Suara wibawa itu kemudian tertawa dan menyita perhatian mereka. "A-ayah.." Saga tak bisa berkata-kata, apa Ayahnya melihat keduanya yang berciuman. Lizzy pun tak kalah terkejutnya mendapati Ayah Saga.
Ayah Saga kemudian menepuk pundak mereka bersamaan. "Senang rasanya melihat kalian seperti yang tadi, aku harap kalian bisa memberikanku cucu segera!" Lizzy dan Saga sama-sama melihat pada Ayah Saga yang tertawa kemudian tertawa canggung bersamaan pula.
"Lisa, senang rasanya melihatmu datang ke pertemuan ini dan Ayah sungguh terkesan kau berpenampilan cantik malam ini." puji Ayah Saga sambil memandang Lizzy.
"Terima kasih Ayah, Ayah juga terlihat sangat tampan memakai jas." Ayah Saga makin tersenyum lebar mendengar pujian Lizzy. Sekertaris Ayah Saga menghampiri mereka dan berbisik ke telinga Ayah Saga.
Ayah Saga mengangguk pelan dan berjalan mengikuti si sekertaris. Lizzy melotot ke arah Saga begitu juga dengan Saga. "Apa-apaan tadi, kenapa sih kau terus menciumku tanpa aba-aba? Tingkahmu itu bikin aku jengkel tahu!"
Saga menyahut dengan kesal, "Salahmu sendiri kenapa kau dekat-dekat dengan Tuan George yang playboy itu, kau harus berterima kasih padaku karena aku menyelamatkanmu darinya."
Lizzy mencebik membalas sahutan Saga, "Aku tak butuh bantuanmu." Suara mikrofon menginterupsi pendengaran keduanya. Keduanya sama-sama memandang podium di mana tempat Ayah Saga berdiri.
Kata-kata sambutan keluar dari mulut Ayah Saga selama 30 menit dan lalu pernyataan yang mengejutkan. "Acara ini bukan hanya untuk meresmikan kerja sama dengan perusahaan baru tapi juga untuk mengenalkan seseorang.." Ayah Saga memandang pada Lizzy dan mengisyaratkan agar dia naik ke podium.
Lizzy sadar dan langsung menggelengkan kepalanya cepat menolak permintaan Ayah Saga. Dirinya tak berkutik saat sekertaris Ayah Saga menghampirinya dan dengan sopan meminta Lizzy untuk ke podium.
Lizzy menyerah dan naik ke podium berdiri di samping Ayah Saga. "Perkenalkan, dia adalah Lisa Cetta istri dari Saga, anakku." Lizzy hanya tersenyum simpul pada para tamu yang kini mengamati dirinya.
Saga sendiri masih terpukau melihat penampilan Lizzy walau pun sudah ditatapnya lama bahkan dia mengecap rasa manis bibirnya Lizzy tetap saja dia terus kagum hingga dia terusik oleh desas-desus beberapa orang.
"Oh jadi itu istrinya Tuan Saga, heran aku kok bisa-bisanya dia selingkuh dari istrinya yang cantik begitu! Dia butakah sehingga tak bisa membedakan mana yang lebih cantik?" cibir seorang pria sambil melirik pada Saga dengan sinis.
Cibiran tersebut disambut dengan deraian tawa dari beberapa orang yang di dekat pria itu. Saga mengepalkan tangannya erat tapi tak bisa berbuat apa-apa karena mereka adalah tamu kehormatan Ayahnya.
"Dia juga tak tahu malu membawa selingkuhannya di sini." Kessi dilirik tak suka oleh beberapa orang. Kessi geram dan mendekati Saga lalu menarik tangan pria tersebut dibawa ke tempat yang sepi.
Bibirnya mencium bibir Saga dengan penuh nafsu sementara kedua tangannya menarik tangan Saga agar meremas kedua payudara miliknya. "Kessi.." ucapan Saga terhenti kala Kessi makin menuntutnya untuk mengikuti ciuman liarnya.
Saga sama sekali tak fokus dengan ciuman tersebut bisa dibilang dia tak terangsang dengan kegiatan panasnya bersama Kessi. Ciuman liar Kessi malah mengingatkan dia tentang kejadian tadi saat dia mencium bibir Lizzy.
Memikirkan Lizzy yang menciumnya, tiba-tiba otaknya berhenti bekerja. Dia membalikkan keadaan karena berpikir wanita yang dihadapannya adalah Lizzy bukan Kessi. Saga mendorong Kessi hingga punggungnya membentur tembok. Dia membalas ciuman Kessi dengan penuh nafsu dan makin tak terkendali.
Kedua tangannya menggerayangi tubuh Kessi begitu juga bibirnya yang terus menghujani tubuh Kessi yang dia kira adalah Lizzy. Senyuman puas tersungging di bibir Kessi dan terus mendesah kenikmatan. Sedang itu, Lizzy bernapas lega bisa terlepas dari keramaian acara. Dia sibuk membalas sapaan orang sehingga tak bisa menyelesaikan makanannya.
Maka, dia mengambil langkah seribu menjauhi keramaian. Setelah dia mendapat tempat yang cocok, Lizzy segera duduk dan menikmati kuenya lagi namun rencananya gagal saat mendapati sepasang kekasih tengah bercinta di sudut ruangan tersebut.
Kedua mata Lizzy menyipit dan dilanjutkan dengan menghela napas ketika tahu siapa kedua orang itu. Kenapa kedua orang mesum itu bercinta di tempat seperti ini? Menjijikan tahu!
Lizzy berdiri hendak meninggalkan tempat tersebut dan karena terpusat sendok yang penuh dengan kue, dia tak sengaja menabrak benda di depannya. Suara yang ditimbulkan cukup gaduh sampai kedua orang yang sibuk bercinta sontak menoleh padanya.
Tanpa menoleh sedikit pun dia berjalan menjauh. Saga menatap nanar pada punggung Lizzy yang amat dia kenal. Dia kembali menatap Kessi yang menampilkan senyum menggodanya sementara penampilannya tak karuan.
Saga otomatis menjauh dan memperbaiki penampilannya kemudian mengejar Lizzy. Kessi melihat perubahan sikap Saga kembali dibuat kesal. Padahal dia terlanjur basah dan berharap bahwa Saga akan menuntasman apa yang dia mulai sayangnya itu hanyalah angan semata.