Chereads / Sang Pemusnah / Chapter 37 - DELAPAN BELAS Hariamau Pemalu

Chapter 37 - DELAPAN BELAS Hariamau Pemalu

Mereka masuk dalam kisah cinta pandangan pertama. Seorang pahlawan yang tidak pernah gentar saat menghadapi apapun, kini dia menjadi kaku di hadapan seorang gadis. Jantung Hope berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Di terkena serangan daya tarik fisik instan. Dan Aika juga merasakan hal yang sama. Mata mereka mencoba menikmati setiap ketertarikan yang mereka temukan.

Pertemuan kedua pasang mata itu disebut jendela jiwa. Mereka berdua saling tertarik satu sama lain. Hope melihat begitu menariknya Aika. Dia merasa bertemu dengan wujud keindahan itu sendiri lalu mencoba menikmatinya. Aika terlihat polos, wajahnya begitu alami membuat Hope sangat nyaman memandanginya. Begitu indah dan membuat Hope ingin menyentuhnya.

"Siapa nama mu?" tanya Hope, dia tidak gugup lagi seperti sebelumnya. Aika sesuai dengan tipe gadis yang dia idamkan.

"Aika." jawabnya lancar.

Aika juga merasakan hal yang sama seperti apa yang dirasakan oleh Hope. Dia sudah mengikuti Hope dalam waktu yang lama, jadi dia lebih banyak mengetahui Hope daripada Hope mengetahui dirinya. Jadi rasa ketertarikannya lebih tinggi dari Hope.

Sadar sedang saling memandang satu sama lain, keduanya segera mengalihkan pandangan masing-masing.

"Kue yang aku mau berikan sepertinya terjatuh dari tanganku, maaf aku terlalu gugup sebelumnya." ujar Hope.

"Emn." Aika menggelengkan kepalanya.

Suasana diantara keduanya sudah berubah menjadi lebih santai, walau bayangan Onsen kadang-kadang menyerang. Mereka tetap mencoba menetralkan itu dengan rasa ketertarikan mereka satu sama lain.

"Aku Hope," ucap Hope memperkenalkan dirinya.

Mereka memang terlihat duduk lebih santai dari sebelumnya, namun masih tetap saja sikap mereka terlihat kaku. Mereka tetap saja gugup.

"Senang berjumpa … denganmu." sahut Aika.

Hope kadang mencuri-curi untuk memandangi Aika dan di saat Aika bergerak sedikit, Hope langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Tidak Hope saja, Aika juga melakukan hal yang sama. Dia juga mencoba memandangi orang yang berhasil masuk menguasai pikirannya. Sampai-sampai dia lupa apa tujuannya menemui Hope.

Di saat keinginan dan rasa mereka menjadi satu, keduanya kembali saling pandang. Mencuri-curi pandang dan di saat keinginan mereka itu berada di waktu yang sama, tatapan keduanya kembali bertemu. Kembali juga mereka langsung salah tingkah dengan muka yang memerah.

Dada mereka kembali berdebar, pergipun kakinya tidak mau bergerak. Akhirnya mereka saling diam untuk beberapa saat. Lagi dalam kondisi seperti itu.

Pertanda cinta yang datang meberi mereka efek kaku. Hope mencoba menenangkan dirinya. Malam akan semakin larut jika Hope tidak segera bertindak. Dan jika keadaan ini terus belanjut, maka suasananya akan menjadi masam seperti lemon.

Hope memutuskan bertanya, "Sebenarnya dari tadi … kamu mengikutiku, mungkin ada yang bisa aku bantu, mungkin?"

Aika menjadi teringat mengapa dia mendatangi Hope, dia malah memainkan kedua telunjuknya sambil merunduk. Walaupun lama akhirnya dia menjawab, "Sebenarnya … ano," dia mulai gugup.

"Iya?"

"Ti-tidak sekarang," Aika mengelengkan kepalanya. Dia kemudian berdiri begitu saja, tanpa melihat Hope dia beranjak pergi.

Aika melangkah namun langsung dihentikan, "Tu-tunggu!" seru Hope.

Aika berhenti, tapi dia tidak menoleh.

"A-apa kita bisa bertemu … lagi?"

"Emn," Aika mengangguk

"Di tem-pat ini?"

"Emn," Aika kembali menggangguk.

"Pa-pagi?"

"Emn," Aika mengangguk lagi.

"Be-benar kah?"

Aika mengangguk lagi kemudian langsung berlari.

Hope tidak bisa menghentikannya lagi, dia terlihat sedang tersenyum senang. Gadis yang mengenakan dres merah muda dan memiliki senyum manis telah berhasil menggugah hati Hope yang telah lama kosong.

Hope memutuskan untuk segera pulang. Dia berjalan dengan penuh ria dan kadang juga dia berlari-lari kecil seolah-olah sedang menari. Bibirnya terus saja menampilkan senyuman. Setiap orang yang melihatnya jadi tertular olehnya dan ikut tersenyum—tersenyum geli. Dan cukup menghibur setiap orang yang dia lewati di jalan.

Hope sampai di bar. Dia masih saja terus tersenyum samapai-sampai Snow merasa aneh.

"Oi oi, Hope kenapa?" tanya teman Snow, yang duduk di saping Snow.

Snow menatak jagutnya, bahkan dia juga menaruh birnya.

"Dia terlihat begitu senang!." ucap teman Snow lagi.

Sedangkan Snow sendiri semakin heran. Semua yang lainnya juga terdiam dan hanya memperhatikan Hope. Tidak disangka Hope bisa bertingkah aneh.

Hope terlihat asik dengan dunianya sendiri, dia berjingkrak-jingkrak. Dia sama sekali tidak perduli dengan orang-orang di sekitarnya. Hope menari sambil menaiki tangga.

"Oi oi, dia menari?" ucap teman Snow sambil menunjuk Hope.

Langkah kaki Hope melewati tangga menuju kamarnya seperti sedang berirama. Itu sanggup membuat Leo menggelengkan kepalanya.

Semua pelanggan dan pelayan yang ada di bar, semua terlihat bingung dengan tingkah Hope.

"Tuan Hope terlihat bahagia," ucap Saya. "Apa yang telah terjadi dengannya?"

Hope sampai di kamarnya tanpa sadar semua orang sempat memperhatikannya. Dia langsung naik ke ranjangnya, langsung merebahkan diri begitu saja. Bantal guling pun menjadi sasaran pelukannya.

"Aku suka Aika." ucapnya sambil mencium bantal. "Aku tidak sabar bertemu dia besok." ucapnya lagi.

Di balik pintu kamar Hope beberapa orang sedang menguping. Snow bersama kelima temannya, Leo dan Saya. Mereka langsung tersenyum serempak setelah mendengar apa yang diucapkan oleh Hope.

"Ternyata di sedang dimabuk cinta." bisik teman Snow.

Leo hanya tersenyum saja.

Saya kemudian berkomentar, "Aku penasar, gadis seperti apakah Aika itu?"

Semua pandangan langsung mengarah ke Saya. "Apa kau cemburu?"

"Tidak-tidak, aku hanya penasaran saja." ucap Saya sambil menatak jagut.

"Ini akan menjadi berita bagus," sela Snow. "Ayo kita kabari ke semua teman-teman kita!"

Teman-teman Snow langsung bengangguk serempak.

Saya juga ikut setuju, "Semua teman kita juga harus tau berita gembira ini!"

Snow dan yang lainnya langsung turun menemui yang lainnya. Dia kemudian mengangkat gelas yang sudah penuh terisi dengan bir. "Semuanya ayo isi penuh gelas kalian dulu. Ada berita gembira untuk kita semua!" Snow berkata cukup keras.

Semua orang di bar langsung mengisi penuh gelas mereka lalu mengangkatnya tinggi-tinggi sambil bersorak, "Hoo!"

"Hari ini adalah hari terbahagia untuk bar kita. Kita mendapat kabar gembira, Hope sedang jatuh cinta!" ucap Snow. Semua orang langsung bersorak gembira dan ada yang langsung bertanya siapa gadis yang telah mencuri hati Hope.

"Siapa gadis beruntung itu, Snow?"

Yang lainnya juga ikut melontarkan pertanyaan yang sama.

"Ya siapa gadis beruntung itu?"

"Kau pasti tau namanya, Snow!"

"Namanya Aika, sekarang dia sedang menghayalakan gadis itu di kamarnya!" ucap Snow semangat.

Semuanya langung bersorang senang. "Bersulang!" ucap Snow.

"Bersulang!" seru semuanya.

Snow ikut bahagia melihat Hope, dia langsung menghabiskan segelas besar bir di tangannya. Dia bersendawa lalu berkata, "Teman-teman," panggilnya, "kita semua harus mendukung Hope!"

Semuanya kembali bersorak. Mereka semua begitu gembira.

Seorang Assassin wanita dari salah satu pelanggan naik ke atas meja sambil mengangkat segelas bir tinggi-tinggi. Dia menyerukan kepada seluruh orang yang sedang berpesta, "Semuanya," pangilnya sambil memutar di atas meja. "Ayo minum sampai mabuk!"

"HOOOOO!" seru semuanya.

Kebahagian Hope dengan cepat menyebar di bar.

"Bersulang untuk pangeran bar kita!" seru wanita itu lagi.

"Bersulang!" sorak semuanya.

"Untuk Hope!" seru Snow dan menegak dua gelas bir sekaligus.

Snow langsung mendapatkan sorakan dari teman-temannya. Mereka menyerukan namanya berulang kali sehingga membuatnya semangat menegak lebih banyak gelas lagi.

Semuanya bersorak, "Snow!" sampai puluhan kali, serempak dan senada hingga terdengar sampai ke kamar Hope, tapi sedikit samar.

Hope sepertinya tidak bisa tidur. Bukan karena keributan teman-temannya yang sedang berpesta, melainkan karena bayangan Aika yang terus muncul di kepalanya saat memejamkan mata.

Jam dinding sudah menunjuk pukul dua belas malam, Hope menjadi gelisah. Jika terus sulit tidur, dia kawatir besok raut wajahnya malah akan buruk. Aku harus tidur, pikirnya. Dan akhirnya, dia menghitung Aika agar dirinya tertidur.

"Satu Aika, dua Aika …," Hope menghitung sampai 38 kali lalu tertidur. Dia pun mengigau, Aika aku minta nomor ponselmu!

Hope tertidur nyenyak sambil memeluk guling berkat Aika. Biasanya kalau Hope tidur pasti posisi tidurnya selalu berantakan. Sekarang karena dia sedang jatuh cinta, dia terlihat begitu kalem.

Aika juga mengigau, "Hope-kun, onegai!"