Hope seperti terkena demam mendadak: panas tubuhnya naik drastis, detak jantung memacu, badannya tidak henti gemetar, dan mimisan untuk pertama kalinya.
"Ta-ta-tadi, di … punggungku …," ini baru pertama kalinya untuk Hope, lalu dia melihat handuk kecil hanyud menjauh darinya.
Hope merendamkan dirinya untuk beberapa lama lagi. Mencoba melupakan apa yang baru saja terjadi dan sangat sulit untuknya.
Hope menjadi seperti orang gila karena bicara sendiri, kadang mengacak rambutnya, kadang dia membenamkan wajahnya sendiri. Begitu berulang-ulang sampai dia merasa normal kembali.
Butuh setengah jam untuk Hope kembali normal. Dari sepanjang sejarah hidupnya sebagai laki-laki, baru pertama kalinya dia merasakan apa itu magic-touch yang sebenarnya. Sebelumnya dia hanya mendengar dari obrolan temannya sesama gamer.
Hope keluar dari Onsen. Lalu tidak disangka-sangka olehnya ternyata Aika sengaja menunggunya. Aika memalingkan wajahnya saat Hope melihatnya. Hope juga langsung merunduk. Apa yang tadi terjadi diantara mereka ternyata sulit untuk dilupakan. Keduanya sama-sama merasa sangat malu.
Jika memilih untuk menghindari Aika, Hope bisa saja melakukannya. Tetapi itu bukanlah sifatnya, tindakan itu tidaklah mencerminkan seorang lelaki sejati. Hope melangkah mendekati Aika walau tetap ada rasa gugup.
Aika tetap diam saja, dia berdiri tidak jauh di hadapan Hope sambil memainkan kedua telunjuknya. Dia terus merunduk karena tidak berani menatap Hope. Hope juga mencoba mengalihkan pandangannya.
"Y-yo!" sapa Hope.
Aika mengangguk. Tingkahnya meperlihatkan kalau dirinya memang berasal dari Jepang.
Hope tidak menyadarinya karena suasana cukup canggung. Dia mengaruk pipinya yang tidak gatal. Dia perpikir harus segera melakukan sesuatu untuk mengatasi rasa kecanggungan yang berlebihan ini.
"Ano…," Hope memutuskan untuk mengawali obrolan karena dia sadar kalau dia seorang laki-laki, "bangku taman itu kelihatan bagus!" tunjuknya ke arah belakang Aika.
Ada apa denganku, pikir Hope.
Aika kemudian mengangguk lalu berbalik dan menuju bangku taman kemudian duduk. Hope juga mengikutinya.
Mereka duduk sedikit saling berjauhan. Hope tidak berani memperhatikan Aika dan begitu juga sebaliknya. Aika terus saja merunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah. Hope mengalihkan pandangannya ke pedagang kue untuk menghilangkan bayangan yang sulit menghilang dari pikirannya.
Aika terus memainkan jarinya. Dia sulit mengatakan keinginannya kepada Hope. Ini karena hal memalukan yang terjadi di Osen sebelumnya.
Hope tidak henti-hentinya menghentakan kaki. Dia juga kesulitan untuk mengatakan sesuatu. Apa yang harus aku katakan, apa yang harus aku katakan, Hope tidak bisa berpikir jernih. Pikirannya masih terganggu. Perasaan itu, rasa yang dia ingat, sensai sentuhan lembut pada punggungnya tidak bisa dia lupakan. Bagaimana ini, bagaimana ini, dia tidak tau harus mengawalinya dari mana.
Hope harus segera mencairkan suasana ini. Dia berpikir banyak hal, apa yang harus aku katakan terlebih dulu. Menanyakan siapa dia dan menanyakan mengapa mengikutiku atau langsung saja tanya apa yang dia inginkan dariku? Tidak-tidak, itu terkesan kasar. A-ah, kejadian itu sangat mengangguku. Apa yang harus aku lakukan terlebih dulu?
Aika juga terlihat sedang berpikir, dia juga tidak tau harus berkata apa untuk mengawali pembicaraan.
Hope tiba-tiba mendapat ide.
"Ano…" keduanya malah berucap hampir bersamaan.
"Ka-kakak duluan!" ucap Aika
"Ti-tidak." ucap Hope.
Keduanya malah saling diam kembali. Terus begini tidak akan mendapat kemajuan, pikir Hope. Dia harus segera melakukan sesuatu. "A-ano … tu-tunggu sebentar di sini!" ucap Hope dan langsung pergi ke toko kue tanpa menatap wajah Aika terlebih dulu.
Orang sekaliber Hope: Hero terkuat yang pernah tercatan di database GM (Game Master), orang yang memiliki mental yang tidak bisa diremehkan, orang yang pernah mencabut pedang dari sarungnya tanpa ragu, orang yang sempat menghebohkan bar, orang yang pernah menendang nisan peristirahatan seorang kesatria, orang yang suka berkata tajam, orang yang cukup angkuh—walau juga baik hati, orang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi, dan juga orang yang suka menyimpan majalah dewasa di bawah bantalnya. Sekarang dia malah dibuat salah tingkah oleh seorang gadis cantik asal Negeri Sakura. Gara-gara sebuah sentuhan sihir dari seorang gadis, perisai percaya dirinya langsung hancur begitu saja.
Hope kembali menghampiri Aika dengan membawa dua bungkus kue ringan. "I-ini," ucap Hope dan memberikan sebungkus untuk Aika. Hope masih memalingkan wajahnya. Dia cukup gugup dan jantungnya terus berdebar.
Karena Aika juga gugup, tanpa sengaja kue yang ditawarkan oleh Hope terjatuh ke tanah. Sepontan keduanya bergerak bersamaan untuk memungutnya. Akibatnya, kepala mereka malah saling berbenturan.
Hope memegangi keningnya, begitu juga Aika. Lalu pandangan mata mereka bertemu dan terjebak dalam suasana yang tidak mereka duga akan terjadi.