Chapter 10 - Akhirnya Jadian

"Assalamualaikum ," salam ku ketika tiba di rumah "waalaikum salam " sahut mama ku , "loh nggak' jadi keluar Ri, kok cepat pulang nya" Lanjut nya lgi , "ohh di undur maa sore ini jam 4, yaa kalau di ijin in papa Riani pergi, kalau nggak juga gpp maa" jawab ku Pasrah. " ya udah, kamu ganti baju sna " ,"iyaa ma". Aku pun masuk ke kamar ku, rasa nya badan ku lemas semua langsung ku rebahkan tubuh ku ke tempat tidur ku, tak lupa ku hidup kan musik dari komputer ku. "huaaaaaaa, nyaman nya" ucap ku penuh rasa lega. Pikiran ku mulai berjalan dan kembali mengingat semua kejadian tadi di sekolah. *Flash Back*.

Tanpa sadar aku memegangi dadaku "kenapa jantung ku berdebar tak karuan gini setiap mengingat kejadian yang terlibat dengan Rian yaa," ucap ku sendiri dengan penuh rasa bingung "tatapan itu, senyum nya hari ini begitu aneh rasanya " sambung ku. Aku kembali mengingat semua kejadian yang hanya terlihat Rian mulai dia menarik ku ke belakang nya seolah melindungi ku, ingin mengantar ku pulang seolah menahan ku agar tak bersama Zaldi. Pikiran mulai tak karuan. Aahh, sudah lah kejadian tadi memang membuat orang yang berada di dekat sana akan melakukan hal yang sama karena Panik itu saja. Aku mulai menetralkan pikiran ku.

-------------------------

"Riani, Ri,, Riani" suara mama membangun kan ku , aku pun membuka mata ku lemas , "kamu kok tidur pake seragam"? ucap mama ku, iyaa aku ketiduran tadi dan tidak mengganti seragam sekolah ku. "sudah bangun sana ,Uda Dzuhur ni, mandi trus makan siang", "ada papa tuh, kalau mau keluar cepatan izin" , Lanjutnya lagi "iya maa" jawabku.

Setelah selesai mandi dan shalat Dzuhur , aku ke dapur untuk makan siang. Belum sampai di dapur, di ruang tengah ada papa "Ri," tegur papaku sebelum aku sempat menegur dia, dengan cepat ku jawab "iya pa" jawab ku seperti biasa "sini dulu" ucap nya santai , tapi setiap kali papa ku berkata begini pasti ada sesuatu dan pasti akan banyak pertanyaan, aku berjalan mendekati papa ku. Aku sudah berada tepat di samping papa ku yang menonton televisi, "papa kok tumben pulang kerja cepat" ucap ku mencoba menghilangkan rasa khawatir ku. "ohh, iya papa ambil libur hari ini sehari, karena kan kamu dan adik adik mu pembagian raport tadi" , aku hanya membalas ucapan papa ku dengan anggukan kepala karena memang sudah paham. "Ri, kata mama kamu keluar nanti sore"? ucap papa "ohh, iya pa rencana yang tadi pulang sekolah, tapi di undur sore" jawabku apa adanya dan pasrah di undur juga gara gara aku sih sebenarnya , coba aja nggak ada kejadian tadi siang dan drama drama dari Zaldi dan Rian pasti aku uda happy happy sma teman teman ku sekarang, tapi ya udahlah mw gimana lagi. "boleh pergi, tapi jam 8 malam uda harus d rumah yaa" ucapan papa membuat ku kaget dan tak percaya rasanya. "beneran paa," jawabku mencoba meyakinkan "iyaa, tapi ingat nasihat nasihat kami yaa Ri," iyaa paa jawabku dengan senyuman lebar. Aku pun meninggalkan papa dengan rasa senang dan menuju dapur untuk makan siang. "cieee, yang dapat izin" goda mama ku,, "tapi yaa, coba aja tadi papa kamu di rumah dan ngelihat kamu di antar Zaldi, bakalan lancar kaya gini nggak yaa" lanjut mama ku, "yaaahh mama" jawab ku manja "ayoooo, siapa yaa , Zaldi atau,,," belum sempat mama melanjutkan aku langsung memotong omongan mama ku " maa ,nggak ada Zaldi atau Rian, atau siapapun" jawab ku kesall, mama ku hanya tertawa melihat tingkah ku. Aku cepat cepat menyelesaikan makan ku dan kembali ke dalam kamar ku. Aku mencari hp ku berniat menghubungi, tapi ternyata orang yang ku maksud uda nelponi aku sebanyak 9x , baru aku akan menekan nomor nya, hp di tangan ku bunyi 'Cia calling....' "halo ci" segara mungkin ku angkat telpon , pasti dia ngomel ne ucap ku dalam hati "Ariani Saputri,.,,,,,,,,,,,,,,,,,," teriaknya membuat ku menjauhkan hp ku dari telinga sambil tersenyum "iyaaaaaaa beb,," jawab ku tanpa rasa bersalah "kamu susah nya di telponnya" lanjut nya kesal, "sorry, tadi ketiduran pulang sekolah terus, bangun mandi shalat, makan, baru deh lihat hp" jawab ku santai "hmmm, enak banget yaa, disini aku diteror seseorang di suruh telponin kamu smpai diangkat buat nanyain keadaan kamu" "hahahaha, jngan marah marah Bu, cepat tua ntar" jawab ku santai namun sebenarnya aku mengalihkan arah pembicaraan cia, aku tau yang dia maksud tapi aku lagi malas buat ngebahas nya "nanti sore jadi?" tanya nya kemudian "iyaa sayang jadi, jam 4 kan di cafe XXX" jawab ku .. "oke ketemu disana yaa , byee" jawab nya sambil menutup telpon.

--------------------------------

" maa, paa, Riani jalan dulu yaa" pamit ku seperti biasa pada mama dan papa ku sambil salim dan mencium tangan mereka. "iyaa hati-hati yaa" ucap mama ku "hati-hati Ri" di ikuti papa ku, "assalamualaikum"

"waalaikum salam"

Aku memilih pergi naik angkot, menolak di jemput Citra .

Aku sampai di depan kafe dan melihat jam tangan ku 16.05 , aku mengambil hp ku dan menelpon Cia, "halo ci," ucapku cepat begitu tau panggilan di ku sudah diangkat "halo say, kamu dimna?" tanya nya "aku didepan kafe, kamu ?" tanya ku balik padanya "aku sma yang lain Uda didalam ni" ucap nya cepat "ohh, oke aku tidak masuk" jawab ku sambil menutup telpon dan berjalan masuk ke Kafe .

Saat masuk ke dalam aku melihat sahabat sahabat ku yang sudah berkumpul di salah satu meja , dan mata ku pun menangkap 1 meja yang isi nya adalah cowok cowok mereka . "hhhmmmmm, harusnya sudah kuduga" gumam ku seraya mendatangi meja sahabat sahabat ku. "hai tuan putri," ucap cia dengan ekspresi mencurigakan "ini minuman favorit mu non, uda kami siapin" sambung rifah dengan ekspresi yang sma "kalian kenapa, ada yang nggak beres nie" ucap ku seolah menangkap gerak gerik mereka "ohh, iyaa ini apaan nie, bawa bawa ajudan segala katanya kita aja ber-6", ucap ku kemudian sok kesal "ohhh, iyaa lah , tapi jngan khawatir mereka hanya akan jadi penonton kok" jawab Cia sambil di ikuti anggukan ke-4 sahabat ku yang lain "fix, ada yang gk beres nie" ucap ku lagi "ini minuman nggak dimasukkan yang aneh aneh kan " ucap ku sok takut dan memancing mereka "aduhh sakit" sahut ku tiba tiba ketika Kia menjitak kepalaku "otak mu geser yaa Ri kebanyakan belajar , makanya pikiran mu jelek gitu ke kami" uca0 kia kemudian, "yaaahh, kalian aneh sihh" ucap ku meringis , "udah nikmati aja, aman kok" sahut Rifah, "oia, Ri, tinggal kamu ne yang belum ku kenalin" ucap Citra dan membuat ku melihat ke arah nya dengan penuh tanya "apaan"? tanya ku langsung "yankk," panggil Citra ke salah satu cowok di meja sebelah kami , "ini Angga , cowok ku" kenal citra pada ku, "ohhh, aku Riani," ucap ku tanpa mengulurkan tangan ku" namun tetap senyum. Angga pun yang kembali ke meja nya. "Pantes aja aku ngeliat orang asing di antara cowok2 kalian ternyata Citra tohh," ucap ku membuka percakapan, "iya dia teman Isham" jelas citra. Kemudian Citra berdiri dan mengajak ku ke toilet "Ri, temenin ke toilet yuu", "ayooo, deh" jawab ku cepat, saat perjalanan ke toilet "Ri, aku tanya boleh?", "tanya aja" jawab ku santai , "kamu pernah suka sma kak Dani", aku sedikit bingung dengan pertanyaan Citra, tapi aku memilih untuk segera menjawab "nggak cit, biasa aja", "kalau Rian?" , sambut citra sontak menghentikan langkah ku "kok Rian, cit?" , "sorry yaa Ri, aku Sahabat mu dan kita uda dekat lebih dari 6 bulan, aku cuman nggak mau kamu salah ambil keputusan,aku ingin yang terbaik buat kamu, kejadian tadi siang disekolah semua orang juga bisa tangkap perang dingin antara Rian dan Zaldi, ri" , ucapan Citra benar tapi apa iyaa Rian ada rasa sma aku, bukannya selama ini dya selalu kasar yaa sma aku. "udah lah cit nggak usah dibahas , urusan cinta rumit kayanya" ucap ku acuh tak acuh, membuat citra geleng geleng kepala,, Kami pun kembali ke dalam kafe ...

"Ri, kamu nie beneran cewek nggak punya hati dehh kayanya" , ucapan Lina membuat ku tersedak minuman ku bukan kaget tapi karena mw ketawa "penasaran aku, coba bisa dibelah nie badan nya , kita lihat tu bareng bareng dya punya jantung sama hati gak" timpal Cia, "uhuk uhuk, uhuk , hahahahahha , kalian tu yang otaknya pada geser, Sahabat sendiri dibilangin nggak punya hati, aku kan malaikat jangan gitu deh" jawab ku sambil tertawa "iya malaikat pencabut nyawa," lanjut Lina kami pun tertawa lepas, "Ariani ne, ibarat kata ya berwajah malaikat berhati iblis tau" ucap Cia asal aslan dan membuat kami tambah tertawa , "ishhh, kelewatan nya istilah kalian naaa" sahut ku sok manja, dan membuat kami tambah tertawa "tapi serius Ri," ucap kia dan menghentikan tawa kami "kamu itu sebenarnya nyari cowok yang tipenya kaya gimana sih?" lanjut Kia , aku melihat Sahabat2 ku dan aku menangkap ekspresi serius di wajah mereka ,jadi ku pikir mereka ingin jawaban ku yang serius. "okee, jangan melotot gitu donk, aku kaya anak anak yang sedang bersalah nie" ucap ku mencoba mencairkan pandangan mereka " Ariani,, seriuss" teriak Cia "iyaa okee, dengar yaa guys, pertama aku nda pernah punya kriteria cowok, ke-2 aku nda paham apa artinya maksudnya seperti kalian bilang cinta suka apapun itu aku nda paham, misal, aku lihat Putra , aku suka sma dia , ya masa mau aku pacarin kan nggak gitu juga kan, intinya memang hati ku atau logika nya aku belum mau, dan ketiga point paling penting adalah orang tua ku, seperti kalian tau mama ku orang yang santai tapi papa ku orang yang masih sangat kuno" jelas ku Panjang lebar ke mereka , hening sesaat dan aku melanjutkan "bisa bisa aku merried dijodohin kali" sambung q sambil bercanda dan tertawa ,, agar suasana kembali cair. "kalau ada yang nembak kamu hari ini gimana Ri"? pertanyaan Cia seketika menghentikan tawa ku "kalian maunya aku gimna"? pertanyaan itu aku kembali kan kemereka karena aku ingat kejadian saat aku masih SMP aku di tembak dan menerima nya demi sahabat ku, mungkin aku akan melakukan hal yang sama , itulah pikiran ku saat ini. karena jika aku menolak pasti akan membuat sahabat2 ku kecewa kan.

--------------------------------_----------------------

"selamat sore semua" suara itu membawa ku kembali sadar dan membuat aku dan Sahabat sahabat ku mencari sumber suara tersebut. Suaranya berasal dari arah sebelah kanan meja kami tepat nya di depan meja untuk memesan makanan, suara seperti seorang MC , "sore hari ini ada yang spesial , akan ada seorang cowok yang akan menyanyikan sebuah lagu untuk kita semua dan tentu terkhusus untuk seorang wanita cantik di sini" ucap MC tersebut membuat seisi kafe bertepuk tangan ramai. Aku hanya melihat dengan santai dan sedikit masa bodo sampai akhirnya, "kita sambut , silahkan mas" ucap MC membuat ku melihat ke arah nya kembali daannn "Zaldi" gumam ku kaget, dan melihat tatapan sahabat sahabat ku yang menuju ke arah ku . dan membuat ku mulai menyadari , "astagaaa, jangan bilang" gumam ku sendiri "nikmatin yaa say" ucap Cia dengan senyum terlebar nya begitu pun sahabat sahabat ku yang lain. " lagu ini buat seseorang yang spesial, penyuka lagu Rossa, mencintai warna pink dan purple, terlihat tegas namun manja, ke jutek annya membuat semua cowok tertarik padanya , saat dia berjalan membuat semua mata terarah padanya, For you special for me," Kemudian terdengar suara petikan gitar Lagu nya ungu Tercipta Untukku mengalun sangat lembut , aku memperhatikan seisi kafe, tidak terlalu ramai namun hampir semua meja terisi , dan terlihat mereka menikmatinya dan aku rasa pikiran mereka sama dengan ku "siapa yaa cewek nya" , ditengah tengah lagu saat hanya terdengar suara instrumen gitar MC berbicara "ini lah dia someone special , mari kita sambut ,," bersamaan dengan itu ke-5 Sahabat ku berdiri dan melihat penuh arti kepada ku ,'astagaaa benar' ucap ku dalam hati , aku ditarik dan di dorong mereka untuk maju kedepan dan yaa semua mata tertuju pada kami tepat nya pada ku. 'astagaaa mampus lah aku sekarang, kenapa kaya begini sih, yaa Tuhan' ucap ku tentunya dalam hati ku sendiri. Aku hanya bisa diam dan tersenyum Bingung berdiri didepan disamping Zaldi yang menatap ku sambil bernyanyi dan dengan senyum terindah nya. Aku melihat kearah meja sahabat2 ku mereka bertepuk tangan bahkan terlihat senyuman yang sangat bahagia, cuiittt, cuiittt, teriak an dri balik setiap meja didalam kafe tersebut. Musik berhenti dan Zaldi berdiri tepat didepan ku " Aku nggak tau harus bilang apa, sejak perkenalan kita yang hampir sebulan saat pertama kali melihat mu aku merasa jantung ku merasakan hal yang aneh, semakin mengenal mu aku semakin penasaran terhadap mu, jutek, cuek, tapi cerdas dan hangat, senyuman yang manis, tegas dan manja, itu lah penilaian ku terhadap mu, kamu ingat saat aku kerumah mu beberapa minggu yang lalu,".. Iyaa saat dya mengantar buku sejarah, "sebenarnya aku ingin mengungkapkan perasaan ku, tapi aku urungkan bagi kamu spesial, jadi harus aku lakukan dengan yang spesial," jeda sejenak "Ariani Saputri, I Love U " sontak aja kata kata itu membuat riuh satu kafe sedangkan aku hanya terpaku beku di tempat ku bingung , dan bingung dengan pikiran dan hati ku yang tak sejalan , hati ku tidak merasakan apapun , tapi logika ku mengatakan kamu harus melakukan nnya dan Aku melihat kearah sahabat2 yang penuh antusias dan senyum yang Bahagia, "jika kamu terima aku ambil bunga ini dan jika kamu tolak aku ambil boneka ini" ucap Zaldi membuat ku kembali menatap ke arahnya ,bunga berwarna pink , dan boneka berwarna putih hitam , terima , terima, terima, terima, itu kata yang terdengar di telinga ku , tapi hati ku .... aku diam untuk beberapa saat dan....

Menarik nafas panjang,, dengan senyum yang manis Aku mengambil bunga pink dan " iyaa aku terima" , sontak seisi ruangan bertepuk tangan riaaaa, 'cuiittttyy, cuiiiitttttt,' Zaldi meraih tangan ku dan mengucapkan " Terima Kasih yaa Tuan Putri" ucap nya . Aku hanya bisa tersenyum.

Setelah MC berbicara, aku langsung kembali ke meja ku dan di ikuti oleh , Zaldi ..

"hhmmm pasangan baru nie , duduk duduk" sambut semua sahabat2 ku dengan sangat bahagia. "yaa ampunan say, yakin dehh masuk sekolah minggu depan bakalan gempar pokok nya" ucap Cia Krn memang dia yang paling berisik. "Kalian harus jaga Tuan putri-ku yaa jangan sampai lecet" tambah Zaldi , membuat suasana semakin gembira "cieee, iya iyaa , tenang aja" ucap Rifah, "tapi yaa Zal, kami bisa jagain dia supaya nggak lecet, tapi jagain dia dari cowok cowok kayanya susah deh, habis tiap pagi di meja dia pasti ada surat , coklat, dan bunga, gimana donk" ucap Kia yang sebenarnya menggoda Zaldi, "whaatt,?" ucapnya sok kaget , "iya, iya, iya aku sadar kok, bahwa pacar ku adalah cewek terpopuler seantero SMA di kota kita" ucapnya sambil memegang erat tangan ku , dan membuat kami semua semakin tertawa lepas. "jadi panggilan sayang nya tuan putri ni?" ucap citra "Yuppp," ucap Zaldi tegas "ada filosofi nya nggak Zal kok tuan Putri, terdengar klasik tapi tuan putri itu kan kesannya tinggi banget gitu?" tanya Lina,.yaa meja kami sudah di gabungin jadi satu dan kafe itu layaknya milik kami sendiri . "Zaldi itu orang yang Perfect, nggak pernah mau tunduk sma siap pun, ehh sekali nya menyangkut Riani, segala nya dia lakuin, contoh kecil yaa, buku sejarah yang buat makalah kalian dapat nilai A+ itu, cewek tercantik disekolah aja nggak dia kasih, ehh giliran Riani, tanpa Riani minta pun dia kasih,dan bukti lainnya yaa hari ini?" ucap reza jelas dan membuat semua yang di meja terpaku "because she is special for me" ucap Zaldi smbil melihat ke arah ku dangan penuh perhatian. Lagi dan Lagi aku hanya bisa tersenyum . "so sweet" ucap Cia. "ehh Zal lepas kali itu tangan" ucap Kia "ogaahhh" tolak Zaldi malah semakin memegang erat tangan ku . "ehhh, tuan Putri kok diam aja dari tadi" ucap Sendy pacar Kia . Ucapan Sendy sedikit mengagetkan ku, iya dari tadi saat aku kembali ke meja ku, aku hanya diam, ntah perasaan apa ini, tapi yang aku rasakan adalah sebuah tekanan bukan kebahagiaan aku juga bingung . Yang aku tau aku melakukan ini demi sahabat2 ku hanya itu. "hmmm, nggak aku merhatiin kalian, dan gimana mau ngomong kalian nggak ada yang berhenti nyerocos" ucap ku mencoba setenang mungkin. Kami pun kembali ngobrol dengan santai. "ehhh , uda jam mau 7 ni, aku balik yaa," ucap ku menghentikan obrolan kami tepat nya mereka karena aku hanya diam dan kadang tak mendengar obrolan mereka ntah kenapa pikiran ku rasanya rumit. "oiaa, Ariani uda waktunya pulang" ucap Cia saat melihat jam. "ya uda ayoo tuan putri-ku, aku anter kemanapun" ucap Zaldi sambil berdiri dan masih memegang tangan ku, "aku duluan yaa semua, byee" ucap ku pamit.

Saat perjalanan pulang , padahal jarak rumah ku kafe hanya sekitar 15 menit pakai angkot, harus nya pakai mobil pribadi lebih cepat donk karena nggak stop stop nurunin penumpang, tapi rasanya kok malam ini , perjalanannya panjang banget yaa pikir ku . Kami diam dan mendengar kan lagu dari radio mobil Zaldi ,, iya lagu lagu Rossa "aku ngedengerin lagu lagu ini saat terima semua info tentang kamu dari Cia, dan yaa sebenarnya juga Uda bisa di tebak kamu suka lagu apa dari nada sambung hp mu" ucap zaldi membuka obrolan, "heheh iya" ucap ku seadanya dengan senyuman .

"Zal" sambung ku kemudian "Iya tuan putri" jawab nya smbil melihat ke arah ku tpi aku tidak ingin melihat nya dnn tetap melihat kedepan jalan "aku , tidak sebebas teman teman ku zal," ucap ku kemudian "hmmm,aku tau Cia sudah kasih tau semuanya , papa mu , dan keluarga mu aku tau, no problem" ucap nya santai. "tapiiii,,," belum selesai ucapan ku di potong Zaldi dan meraih tangan ku "aku tidak menjadikan mu pacar buat dibawa jalan setiap hari setiap jam, atau setiap malam minggu, aku mau ada seseorang yang aku kagumi didekat ku dan menjadi penyemangat di setiap langkah ku" ucapan Zaldi sangat dewasa dan membuat ku Merona ,, "oke tuan putri kita sudah sampai" , ucapan Zaldi menyadarkan ku astaga iyaa . Dia turun dan membuka kan pintu untuk ku. "hehehe, Makasih" , "ayooo masuk, ada mama kamu kan, aku mw pamit aja bukan mampir, masa siapa yang antar pulang anak gadis orang tuanya nggak tau" setiap ucapan Zaldi sungguh membuat ku bisa merasa nyaman.

Aku mengetuk Pintu

tok, tok, tokk

Pintu terbuka , betapa kagetnya aku yang membuka pintu papa ku, tapi aku pulang 1 jam lebih cepat, harus nya nggak ada masalah kan pikir ku dalam hati " assalamualaikum pa" aku mengucap salam sambil menyalami tangan papa ku yaa itu kebiasaan ku, dan yang tak kusangka Zaldi pun melakukan hal yang sama "assalamualaikum om" ucap nya sambil menyalami papa ku, "waalaikum salam" , balas papa ku "saya Zaldi om, saya hanya ingin pamit setelah mengantar kan Ariani Pulang". ucap Zaldi sopan dengan senyum manis nya. Aku hanya diam dan memperhatikan ekspresi papa ku "kalau gitu saya pamit om," dia kembali menyalami papa ku dan papa ku merespon dengan baik ,setidak nya aku berharap penilaian ku tidak salah , "iya hati-hati" ucap papa ku biasa, Zaldi melirik ke arah ku dan tersenyum aku pun membalas nya dengan senyuman "assalamualaikum" ucap nya seraya pergi menuju ke mobilnya. Papa ku pun masuk bersamaan zaldi yang berjalan ke mobilnya , aku masih di depan pintu menunggu zaldi hilang dri pandangan ku.

"Hai maaa," sapa ku ketika tiba di ruang nonton tv, dan duduk disebelah adik adik ku "ohhh, Uda pulang kok cepet" sahut mama ku "iyaa maa uda dari jam 4 disana cape juga duduk lama lama" sahut ku santai , "Ri, sholat Maghrib dlu masih ada waktu" ucap papa ku "ohh, iya pa" aku pun masuk kamar segera mengganti pakaian ku dan mengambil wudhu lalu shalat.

Setelah selesai shalat aku berdiam di kamar ku santai sambil mendengarkan musik favorit ku dan bermain dengan komputer ku . sampai sebuah suara menjengkelkan mengganggu ku "kak, dipanggil papa makan malam" iyaa adik ku Irman siapa.lagi "iyaa" ucap ku kesal "cepaaaatttt, sekarang" ucapnya teriak ,, "iyaaa" ucap ku lagi sambil mengecilkan suara.musik ku dan menuju meja makan. Begini lah keluarga ku dan membuat ku betah di rumah , setelah selesai makan seperti biasa aku membantu mama membereskan meja dan mencuci piring. "aku ke kamar yaa pa , ma" ucap ku stelah selesai, "Riani", panggil papa ku dan berhasil membuat jantung ku berhenti . "iya pa" , "adik mu mengeluh katanya kamu nggak ngijinin dia pakai komputer" huuffftt aku lega dan kembali normal "yaaa paa, dia itu cuman mau mainan, lagian aku uda kerjain kok semua pr nya" ucap ku sambil duduk bersma mereka. "Irman, dengar kata kakak" ucap papa kemudian "yaah papa sama aj sma mama , pasti ngebelain kakak " ucap adik ku yang bungsu "yeahh karn aku benar" dan akhirnya berakhir dengan kami saling lempar bantal kursi dan tertawa lepas.