Rey, Alice, dan Lyn sedang menghadapi King Ape yang tengah meresahkan warga.
"Setelah mengalahkan yang satu ini aku mau ice cream vanila ya Rey." Ujar Alice sangat bersemangat dengan mengacungkan pedang kedepan dengan kedua tangannya yang mengikat erat.
"Baiklah, kalau begitu biar aku yang traktir." jawab Rey sambil memegang *Wood-Cutternya di tangan kanan.
*Wood-Cutter adalah senjata berbentuk Kapak yang iya dapat dari Spell Summon : Wood-Cutter.
"Teman-teman, sepertinya posisi kita sangat tidak menguntungkan sekarang." Potong Lyn memberi tau mereka berdua kalau ada Ape warrior yang datang membantu rajanya.
Mereka bertiga terkejut saat posisi mereka tiba-tiba menjadi terkepung. Tiga Ape Warrior datang dari kiri kanan dan belakang mereka.
Lyn, mengambil anak panah yang ada di pinggangnya dan bersiap melepasnya kesalahan satu dari mereka.
"Sepertinya kita tidak bisa kabur ya." kata Rey sambil bersiaga jikalau salah satu dari mereka tiba-tiba menyerang.
"Alice ada berapa banyak sisa *mana mu?" tanya Rey sambil mengarahka kapaknya kedepan.
*Mana adalah energi yang digunakan untuk mengaktifkan sihir atau spell tertentu.
"Hanya sisa seperempat dari kapasitasku." jawab Alice, yang tiba-tiba semangatnya menurut.
"Sudah kuduga. Sepertinya hanya tinggal aku yang bisa menggunakan sihir sekarang ya." Kata Rey, yang kemudian berbalik badan kebelakang.
"Lyn... Tembak tiga yang didepan, aku akan bersihkan yang dibelakang dengan cepat." Ujar Rey memberi perintah.
"Tembak!" Rey berlari kebelakang mencoba menghajar Ape Warrior yang mengepungnya dari belakang. Sedangkan Lyn menembakan panahnya dengan cepat kearah kiri dan kanannya sebelum akhirnya melepas anak panah yang sudah diberi sihir kearah King Ape.
"Smoke Arrow!" Lyn melepas peganggannya terhadap anak panah itu dan dengan cepat anak panah itu menghantam hidung King Ape dan mengeluarkan asap tebal.
Rey berlari kearah monyet yang dibelakang dan melempar Wood Cutternya tapi berhasil ditepis oleh monyet itu.
"Spell Summon : Chain-Cutter." Rey mengaktifkan sihir pemanggil yang menggunakan mana cukup banyak. Hingga akhirnya muncul gergaji mesin yang terbuat dari Kayu. Ia melompat dan melakukan putaran guna memperkuat serangan chain-cutternya apabila mengenai lawan.
"Terbelah lah... Spell Buff : Long Range!" ia mengaktifkan lagi sihir peningkat atribut kali ini yang ia gunakan adalah peningkat jangkauan serangnya sehingga tidak perlu melakukan serangan dengan jarak yang sangat dekat.
"Hyaaaahh..." Rey menahan senjatanya dan memaksanya membelah Monyet itu menjadi dua dari atas kepala hingga membelah melewati duburnya.
Rey mendarat ditanah dengan berguling dan tiba-tiba Monyet itu terbelah menjadi dua.
"Alice sekarang!" Rey berteriak, seolah rencananya berjalan dengan baik.
"Spell Summon : Poison Arrow." Alice mengaktifkan sihir elemen perubahan, dan muncul lah portal lingkaran yang menembakan panah racun kearah King Ape yang sedang terkena efek disable akibat Panah Asap dari Lyn tadi.
King Ape berteriak sangat keras seolah ia merasa kesakitan. Hingga tak lama kemudian King Ape pun tumbang dan menggentarkan tanah saat tubuhnya menghantam tanah. Bersamaan dengan tumbangnya King Ape, Alice pun terjatuh akibat kehabisan mana-nya.
Pertarungan yang menghabiskan seluruh tenaga ini akhirnya berakhir. Rey sepertinya masih memiliki mana yang cukup banyak sehingga ia terpaksa menggendong Alice kembali ke penginapan.
***
Di perjalanan Rey dan Lyn hanya saling berdiam tanpa berkata atau basa-basi sedikit pun, bahkan mereka membuat jarak yang cukup jauh untuk seorang teman.
"Rey..." Lyn memanggil Rey yang kemudian memecah suasana sunyi itu.
"Eh, kenapa Lyn?" Rey menyahutnya dengan bertanya balik.
"Apa kamu ingat kenapa kamu berada disini? Maksudnya, kamu pasti reinkarnasi sama seperti aku kan? Alat yang kau gunakan waktu itu, saat pertama kita bertemu..." Lyn membuang wajahnya ke kiri agar tak dilihat oleh Rey yang berjalan di depannya.
"Itu mirip alat yang sering ku gunakan saat masih tinggal didunia yang menyakitkan itu." Lanjutnya sambil mengingat masa lalu.
"Aku sebenarnya tidak ingat, tapi malaikat bernama Niel, orang yang memberi alat itu yang memberi tau ku alasan kenapa aku mati." jawab Rey.
"Aku... Jika saja aku bertemu dengan orang itu..." lanjutnya dengan nada ambigu, antara marah atau datar.
"Begitu ya..." Lyn merespon perkataan Rey singkat.
"Tapi jika kau bertemu dengan orang itu disini apa kau akan memaafkannya atau malah sebaliknya?" Tanya Lyn bertanya lagi.
"Aku akan mendengarkan alasannya untuk pertimbangan, walaupun. Sebenarnya ingin sekali ku suntik mati." Jawab Rey dengan tegas.
"Begitu rupanya..." Lyn hanya mengucap pelan tapi Rey dapat mendengar suaranya dengan jelas.
"Oh ya, setelah kita pesta ice cream. Kita berkeliling kota ini yuk... Aku ingin memperbaiki baju ini dan membeli beberapa item untuk bertarung." Rey memecah suasana yang tadinya kembali sepi.
"Ah, boleh aku juga ingin pergi ke penempa ingin membuat benda yang tidak ada disini untuk dijadikan senjata." Lyn menerima ajakan Rey. Dan tak lama kemudian setelah mereka berjalan melewati pertigaan itu mereka sampai di Silver Moon.
Mereka memasuki Silver Moon dan seperti biasa disini sangat ramai bahkan berbanding terbalik jika dibandingkan sebelum dibeli Rey.
"Selamat datang tuan." Nany memberi salam pada Rey, dan teman-temanya dan hanya dibalas senyuman oleh mereka.
"Tolong jaga Alice ya, jika dia bangun bilang kami pergi keliling kota sebentar." Kata Rey memberi perintah pada Nany, penjaga sekaligus pelayan Lounge itu.
Rey pun mengantarkan Alice ke kamar nomor tiga. Kamar yang sudah dipakai Alice tinggal selama di penginapan ini.
"Aku pergi dulu ya." Rey berpamitan pada Nany hingga akhirnya menghilang setelah pintu tertutup.
***