Chapter 9 - Akhirnya

Desember akhir. Hari ini pembagian Raport semester ganjil , sama saat seperti SMP pasti baik papa dan mama akan hadir Kedua nya , bedanya mama di luar bersama ku dan Papa yang menerima raport ku dan bertanya banyak hal tentang ku ke Wali Kelas ku , yaa itu lah Papa ku. " Ri, bakalan hadir berdua lagi ni?" tanya Lina kepada ku seolah sudah menebak nya. "hmm, kayanya" jawab ku pasrah dan disambut tawa ke-5 sahabat ku , "kamu beruntung Ri, walau Papa mu sibuk kerja tapi sangat memperhatikan kebutuhan mu, dan mama mu sangat sangat protektif dan dekat sekali dengan mu" membuka pembicaraan kembali "iya , kadang aku iri sma Riani" sahut Rifah , "cantik, populer, pintar, dan keluarga yang hangat, sempurna banget Ri" tambah Cia , yaa , ketiga sahabat ku ini hanya tinggal dengan ibu mereka , Cia dan Citra Kedua Orang Tuanya bercerai, sedangkan Rifah ketika di bangku SMP ayahnya meninggal. Aku, Kia dan Lina kami memiliki keluarga yang utuh, Alhamdulillah, tapi Kia memiliki problem nya sendiri dengan orang tuanya, dan Lina Orang tuanya memilih tinggal di pedesaan dan dia hanya tinggal sendiri di kota ini . Itu lah sedikit tentang Sahabat2 ku. "ehhh, ibu ku ada di depan ni," Ucap Citra setelah membuka pesan di hp nya yang membuat kami sadar dari pikiran kami masing masing, " ohh iya aku mau lihat bapak ku juga Uda ada belum di depan" tambah Lina . Kami pun berjalan menuju ke halaman depan sekolah untuk melihat dan menjemput Orang tua kami , Sekolah terlihat penuh dan ramai karena di penuhi dengan Orang Tua seluruh Murid. Saat menunggu , tiba tiba sebuah mobil mewah berhenti di parkiran dan membuat semua mata tertuju pada mobil itu . "astagaaa, ada anak pejabat kah di sekolah kita kok kita nggak tau ya " suara bisik bisik siswa dan siswi kembali terdengar , aku dan ke-5 Sahabat ku hanya saling pandang dan tersenyum sambil menaikkan pundak pertanda tidak tahu dan masa bodo', yupp itu lah kami, tidak peduli dengan orang lain dan segala urusannya. Saat sedang menunggu dan asyik bercerita tiba-tiba suara lembut terdengar di telinga ku " Misi de' mau tanya kelas 2-1 di mana ya", tanya nya lembut dan sopan kepada ku , itu kan kelasnys Rian dan Dani pikir ku, "ibu Lurus aja jalan terus sebelah kiri nanti ada tangga , naik dan ke arah kanan akan ada papan nama di depan kelasnya Bu" jawab ku dengan jelas dan selembut mungkin dan menampilkan senyum terbaik ku , "kamu bisa antar sya kah de' , ini pertama kalinya saya kesekolah anak sya ini, biasa nya yang Ambil tante nya, jadi saya nggak tau sma sekali tentang sekolah ini" pinta nya dan penjelasan nya membuat pikiran kami bingung, begitu pun ekspresi yang di tunjukkan sahabat sahabat ku. "baik bu sya antar", kemudian aku menoleh ke sahabat2 ku meminta mereka jika melihat orang tua ku untuk membawa mereka kedalam kelas. Aku pun mengantar ibu ini ke kelas yang dia Maksud, selama perjalanan aku berdoa agar aku tidak bertemu dengan Rian maupun Dani , " nama kamu siapa" tanya ibu itu dan menyadarkan ku " nama sya Ariani Bu " , "kamu pasti baru di kelas 1 kan" lanjutnya "iya Bu" jawab ku tetap lembut , dan tak sampai Lima menit kami tiba didepan kelas yang ibu itu maksud , berniat pamit dan segera pergi agar tak bertemu dengan orang yang aku maksud , ehh malah sebaliknya.. "mami" suara itu yaa suara yang sangat familiar "Adrian, anak mami, ,, surprise,,, ," "Rian mi, Rian" ,"yaa terserah kamu lah , buat mami kamu Adrian anak mami satu satunya, kangennya" ucap ibu itu sambil memeluk Adrian "apaan sihh mii, malu banyak teman Rian" elak Rian melepaskan pelukan ibunya, " dasar orang berhati dingin sama ibu sendiri aja begitu, Pantes aja " ucapku dalam hatii coba aja bisa aku keluar kan. Percakapan mereka membuat ku paham dia ibu nya Adrian Suprapto, "kamu ngapain berdiri disini, ini bukan kelas kamu kan" suara Adrian berhasil menarik kembali kesadaran ku.,, Belum sempat menjawab "Adrian, dia ini yang mengantar mami kesini" kamu kok galak gitu sihh sma adik kelas jangan mentang mentang kamu ketua OSIS yaa" ucapan ibu nya seolah membuat ku menang "hai Ariani," sapa Dani "hai kak" sapa ku balik , "sya Dani tante Sahabat nya Rian" ka Dani mengenal kan diri nya ke ibu Rian "ohh, iya saya sudh dengar , kalian memg terlihat cocok bersahabat " lanjutnya lagi. "kalau gitu sya permisi ya Bu, kak Dani , saya harus kembali takut jika orang tua saya mencari saya di kelas" pamit ku tanpa memperdulikan Rian "assalamualaikum Bu" pamit ku sambil berlalu pergi tanpa menunggu jawaban mereka.

Sepeninggal ku di kelas Rian .. "Tante ketemu dimna sama Riani" ucap Dani membuka percakapan setelah ibu nya Rian masuk dan duduk santai "ohh, iya tante ketemu dibawah dia lagi sama teman temannya dan tante tanya aja, dan dia bersedi antar Tante," jelas ibu nya Rian kemudian beliau melanjutkan "tapi ya Adrian anehnya saat kami berjalan kemari , semua mata tertuju pada kami lohh dan mami dengar bisik bisik waahh Ariani semakin manis yaa, yaa pokok nya semacam itu lah" , "dia cewek tercantik, terpopuler, dan terpintar saat ini mi" ucap Adrian dengan perasaan yang campur aduk ntah apa yang mendorong nya mengatakan dan menjelaskan sedetail itu tentang Ariani ke ibu nya, "ohh pantes aja Aura nya lain dri yang lain dan dia terlihat paling bersinar" ucap mami Adrian " alahhhh, biasa aj mi" sahut Rian, "buat mami luar biasa" tegas ibunya, "Dani kok dia kaya nya dendam banget sih sma Cewek cantik itu, dia di tolak yaa ?" tanya ibu Adrian ke Dani dengan nada serius tapi mengandung ejekan dan berhasil membuat Dani tertawa "dia nggak pernah ditolak tante, tapi Ariani itu satu satu nya cewek yang bisa ngejutekin Adrian , disaat semua cewek berusha menarik perhatian nnya ", "ohh, bearti dia waras Dani nggak mw ngedeketin Singa" sontak jawabn ibunya Adrian membuat nya tertawa lepas. Pembagian Raport dikelas ku selesai, aku dan seluruh siswa menunggu di depan kelas masing2 hanya orang tua yang boleh masuk , kali ini berbeda baik mama maupun Papa kedua nya duduk di dalam kelas untuk mendengarkan laporan tantang ku selama -/+ 6 bulan ini. Akhirnya pembagian raport selesai , aku harap harap cemas takut dengan laporan guru yang kadang hiperbola, mama ku sih pasti santai dan paham papa ku ini yang pemikiran nnya masih kuno dan sangat ketat ., kedua orang tua ku pun muncul dan aku mendatangi nya "gimana pah mah hasilnya" tanya ku penasaran "selamat yaa sayang kamu meraih jura 1 dan merupakan siswa dengan nilai terbaik seluruh kelas 1" ucap mama dan memeluk ku "artinya kamu juara umum, Riani, papa sangat bangga, pertahankan" tegas papa ku "siap boss" jawab ku dengan senyum mengembang "Pak Abbas pun keluar kelas dan menyapa ku yang masih dengan kedua orang tua ku "selamat ya Ariani Bapak bangga kamu bisa mengangkat prestasi kelas kita" , " iya pak Terima kasih, juga atas bimbingannya dan kesabaran bapak menghadapi saya" ucap ku tulus "kalau gitu bapak permisi keruangan guru dlu, mari pak , Bu" pamit nya ke orang tua ku "oiaa , kamu bilangi cowok cowok ngedeketin kamu supaya jangan naruh bunga lavender lagi yaa di meja kamu, bapak alergi bunga itu " ucapan pak Abbas sebelum pergi membuat ku bungkam "hmmm, terima introgasi panjang lagi ini sampai rumah" ucapku dalam hati sambil melihat dan menebak ekpresi papah ku. tiba-tiba "Ri , jadi kan kita ngejus bentar selesai pembagian Raport itung itung seminggu lohh kita nggak ketemu" ucap Cia tanpa melihat situasi apa yang barusan . Aku semakin takut dan tidak bisa membaca ekspresi papa ku ,, "pah , Ariani boleh ikut ?" ucap ku tenang dan siap dengan jawaban papa ku yaa nama nya izin, dizinin Alhamdulillah nggak yaa udah , menoleh ke arah mama ku, aku hanya bisa melihat senyum santai di wajah nya. 1.2.3.4 dan " iya boleh pergi tapi jangan pulang lewat jam 4 sore, ini bukan buat Riani aja, tapi buat kalian ber-6 , paham kan " ucap papa ku tegas dan penuh kasih sayang , aku pun menyalami papa ku dan mencium tangan nya dan mengucap kan makasih, diikuti ke-5 Sahabat ku. Orang Tua sahabat sahabat ku sudah pulang duluan , aku mengantar papa dan mama ku keparkiran dan tiba-tiba , "ehh nak Ariani," ucap suara lembut itu "ehh, Tante" jawab ku dengan canggung, "ini orang tua sya tante ," dan mereka pun bersalaman , " Ri , papa sma mama duluan yaa kamu hati hati" pamit mama ku "mari Bu" sambung mama ku sambil menoleh kearah ibunya Adrian dengan senyum yang ramah dan dibalas senyum yang manis oleh ibu nya Adrian, mobil kedua orang tua ku pun segera menghilang di balik gerbang sekolah. Aku berniat pamit ke ibu Adrian dan segera pergi dari sana karena ke-5 Sahabat ku sudah mengkode ku dari belakang untuk segera pergi, baru akan buka mulut , tiba-tiba ada suara yang membuat ku jengkel dan membuat sahabat2 ku kaget "mami belum pulang juga" ucapnya, terdengar sedikit nada yang mengusir , "dasar anak nakal, kamu ngusir mami, untung aja kamu juara 1 coba nggak," sahut ibu Adrian dengan nada kesal , "Ariani, Tante minta maaf yaa atas nama Adrian , ngelihat kejadian tadi pagi ke kamu kayak nya dia sering berkata kasar ke kamu, tapi asal kamu tau yaa semua yang dia ucapkan pasti kembali kannya" ucap ibunya Adrian dengan penuh arti , dan mampu membuat bingung dan berpikir keras maksudnya "iya tante gpp kok, sya sama Kak Rian juga jarang ketemu" terangku dengan sopan, "awas" teriak Adrian sambil menarik tangan ku dan menaruh ku kebelakang nya ketika akan ada motor yang mw rebah tepat di samping ku dan membuat ku sangat kaget. "Kamu nggak apa2 kan , pusing nggak," tanya nya dan dengan suara yang sangat hangat "nie minum dlu ," lanjut nya lagi kebetulan saat itu dia memang memegang sebotol air mineral , mama nya dan ke-5 Sahabat ku mendatangi ku "Ri , kamu gpp" tanya Citra mewakili selurh sahabat ku "iyaa gpp kok" jawab ku singkat "duhhh, cantik pucat Banget, pasti kaget banget yaa " ucap ibu nya Adrian lembut "gk apa2 kok tante, iyaa ini pengaruh masih shock aja" sahut ku sopan , "yah uda Adrian, Ariani , Dani , mami duluan yaa" pamit ibu nya Adrian ke kami semua. "iya mi hati-hati" sahut Adrian "bye tante" sahut ku sambil melambaikan tangan ku kearahnya,,, "kamu beneran gpp kan" tanya Adrian lagi dan tatapan kami pun bertemu , tatapan aneh Adrian yang nggak pernah aku lihat sebelumnya , hangat, ramah dan dengan sorot mata yang tajam, aku merasakan debaran jantung ku nda beraturan , "astaga Riani kenapa sma kamu" hati ku mulai berkecamuk nda jelas. "Ri , kamu duduk dulu yaa" ucap Kia mengembalikan kesadaran. ku "iya, benar, ayoo" jawab Adrian sambil memegang tangan ku dan menarik ku ke kursi untuk duduk,dan anehnya aku hanya menuruti nya dan membiarkannya memegang tangan ku , jantung ku kembali berdegup kencang astagaa ada apa dengan mu Ariani, pikiran ku kembali kacau, sampai akhirnya suara bass mengagetkan kami semua dan menarik ku untuk Kembali sadar "ada apa ni kok ngumpul disini ?" suara Zaldi membuat kami semua kaget dan menoleh kearahnya , 'Zaldi mau ngapain dia kesini perasaan kami nggak janjian dan dia juga nggak ada bilang akan datang ' gumam ku dalam hati yupp di belakang nya ada Reza , " ada apa beb?" tanya Reza pada Cia " ohh, ini tadi Riani hampir ketiban motor rebah di parkiran" jelas Cia " astaga 'tuan putri-ku nggak apa2 kan" ucap Zaldi panik dan mengambil posisi di samping ku, 'tuan-putriku' kata kata itu membuat ku menoleh kearah Rian yang juga duduk disebelah ku, tapatnya Zaldi di kiri dan Adrian di kanan sedangkan aku di tengah-tengah dan aku kembali menatap ekspresi nya telah berubah menjadi seperti biasa Dingin dan tak terbaca , Pikiran ku langsung bergejolak kacau tak karuan dengan situasi ini, dan aku pun menangkap suasana Canggu disini , ntah kenapa Sahabat sahabat ku pun tiba tiba diam dan tak bisa berkata apapun saat situasi ini , aku berinisiatif berdiri dan ingin kembali ke kelas dulu untuk mengambil tasku tapi belum sempat berdiri dan berucap tiba-tiba "dan" "ci" suara itu terdengar bersamaan "ambilkan tasnya Riani di kelas" mereka melanjutkan dengan nada yang bersamaan dan akhirnya mereka saling bertatapan dingin aku yang berada di tengah tengah merinding melihat adegan ini . "biar aku yang ambil" ucap Citra cepat dan segera pergi, diikuti Lina, Rifah, dan Kia, "kamu tunggu sini aja ci, tasmu biar aku yang ambil" ucap rifah pada cia sambil berbisik . Mereka pun pergi dengan cepat. " kamu yakin nggak apa2?" ucap Zaldi pada ku dengan sangat lembut "iyaa beneran gpp kok , cuman kaget aja" , "kamu nggak ngerasa pusing kan ?" ucap Adrian kemudian " iya , Nggak kok kak" jawabku sambil tersenyum ramah padanya "udah minum lagi gih biar tenang" ucap Rian dengan nada yang terdengar tulus. dan aku mengikuti permintaan nya untuk minum. Mereka pun kembali "ini Ri tas kamu" ucap Citra smbil meyerahkan tasku dan aku pun menerimanya , kemudian aku berdiri dan berniat pergi bersama sahabat sahabat ku , "aku duluan yaa zal, kak rian ka dani pamit ku pada mereka semua" , "biar aku antar pulang" ucap mereka tiba tiba dan bersamaan dan meraih tangan ku , Zaldi kiri dan Rian Kanan , astagaaa adegan apa lagi ini , yaa ampun kacau kacau banget ini ucapku dalam hati dan pikiran ku mulai berkecamuk , sontak adegan ini menarik seisi sekolah , dan baik Zaldi maupun Rian nggak ada yang mau melepas tangan ku , aku melihat ke arah mereka bergantian dan mendapatkan tatapan yang dingin dari kedua nya mereka kembali saling menatap , astgaa Tuhan ada apa ini aku baru kelas 1 kalau ada guru yang lewat mampus lah aku , pikiran ku benar benar campur aduk, kemudian Adrian melepaskan genggaman nya membuat ku kaget lega namun terlintas 'kok dilepas kak, aku kan jawab mau bareng kakak' ,astgaaa pikiran apa itu Ariani belum sempat sadar Zaldi dengan cepat menarik ku dan merangkul ku "aku duluan Kak" pamit ku pada Rian dan Dani "sekali lagi Makasih kak" aku tersenyum dan menatap lekat Adrian , sambil Zaldi membawa ku ke arah mobilnya , aku bisa melihat bahwa Adrian melihat ku tapi aku tidak bisa membaca ekspresinya.