryuko sudah tidak ada di hadapan Shirou dan menghilang dari pandangannya.

Author Note: Chapter selanjutnya selasa.