"Hah? Aku buat kau cemburu? dalam mimpimu saja!" kecam Lizzy. Lizzy sama sekali tak menyangka bahwa Saga memata-matainya bahkan ini bukan salah satu rencananya untuk Saga.
"Pokoknya, kamu tak boleh ke tempat lain kalau ada urusan penting minta ijin padaku!" Lizzy mendelik kepada Saga dengan ucapannya yang terdengar sangat posesif. Saga pikir dia siapa sehingga ingin Lizzy menuruti permintaannya? Dia hanyalah seorang pria brengsek dan mesum saja, tak lebih dari itu.
"Jangan memerintahku, okay! Setelah aku pikir-pikir, aku boleh melakukan apa saja termasuk mencari seorang pria, wajar karena beberapa bulan lagi kita akan bercerai." Salah satu tangan Saga mengepal menahan amarah.
Belum sempat membalasnya, mobil berhenti menandakan mereka sudah sampai di tujuan. Lizzy segera keluar dari mobil meninggalkan Saga sambil terus mendumel sendiri. "Awas ya kalau aku mendengarmu pergi dari rumah sebelum kau minta ijin sama aku!" ancam Saga setengah berteriak dari dalam mobil.
Saga lalu memerintahkan Pak Toni untuk menuju perusahaan lagi dan setelah itu dia bisa kembali ke rumah.
💟💟💟💟
Malam tiba dan semakin larut saja tapi Saga terus memeriksa beberapa dokumen. Dia menghela napas berat dan memijit pangkal hidungnya. Saga merasa dia harus beristirahat sejenak dan karena semua pelayan sudah tidur, Saga keluar dari ruang kerjanya menuju dapur untuk membuat kopi sendiri.
Namun, malam itu entah kenapa lampu dapur tetap menyala. Apakah ada seorang pelayan yang belum tidur? Saga kemudian melangkah masuk ke dalam ruangan dapur dengan ragu. Dari tempatnya berdiri, Saga terkesiap melihat sosok seorang wanita berambut panjang hitam dengan dress yang mencapai lutut berwarna putih.
Kalau dilihat, sosok wanita itu layaknya hantu. Takut? Sudah pasti, siapa yang takut melihat sesosok hantu dirumahnya. Ketakutan menyelimuti sementara langkahnya semakin mendekat pada sosok yang dia kira hantu itu.
Tiba-tiba sosok hantu itu menoleh membuat Saga terkejut tapi begitu melihat wajah Lizzy dia bernapas lega. "Kenapa kau berjinjit seperti itu?" tanya Lizzy heran melihat tingkah Saga. Perasaannya mengatakan bahwa ada seseorang yang berjalan dibelakangnya dengan pelan dan dugaannya benar ketika menemukan Saga.
"Kenapa kau berpakaian seperti itu? Aku mengira kau itu hantu!" Lizzy mengkerutkan dahinya.
"Hantu? Kau menganggapku hantu?" Saga mengangguk cepat. Lizzy mengerucutkan bibirnya, pria yang ada di hadapannya ini terlalu mengada-ada.
"Tunggu sebentar, kenapa kau masih bangun ini sudah larut malam." Matanya melirik jam tangan dan benar saja waktu menunjukan jam 11 malam.
Lizzy tampak sibuk mengunyah makanan dan menelannya kemudian menjawab, "Aku kelaparan." jawab Lizzy lalu kembali menyendok makanan berupa mi instan yang sudah siap tersaji.
Kedua alis Saga bertaut, sejak kapan Lisa mempunyai napsu makan yang baik. Setahunya, Lisa hanya makan tiga kali sehari akan tetapi dalam beberapa hari ini dia menyadari bahwa Lisa sering makan entah itu cemilan atau pun makanan berat.
Dalam sehari mungkin bisa sampai lima kali. Perlu diketahui Lizzy memiliki riwayat penyakit lambung yang parah. Jika dia tak makan saat perutnya keroncongan maka dia akan didera rasa sakit yang luar biasa pada bagian perutnya.
Itu sebabnya dia selalu makan. Saga hanya bisa mengerjapkan matanya melihat Lizzy makan layaknya orang yang tak makan selama seminggu. Sama sekali tak mencerminkan aura yang dulunya melekat pada diri Lizzy.
Saga menghela napas dan membuat kopi untuk dirinya sendiri. Dia juga mengambilkan air minum untuk Lizzy yang sedang makan. Lizzy tak mengucapkan terima kasih dan hanya menghabiskan air minum itu dalam sekali tegukan.
Setelah sarapannya habis tanpa menganggap adanya Saga yang menemaninya dengan kopi dia mencuci piringnya kemudian melangkah meninggalkan Saga. "Hei tunggu dulu," Lizzy berhenti dan memandang Saga.
"Aku punya sebuah permintaan, dua hari lagi perusahaanku akan mengadakan pertemuan penting. Kau harus datang ke acara itu." Lizzy mengangkat satu alisnya.
"Tidak mau!" Penolakan tegas diberikan Lizzy kepada Saga. "Kenapa aku harus datang, pergi sana sama kekasihmu itu. Perkenalkan dia secara gamblang kalau kekasihmu itu akan menjadi calon istrimu nanti!" lanjutnya.
"Kau gila?! Ayah ada di sana bagaimana mungkin aku membawa wanita itu bisa-bisa Ayah akan menghabisiku!" balas Saga mulai emosi.
"Ya itu lebih bagus," sahut Lizzy. Dia kembali berjalan tanpa memusingkan jeritan Saga yang mengeluarkan amarahnya.
Drrt Drrt
"Halo," ucap Lizzy mengangkat teleponnya.
"Halo, Lizzy aku sudah dapat informasi tentang wanita itu." balas Eka dari balik telepon.
"Kirimkan saja semua biodatanya di emailku." ujar Lizzy memberi perintah.
"Baiklah." Telepon pun ditutup dan Lizzy masuk ke kamarnya. Tak butuh waktu lama, laptop Lizzy mendapatkan email dari Eka. Lizzy segera melihat isi email tersebut. Wanita yang merupakan kekasih Saga bernama Kessi. Pekerjaannya sebagai seorang model dan artis. Dia berteman dengan..
"Lisa? Dia berteman dengan Lisa?" Lizzy segera menghubungi Eka kembali menanyakan kejanggalan yang ada di biodata tersebut.
"Halo, Eka. Aku memeriksa email yang kau kirim, apa itu benar Kessi dekat dengan Lisa? Kalau iya bisakah kau memberitahuku nama Lisa yang lengkap." Terdengar suara keributan dari balik telepon menandakan Eka mencari sesuatu.
"Nama Lisa yang lengkap ya aku punya, namanya Lisa Cetta." Lizzy terperangah, Kessi berteman dengan Lisa? Tak mungkin! Bagaimana bisa? sementara saat mereka bertemu dia terlihat tak ramah bahkan terkesan sombong pada Lisa.
Ada yang aneh di sini dan Lizzy harus mencari tahu apa yang telah terjadi.