Senyum sinis Nicole makin melebar melihat ketakutan di mata Kessi. "Ya, itu benar. Aku pernah masuk rumah sakit jiwa dan itu karena kau!" kata Nicole penuh penekanan.
"Ap-apa maksudmu?" pertanyaan Kessi ditambah dengan tatapan innocentnya menimbulkan kegeraman pada Nicole.
"Kau boleh saja membuat tampang polos dan membuat orang di sini iba tetapi aku tak akan lagi mempercayai tampangmu itu! Kau tahu kalau Heru adalah tunanganku dan dia adalah segalanya bagiku namun kau mengambilnya dariku dengan trik kotormu apa kau mau aku menceritakannya?" Tak ada suara pun yang keluar dari Kessi.
Dia lebih memilih untuk mempertahankan ekspresinya. "Baiklah.. ingat beberapa tahun lalu saat aku dan Heru sedang gencar mempersiapkan pernikahan kami? Lalu tiba-tiba ada berita bahwa aku berselingkuh dengan pria lain karena beberapa wartawan mendapatiku berada di hotel bersama pria lain dan ya itu memang terjadi bahkan aku harus kehilangan keperawananku tetapi biar aku katakan hal yang sebenarnya kau adalah dalang dibalik semua ini!"
"Kau membayar beberapa pria untuk datang menjemput dan membawaku ke kamar hotel untuk memperkosaku. Kau yang membayar beberapa wartawan agar berita itu cepat tersebar dan kebetulan aku saat itu sedang naik daun sebagai seorang model. Kau melakukan hal itu supaya karirku jatuh dan Heru membenciku."
"Aku akui aku sangat sedih tetapi yang paling menyakitkan adalah kau membuat Heru bunuh diri. Kau menggasak habis semua uang dan segalanya yang dipunya oleh Heru!" Kessi tetap mempertahankan wajah sedihnya.
"Nicole, aku juga sedih dengan bunuh diri Heru namun jika sungguh aku yang melakukan semua yang kau tuduhkan di mana buktinya?" tanya Kessi memakai nada rendah. Sekarang pun dia telah berdiri. Akting yang dipakai oleh Kessi makin menyebabkan Nicole jengkel.
Lizzy lalu mengambil alih. "Ingin bukti? Jangan khawatir, kami mempunyai beragam bukti yang memberatkanmu. Salah satunya adalah hal terakhir yang kau buat, mengacak rumah Tuan Saga Pranaja.." Saga tampak terkejut mendengar namanya disebut terlebih mengenai fakta kalau Kessi mengacak rumah.
"Beberapa hari yang lalu, aku dihubungi oleh seorang pelayan, dia memberitahukanku tentang Kessi yang menyelonong masuk ke dalam rumah. Kami juga mempunyai videonya." Saga meradang.
Ditatapnya tajam kepada Kessi yang menunjukan kemarahan kepada Lizzy sedang gadis itu berdiri dengan tenang. Lizzy sudah memperhitungkan apa yang akan terjadi seterusnya tanpa harus campur tangan.
"Kau?!" hardikan Kessi terdengar nyaring memenuhi ruangan. Kessi melangkah cepat agar dirinya sampai pada Lizzy namun naas Saga menghalanginya dengan mata penuh amarah.
"Tidak akan kubiarkan kau mendekati istriku, dasar wanita jalang!" Kessi tak terima dan langsung mencerca Saga.
"Apa kau tak sadar Saga, kita berdua ini sama! Aku sering mengkhianati teman-temanmu sementara kau, kau mengkhianati istrimu!"
Plakk!!
Lizzy makin membuat senyuman sinisnya melebar. Sebenarnya Lizzy tak mengharapkan hal itu tetapi melihat amarah Saga dan menampar Kessi, rasa kepuasan Lizzy makin bertambah.
Kessi menajamkan pandangannya. Dari tatapan matanya terlihat sekali Kessi murka, ia tidak terima dengan tindakan Saga. Seharusnya, Saga juga mengalami kejadian yang sama sepertinya jangan bersembunyi dalam sifat sebagai suami baik yang melindungi istrinya.
Tak mempunyai waktu untuk menyerang, beberapa polisi datang dan memborgol Kessi.
"Kami dari kepolisian, Nona Kessi anda kami tahan atas tuduhan pencucian uang dan pembunuhan terhadap saudara Yuna silakan ikut kami ke kantor." Kessi tak berkutit saat dia diseret paksa oleh beberapa polisi namun masih mempertahankan kemarahannya.
Sesudahnya, orang-orang bergunjing tentang Kessi termasuk Nicole. Sama halnya dengan Cecilia, Nicole dibicarakan karena dia termasuk orang yang terkenal. Nicole dan Cecilia mendekati Lizzy.
"Lizzy, terima kasih ya. Sekarang Bibi sudah tenang karena Kessi telah di penjara, begitu juga dengan anak Bibi. Bibi akan terus mengingat hal ini." ucap Cecilia tersenyum.
"Aku juga berterima kasih karena telah mengijinkan kami untuk melampiaskan amarah kami." sahut Nicole.
"Sama-sama lalu apa yang akan kalian lakukan?" Cecilia dan Nicole berpandangan sesaat sebelum memulas senyum.
"Kami tentu saja akan menjalani hidup kami seperti biasa. Aku sudah memikirkan, aku akan membuka toko bunga setelah aku mengumpulkan uang untuk modal."
"Sedang Bibi akan tinggal sendiri seperti dulu, tetapi kali ini Bibi tak akan menyesal. Beban Bibi sudah ringan." jawab Cecilia.
Ketiganya agak lama berbincang lalu Nicole dan Cecilia pamit undur diri. Datanglah Kai dengan senyumnya yang aneh. "Terima kasih ya karena sudah mau membantuku."
Kai tertawa lalu berbisik. "Bayarannya?" Lizzy mendengus.
"Iya nanti aku akan kirim uangnya." Kai semringah. Saga tiba-tiba saja datang dan membuat jarak di antara keduanya. Begitu wajahnya Saga terlihat di depan Lizzy, gadis itu memilih untuk menoleh.
Sedang Kai sudah pergi meninggalkan mereka. "Lisa, aku.."
"Apa yang dikatakan oleh Kessi itu benar. Seharusnya kau mendapat hukuman sama seperti ia karena telah mengkhianati hubungan kita. Karena itu.."
"Tolong dengarkan aku, aku minta maaf lagi pula ini semua karena ia telah menghasutku." balas Saga membela diri.
"Tetapi kau telah melakukannya, pokoknya aku tak mau tahu kau harus menceraikan.."
"Apa maksudmu dengan perceraian Lisa?" Suara berat itu menyebabkan Lizzy dan Saga mematung. Mereka menoleh pada asal suara dan menemukan Ayah, Bunda serta kakak laki-laki Saga.
Lizzy mendecih. Masalahnya bertambah besar sekarang.