Hope membuka matanya lalu melihat punggung seseorang. Dengan melihatnya saja dia sudah bisa merasakan begitu halusnya kulit orang itu. Berwarna kuning langsat dan mulus. Begitu dia menyadari jika orang itu adalah seorang gadis, dia langsung berhenti menatapnya dan memalingkan wajahnya.
Telinga Hope langsung memerah. Itu memang salahnya karena sudah lancang memandangi tubuh orang lain. Jantungnya juga tidak mau berhenti berdetak walau dia sudah mencoba menghirup nafas perlahan untuk menenangkan pikirannya. Pikirannya malah menjadi kacau dan dia tidak tau harus berkata apa untuk menguasai situasi. Aku harap dia tidak menyadariku kalau aku laki-laki, batin Hope.
Akhirnya gadis itulah yang membuka sebuah obrolan. Dengan sedikit canggung dia berkata, "A-ano, maaf karena tiba-tiba mengejutkanmu."
Hope masih belum tahu ke mana arah pembicaraan itu dan apa maksudnya gadis itu meminta maaf.
"Maaf karena aku sudah mengikutimu secara diam-diam sampai di sini." ucap gadis itu sambil merunduk. Dia juga terlihat sedikit malu.
Hope masih belum menangkap maksud dari gadis yang dibelakanginya. Saat pertama kali dia datang ke Weeds Town, dia belum berkenalan dengan perempuan manapun. Jadi dia berpikir, siapa sebenarnya gadis ini?
Hope tetap diam sehingga membuat situasi di antara keduanya menjadi sangat canggung. Gadis manis itu tetap mengajak Hope berbicara, "Ano … namaku Aika, salam kenal."
Hope tidak ada hak untuk terus diam, dia akhirnya mengeluarkan kata-katanya dan benar-benar kaku, "A-ku Hope, se-senang bertemu denganmu."
Siapa saja pasti gugup jika baru pertama kali mandi dengan lawan jenis. Rasa malu, tidak biasa dan rasa bersalah. "Se-sebaiknya aku se-selesai …," pikiran Hope membuat dirinya gugup, belum lagi jika Aika melihat wajah dirinya yang semakin memerah.
Hope tiba-tiba berdiri, namun langsung dihentikan oleh Aika saat mau melangkah pergi. "Tu-tunggu!"
Mereka berdua saling membelakangi. Aika terlihat terus merunduk, wajahnya juga memerah. "A-ada yang ingin aku bicarakan." ucapnya.
Hope yang tadinya berdiri sambil menutupi daerah sensitifnya kembali duduk di dalam air. Hope terdiam menunggu apa yang ingin Aika bicarakan.
"Ano…,"
Hope menunggu. Dia benar-benar berada dalam situasi yang serba salah.
"Aku …." sesuatu yang halus melewati kaki Aika yang sedang bersimpuh. Seperti ular sedang menggeliat di kakinya. Itu membuatnya langsung terkejut. Dia langsung menjerit dan lari ke arah Hope dan menempel pungungnya.
Sesaat dia tidak menyadari apa yang dia lakukan. Dia hanya takut akan sesuatu yang licin. Kedua tangannya mendekap bahu Hope dan sambil memejamkan mata dia menempel di punggung Hope.
Setelah dia sadar apa yang dia lakukan, dia menjerit lagi. Tanpa berkata apa pun dia langsung berbalik badan sambil menutupi dadanya. Dia lalu berdiri kemudian keluar Onsen begitu saja meninggalkan Hope yang sudah gemetar hebat.