Kai menyenggol bahu Lizzy lalu mendekati telinga sahabatnya itu. "Tampaknya dia jatuh cinta padamu." Ucapan yang dilempar oleh Kai entah itu ejekan atau komentar berupa candaan. Jelasnya, Lizzy memutar matanya bosan karena perkataan tersebut.
"Ayolah dia menunggumu," Tatapan melotot diberikan kepada Kai sebelum Lizzy menggapai uluran tangan Saga lalu menjauh dari Kai. Kai tertawa pelan, mencari tempat duduk yang tak jauh dari Saga dan Lizzy.
Mengeluarkan laptop, memulai utak-atik sembari menunggu sedang Lizzy merasakan suasana gugup yang jelas dari Saga.
Tangan Saga gemetaran menyentuh pinggang Lizzy. "Kenapa kau gugup?" Pertanyaan itu membuat Saga terkejut.
"Apa ini adalah pertama kalinya kau berdansa dengan seorang wanita?" Saga menggeleng namun dia tak membuka mulutnya untuk menjawab.
"Lalu kenapa?" Saga tersenyum getir.
"Karena semuanya terasa berbeda bersama dirimu." Lizzy membuang napas pendek dan memutar matanya bosan.
"Sudahlah, aku membenci pria yang suka gombal sama wanita. Murahan tahu?!" protes Lizzy.
"Aku serius.." balas Saga agak kesal. Setelahnya, mereka sama-sama diam menikmati musik yang mereka dengarkan. Bagi Saga waktu berjalan lambat ketika dirinya berdansa dengan Lizzy. Jantungnya yang berdetak kencang makin membuat Saga bergembira.
Tak sadar, Saga memposisikan dirinya lebih dekat kepada Lizzy. Sadar akan hal tersebut, Lizzy mendelik Saga agar dia menjaga jarak dari gadis itu. Sayangnya, Lizzy terpojok karena sekarang tak ada ruang lagi antara Saga dan Lizzy.
Saga lalu memeluknya dan menyandarkan kepalanya di salah satu pundak Lizzy. Pelukan itu layaknya kunci yang tak bisa dilepas oleh Lizzy dan akhirnya menyerah. Lebih dari 30 menit, keduanya tak melepas diri hingga kedua mata Lizzy menangkap sosok yang sudah dia tunggu. Kessi..
Lizzy menghentak tubuh Saga sampai terlepas dan menarik diri menjauh dari Saga. Tentu saja Saga terkejut, tetapi melihat bayangan Kessi yang berdiri tak jauh darinya membuat Saga mengurungkan niat untuk menahan Lizzy dan memilih pergi dari lantai dansa.
Lizzy duduk di samping Kai, menengok layar laptop seraya bertanya. "Apa Nicole sudah datang?"
"Beberapa menit lagi. Dia dalam perjalanan ke sini."
"Ambil posisi, Kessi sudah datang." Tanpa menunggu lama, Kai berjalan bersama laptopnya entah kemana sedang Lizzy mendekati Joh. Berbisik sebentar lalu dibalas dengan senyuman.
Lizzy kemudian berjalan sembari memandang jam di tangan. Lebih banyak Lizzy menatap arah pintu menunggu tibanya Nicole. Di sisi lain, Kessi mendengus melihat keberadaan Lizzy dan Saga. Dari tadi Kessi baru melangkah masuk sudah disambut adegan mesra keduanya berdansa.
Tetapi tak lama, dia bisa melihat Lizzy yang dia kenal adalah Lisa memisahkan diri dari Saga. Raut wajah tak nyaman dipasang oleh Kessi membuat dirinya enggan untuk bertegur sapa dengan seseorang.
Bahkan tamu undangan yang ingin berfoto dengannya ditolak mentah-mentah dengan alasan dia merasa lelah. Beberapa orang bisa mengerti namun tidak dengan yang lain. Mereka kecewa dan berwajah masam ketika mereka meninggalkan Kessi.
Ruangan gelap dan sebuah layar putih besar menampilkan sebuah video. Lebih kagetnya, Kessi berada dalam video bersama dengan seorang gadis yang kisaran umurnya jauh lebih muda. "Apa kau sudah puas?!" Suara bentakan gadis itu terdengar di seisi ruangan.
"Sudah puas kau menghancurkan rumah tangga kedua orang tuaku, keluargaku?! Bukan itu saja kau bahkan membuat Ayahku dijebloskan penjara. Kau jahat Kessi!" Kessi menampilkan senyum sinis memandang si gadis muda.
"Lalu kau mau apa? Melaporkanku ke polisi? Memangnya kau punya bukti kalau aku yang menggelapkan dana perusahaan Ayahmu. Hei, harusnya kau tahu sendiri kalau Ayahmu yang salah! Dia dengan bodohnya tanpa mencurigaiku memberikanku akses dana perusahaan." kata Kessi dengan remeh.
Si gadis muda mengepalkan erat tangannya. Dia membuang napas kasar dan berbalik hendak pergi sambil memasang wajah nelangsa. Tetapi tiba-tiba saja, Kessi melangkah cepat mendekati si gadis muda dengan sebilah pisau di tangan.
Gadis muda itu sadar dan menoleh ke belakang. Betapa terkejutnya dia melihat Kessi mengancungkan pisau kepadanya. Si gadis muda membela diri dengan menahan sekuat tenaga tangan Kessi yang berniat untuk membunuhnya.
Dia dengan cekatan menggoyangkan kasar lengan Kessi hingga pisau itu jatuh. Lantas, si gadis muda menendang pisau tersebut hingga terdorong agak jauh dari mereka berdua. Kessi memberontak hingga membuat pertahanan si gadis muda goyah.
Si gadis muda mundur beberapa langkah dekat dengan jendela perusahaan yang terbuka lebar. "Dasar wanita jalang! Berani-beraninya kau ingin membunuhku! Atas dasar apa?!" Kessi tersenyum miring.
"Untuk menghapus bukti." Si gadis muda terkejut. Kedua matanya membelalak. Belum sempat sadar, Kessi menerjangnya dan mendorongnya keras.
Tubuh si gadis muda terjungkal keluar dari jendela dan yang terdengar hanyalah sayup-sayup jeritan. Orang-orang yang menyaksikan video itu membulatkan mata. Mereka sama sekali tak percaya bahwa Kessi, model yang kelihatan ramah dan sopan ternyata adalah seorang pembunuh.
Sontak saja semua mata memandang langsung kepada Kessi yang syok. Bagaimana bisa cctv itu masih ada? Setahunya dia sudah menghapus..
"Ini adalah salah satu bukti kejahatan yang Nona Kessi buat.." Suara Lizzy mendapat perhatian. Kini, Lizzy tengah berdiri sambil memegang mikrofon. Kedua matanya menatap tajam ke arah Kessi yang membalasnya dengan sengit.
"Sebenarnya masih banyak lagi tindakan tak terpuji lainnya. Entah itu untuk mendapat uang atau kejayaan, dia menghalalkan segala cara agar semuanya terlaksana. Sesuai dengan yang kalian lihat dari tadi, dia bahkan tak ragu membunuh seseorang." lanjut Lizzy.
Hampir saja Kessi menyela dengan cara meneriaki Lizzy namun semua itu pupus saat suara sepatu datang menghampiri. Langkahnya sangat cepat dan si wanita langsung menuju tepat di hadapan Kessi.
Plakk!!
Lampu dinyalakan, Cecilia dengan wajah penuh amarah melotot ke arah Kessi yang memegang salah satu pipi yang ditampar oleh Cecilia. "Tamparan yang kau rasakan dari tadi, tak sebanding rasa sakit yang aku alami ketika Yuna meregang nyawa ditanganmu!" Beberapa orang tampak tak percaya melihat Cecilia berada di tempat tersebut.
Sebelumnya, Cecilia memang dikenal sebagai istri konglomerat yang kini sedang mendekam didalam penjara. Beliau dikenal sebagai sosok yang ramah namun baru kali ini Cecilia memperlihatkan murkanya.
Wajar saja, Yuna hanyalah anak semata wayang dari pernikahannya sampai Kessi merengut kehidupan keluarga milik Cecilia. Kessi membelalakkan mata. Seperti melihat sesosok hantu, dia mundur beberapa langkah.
Tiba-tiba saja punggung Kessi menabrak tubuh seorang wanita. "Kau mau kemana?" Suara itu membuat dia mematung. Dia menoleh dan terkejut melihat Nicole tersenyum sinis.
Nicole mendorong Kessi dan langsung jatuh terjerembab ke lantai. Kessi mengangkat wajahnya melihat wajah Nicole berharap bahwa itu adalah mimpi. "Kenapa? Terkejut melihatku?"
"Bu-bukannya kau berada di rumah sakit jiwa?" tanya Kessi takut-takut.