Silvermoon adalah bisnis yang dibuat oleh Rey, seorang reinkarnasi Dokter yang sekarang menjadi petualang Rank B. Oh ya, sepertinya tidak pernah ada pembahasan tentang system Erantyl, jadi nanti akan saya jelaskan sedikit demi sedikit tentang dunia ajaib ini.
***
Rey setelah bertarung melawan anggota Guild Myranyr ia kembali ke lounge bersama gadis yang telah menyelamatkan kakek yang sekarang berada di loungenya.
"Sebenarnya apa yang dilakukan gadis ini disini ya?" tanya Rey dalam hati sambil memandang gadis yang ia bawa. Sepanjang jalan menuju Eryntyl ia hanya melihat wajah gadis yang cantik ini. Mirip orang mesum yang berfikir negatif tiap kali melihat isi rok wanita.
Sesampainya di lounge...
Setelah Rey menyandarkan Gadis tak dikenal itu, Alice menghampiri Rey dan memakinya seolah dia khawatir akan keselamatan Rey.
"Rey!" Alice memanggilnya dan saat Rey menoleh. Sebuah telapak tangan menghajar pipinya yang lembut.
"Sakit tau!" Rey merespon tamparan itu dengan memaki Alice. Bahkan Rey pun tidak tau apa alasannya. Tidak lama kemudian Alice mendekatkan tubuhnya dan memeluk Rey erat.
"Kamu bisa terbunuh oleh Siluman itu tau!" Alice menangis dan menempelkan kepalanya bersandar didada yang besar dan keras milik Rey.
"Tapi mereka semua lemah kok." jawab Rey dan membalas pelukannya.
Suasana menjadi tegang, dan saat itu Silver moon terpaksa ditutup untuk umum karena ada permasalahan yang cukup serius. Tiba-tiba gadis tak dikenal itu tersadar dari mimpinya.
"Dimana saya?" dia mencoba membuka matanya dan melihat sekeliling. Ia melihat Rey dan Alice masih berpelukan di depannya, tepat di depan matanya.
"Eh..." Gadis itu seperti merasa ketakutan saat sadar melihat orang didepannya. Ia menundukkan kepalanya dan tak berani menatap mata orang sekitarnya.
"Oh maaf atas pemandangan ini." Rey segera melepas pelukannya dengan Alice. Iya melangkah kearah Gadis tak dikenal itu sayangnya gadis itu tetap tidak ingin melihat wajah Rey.
"Perkenalkan saya, Rey. Saya pemilik tempat ini." kata Rey sambil mengulurkan tangannya berharap dibalas oleh gadis cantik ini.
"Eh anu... Aku Evelyn... Panggil aku Lyn." iya membalas tangan Rey dan saling berjabat tangan tapi sayang ia tetap memalingkan pandangannya kebawah.
"Apa kau petualang juga?" tanya Rey masih memegang tangan Lyn.
"Aku hanya penyintas. Aku terlahir miskin." Jawab Lyn sambil meneteskan air matanya. Mereka semua terkejut, melihat kejadian hari ini.
"Bahkan setelah aku dihidupkan kembali, aku tetap menjadi orang yang miskin." lanjutnya membuat Alice dan Rey terkejut.
[Dia Reinkarnasi juga ya]
Tiba-tiba terdengar suara aneh dari saku Rey.
"Suara apa itu, merdunya." tanya Alice.
Rey mengeluarkan Hpnya. Lyn sejak tadi memperhatikan asal bunyi itu saat ia melihatnya secara langsung ia semakin yakin kalau Rey yang ada didepannya adalah Rey yang dia kenal.
Rey berjalan kearah sudut ruangan, ia melihat layar Hpnya dan melihat Niel memanggil.
"Halo..." sapa Rey yang langsung dipotong oleh Niel.
"Halo juga Rey apa kabar. Sepertinya baik-baik saja ya." Sapa Niel, mencoba basa-basi.
"Oh ya, boleh aku titip satu orang untuk kau lindungi?" tanya Niel.
"Apa katamu? Nitip? Maksudmu Lyn?" tanya Rey balik. Ia beberapa kali curi-curi pandang kearah Lyn yang ternyata juga memperhatikan Rey dari kejauhan.
"Oh, rupanya ia mengganti identitas ya." Sahut Niel, dan ia langsung meng-iyakan maksud Rey.
"Yoi bro..." Jawab Niel.
[Ga perlu sok gaul deh... Malaikat alay]
"Tidak keberatan kan?" tanya Niel.
"Tentu saja, sebagai sesama reinkarnasi harus saling membantu bukan." Jawab Rey seolah tidak ada beban.
"Buat persahabatan yang kuat dengan dia ya." Kata Niel sebelum akhirnya ia matikan teleponnya.
"Dimatikan?" ia menatap layar Hpnya. Dan benar-benar sudah ditutup teleponnya. Ia pun berjalan kembali menuju Lyn.
[Apa maksudnya mengubah identitas ya?]
Mereka saling bertatapan mata dari jauh hingga akhirnya mereka hanya berjarak satu meter.
"Baiklah sudah ditentukan, aku akan menjagamu selama aku masih bernyawa." Kata Rey sambil menatap wajah cantik Lyn.
Tiba-tiba suasana menjadi hening mereka berdua semakin dalam dan semakin larut hingga tak sadarkan diri kalau sedang menjadi tontonan publik. Suasana kembali normal saat Alice memecah keheningan dengan cara menampar wajah Rey.
"Bego, apa maksudnya menjaga mu selama masih bernyawa." Alice sepertinya cemburu mendengar hal tersebut.
"Eh, anu... Aku dapat pesan dari ayahnya Lyn untuk menitipkan dia. Mana mungkin aku menolak permintaan paman Niel." Rey mengelak dan sekaligus memberi kode kepada Lyn untuk memahami situasinya.
"Jadi ayah benar-benar melakukannya." Lyn menundukkan kepalanya.
"Eh, memangnya ada apa? Kenapa kamu tidak kembali dengan ayahmu?" Alice mencari celah agar waktu bersama Rey tidak terganggu.
"Ayah memaksaku bertemu dengan Rey agar aku banyak belajar disini. Terlebih lagi, ayah ingin kita segera menikah." Jawab Lyn. Rey dan Alice pun terkejut mendengarnya.
[Eh apa ini tidak terlalu ekstrim?] Rey memasang ekspresi kaget dan tak bisa membalasnya.
"Hmm... Sepertinya aku akan memiliki saingan ya." ujar Alice sambil menundukan kepalanya.
[Ini lagi gamau kalah, aku harus ngapain Oy... Niel, tolong saya!!!]
**
Disebuah ruangan di kayangan. Aku seorang narator sekaligus penanggung jawab dunia paralel ini, terus memperhatikan dunia ini.
"Semangat ya Rey!" kata ku, kemudian menengguk teh.
"Sungguh cara menenangkan diri yang baik." kata ku.
***
Lyn tinggal dikamar nomor dua, tepat berseberangan dengan kamar Rey di penginapan. Ini adalah hari pertama Lyn mendaftar di guild.
Suasana kamar Rey, sangat Rapih, bersih bahkan menimbulkan efek nyaman jika berada didalamnya. Rey bangun dari tidurnya, dan bergegas membersihkan tubuhnya. Selesai mandi ia memakai bajunya dan melihat jubah dokternya yang benar-benar sudah lusuh dan banyak robekan mirip gembel.
"Sepertinya aku perlu ketempat pakaian." Kata Rey berbicara dengan dirinya sendiri.
Ia bergegas menyiapkan segalanya karena tidak hanya mendaftarkan nama Lyn, mereka juga akan berburu bersama.
*
Di kamar Lyn, suasananya lebih menenangkan dibanding kamar Rey. Tak hanya bersih, tapi ruangan ini pun sangat wangi karena setiap sudutnya dipenuhi bunga mawar. Sepertinya Lyn sudah bisa menerima Rey, dan melupakan masa lalunya.
***