Chereads / Second Life! / Chapter 10 - BAB X : MAAF! II

Chapter 10 - BAB X : MAAF! II

Rey dan Lyn sedang asik berkeliling kota berdua. Yang seharusnya ia lakukan setelah pesta ice cream.

"Bukannya kita akan berkeliling setelah makan ice cream ya?" tanya Lyn memecah suasana sepi.

"Habis nunggu Alice bangun pasti bakalan lama banget, jadi kita duluan saja." jawabnya sambil tersenyum.

Suasana di penginapan.

"Jahat banget, Rey ninggalin aku sendiri disini..." Alice menangis kencang sambil sesekali disuapi ice cream oleh Bold.

"Makan ini... Makan..." kata Bold sambil menyuapi ice cream yang sudah habis sepuluh gelas.

Kembali kesuasana kota.

"Lagi pula, dengan begini kita bisa luangkan waktu hanya berdua kan." Rey melanjutkan kalimatnya yang membuat wajah Lyn memerah.

"A-anu... Apa itu ga berlebihan." Lyn sangat tersipu malu bahkan sampai salah tingkah dibuatnya.

"Sebenarnya, aku sudah suka saat pertama aku liat kamu dihutan. Aku khawatir saat mereka menyerangmu tanpa belas kasihan." Kata Rey mengungkapkan perasaannya.

Ia membayngkan kembali saat-saat paling mendengarkan dalam hidupnya.

Saat itu Rey mendapati Lyn sedang dipukuli para Siluman di Hutan Artetius. Rey bergegas lari dan mencoba menyelamatkannya hingga akhirnya Lyn terjatuh ketanah lebih dulu, dan menghabisi mereka semua dengan satu serangan...

"Tapi kalo dipikir-pikir kok aku bisa mengalahkan mereka semua ya?" Rey malah kebingungan saat mengingat hari itu.

"Tapi kamu pasti akan meninggalkanku setelah tau siapa aku yang sebenarnya." Lyn memotong khayalan Rey, dan membuatnya malah makin bersemangat untuk membuktikan cintanya.

"Rey..." Lyn memanggilnya.

"Iya..." Rey membalasnya singkat.

"Aku yang membunuh mu hari itu." Lyn dengan cepat mengatakan hal yang mustahil bagi Rey. Namun sayangnya ia tidak menanggapi secara serius, malah tertawa mendengarnya.

"Hahaha... Rasanya aku seperti hidup dibumi untuk pertama kalinya." Kata Rey menanggapi kalimat Lyn.

Lyn hanya terdiam malu serta takut kehilangan orang yang sudah iya cintai. Rut wajah Lyn berubah cemas.

"Nah kita mampir kesini dulu yuk." Rey mengajak Lyn masuk ke salah satu Penjahit di Artetius.

Mereka melihat sekeliling dan menemukan banyak kostum bagus disana. Lyn sangat tertarik dengan tempat ini, terlihat dari wajahnya yang berubah menjadi bahagia melihat banyk baju yang cantik.

Rey menghampiri pemiliknya dan memberikan Jas Dokternya.

"apa yang bisa saya bantu?" kata pemilik toko itu.

"Bisa tolong perbaiki ini?" tanya Rey sambil memberikan jubahnya.

"Ini sepertinya bukan barang Erntyl ya? Mungkin aku bisa membuat tiruannya jika kau tidak keberatan... Jadi kami tidak akan memperbaiki barang berharga ini." jawabnya saat menerima jubah itu.

"Ah tidak apa kalau begitu. Lagi pula sebenarnya aku juga ingin itu seperti apa adanya, karena itu menyimpan banyak kenangan selama aku hidup." Kata Rey memperbolehkan saran dari pemilik toko itu.

"Kalau begitu kami akan membuatkan satu untuk mu ya..." Tak lama setelahnya Rey dan Lyn pergi mencari tujuannya yang lain.

"Kau masih mengingat-ingat kejadian dimasa lalu ya?" Tanya Lyn.

"Ya benda itu adalah bukti perjuangan ku hingga menjadi seorang dokter." Rey menjawabnya dengan mudah, serta terlihat banyak senyuman saat menjawabnya.

"Selanjutnya kita ke penempa ya." lanjut Rey yang tiba-tiba menggandeng tangan Lyn, dan meremas telapak tangannya kuat.

Mereka sampai di tujuan keduanya, saat mereka masuk mereka disambut dengan seekor kucing yang membukakan pintu.

"Wah lucunya." Kata Rey saat melihat kelucuan kucing yang dapat berdiri dengan dua kaki membuka pintu.

"Pak, apa kami bisa membuat senjata yang tidak pernah ada disini?" tanya Lyn kepada pemilik toko. Benar saja, sang pemilik toko bingung maksud Lyn, tapi sebenarnya ia pun merasa bersemangat untuk membuat barang baru.

Lyn memberikan *Blueprint yang ia buat.

"Ini adalah blueprint-nya lengkap dengan partisinya." terjadi serah terima dokumen penting.

"Wah saya sangat menantikan hasil akhirnya. Eh tunggu, ini totalnya dua item ya?" Tanya Smith, pemilik sekaligus penempa ditempat itu.

"Iya, pak... Jika ada yang ingin ditanyakan boleh hubungi saya di Silver Moon." kata Lyn, tersenyum saat Smith menyanggupi permintaannya.

"Terima kasih, datang lagi ya..." Smith melambaikan tangan pada Lyn dan Rey saat mereka berdua keluar dari toko dan melanjutkan perjalanannya.

"Wah kau bisa mendesain senjata mematikan itu ya?" Rey memberi pujian karena cewe yang dia sukai adalah desainer hebat.

"Tentu saja, kehebatan senjataku telah memakan satu korban yang aku cintai dibumi." Jawab Lyn dengan nada datar...

[Kok jadi kayak sikopat ya?] Rey memasang wajah cemas sambil terus memperhatikan gerak-gerik Lyn.

***

*Salam Author

Halo semua, semoga harimu menenangkan...

"yang bener menyenangkan Bego!" Rey memotong kalimat author.

ya intinya, jangan lupa berikan saran dan komentar terhadap webnovel ini supaya author jadi rajin menulis. Bhay...

"Gitu doang?"