Chereads / My strange marriage / Chapter 36 - Cinta Pertama Todi

Chapter 36 - Cinta Pertama Todi

"Kamu..kenal Erlina?" tanya Todi lagi, nada suaranya terdengar sedikit gugup kali ini. Laras menatap suaminya dengan bingung.

"Iya kak, dulu kan dia terkenal sekali waktu aku baru masuk SMA, ya kan?" ucap Laras.

Todi menghela napas lega. Ternyata itu maksud Laras.

"Iya ya, waktu aku SMA dia baru mulai jadi penyiar radio, pasti pas jaman kamu masuk SMA dia lebih terkenal lagi," ucap Todi. Merasa bodoh sekali. Dia takut kalau Laras benar-benar mengenali Erlina.

"Dulu, kak Erlina pernah datang ke pensi sekolah, pas aku baru banget masuk, dia jadi MC nya, cantik sekali, semua teman laki-laki aku langsung deh naksir setengah mati sama kakak itu," cerita Laras sambil tertawa.

"Hmm..kayanya aku ikutan acara pensi itu deh," balas Todi. Mengingat kejadian waktu dia bertemu Erlina lagi setelah hampir dua tahun tidak bertemu, ya..saat acara pensi SMA, pikir Todi.

"Masa?" tanya Laras.

"Apa?" tanya Todi bingung.

"Kakak datang acara pensi itu?" tanya Laras penasaran. Todi mengangguk.

"Ah, seandainya pas itu aku udah ketemu kakak ya," ucapnya tidak sengaja. Laras langsung menutup mulutnya. Todi tersenyum. Dia malah bersyukur kalau Laras mengenalnya belakangan. Jika tidak mungkin saja Laras tidak mau menikah dengannya.

Laras terus bercerita mengenai Erlina, yang membuat pikiran Todi justru melayang ke masa SMA nya. Todi tidak mendengarkan istrinya lagi. Dia tenggelam dengan lamunannya sendiri.

Erlina adalah adik kandung Erick yang juga adik kelas Todi di SMA. Erick dan Erlina baru pindah ke Bandung saat Todi di kelas dua. Kala itu masih semester pertama. Erick masuk di kelas yang sama dengan Todi. Ayah Erick meninggal dunia, sehingga ibu mereka memutuskan pindah ke Bandung untuk tinggal bersama kakek dan nenek mereka yang ada di Bandung. Keuangan keluarga Erick dan Erlina tidak terlalu baik semenjak ayah mereka meninggal, itu yang membuat Erlina mulai melamar untuk jadi penyiar radio di salah satu stasiun yang cukup terkenal di kota Bandung.

Todi sudah naksir dengan Erlina sejak pertama kali dikenalkan oleh Erick saat Todi berkunjung ke rumah Erick untuk belajar kelompok. Erlina gadis yang cantik, tubuhnya tinggi semampai, dihiasi dengan mata yang bulat dan indah serta rambut panjang. Selain itu, Erlina sangat ramah dan mudah bergaul. Dia tidak terlalu pintar. Suara Erlina cukup bagus, dia pernah menjadi vokalis band di sekolah sebelum menjadi penyiar radio. Bukan hanya Todi, banyak siswa laki-laki yang juga menaruh hati dengan Erlina.

Sebagai saudara lelaki satu-satunya. Erick tentunya sangat melindungi adiknya. Itu juga yang membuat Todi mengurungkan niatnya untuk menyatakan cintanya pada Erlina. Todi dan Erick sangat dekat dahulu, mereka sama-sama unggul secara akademik dan di lapangan. Erick dan Todi masuk di tim basket sekolah. Perawakan mereka yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak SMA kebanyakkan kala itu membuat mereka berdua juga banyak digilai siswa perempuan di SMA mereka maupun SMA lain. Hanya saja Erick jauh lebih playboy, sedangkan Todi kala itu hanya menaksir Erlina. Bisa dibilang, Erlina adalah cinta pertamanya.

Todi tetap menahan perasaannya sampai akhirnya dia sudah duduk di kelas tiga. Dan tersiar kabar kalau Erlina sudah berpacaran dengan salah satu penyiar radio yang saat itu cukup terkenal di kota Bandung. Dengan berat hati Todi harus mengubur perasaannya.

"Adik lu beneran jadian sama penyiar radio?" tanya Todi kepada Erick. Mereka saat itu sedang belajar bersama untuk ujian masuk universitas.

Erick mengangguk, raut wajahnya terlihat kesal.

"Tau gitu gue suruh aja dia sama elu ya, ketimbang sama penyiar radio itu," balas Erick.

"Eh, maksudnya Rick?" tanya Todi bingung. Dia memang tidak pernah menunjukkan rasa sukanya kepada Erlina.

"Memangnya gue enggak tau kalau lu suka adek gue?" ucap Erick sambil menepuk pundak Todi. Todi hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, mendengar ucapan Erick.

Tapi harapan Todi harus tertahan dulu, dia masuk ke fakultas kedokteran, tahun pertama cukup sibuk, dia tidak sempat bertemu dengan Erlina. Sampai pada saat hari pentas seni atau pensi SMA mereka, sekitar 2 tahun setelah Todi masuk kuliah. Erlina saat itu sudah putus dengan pacarnya, Todi juga baru putus dari pacarnya. Erlina menjadi pembawa acara pentas seni itu. Setelah acara selesai, Todi menawarkan diri untuk mengantarkan Erlina pulang.

"Kita jadi pulang bareng Lin?" tanya Todi, sedikit gugup. Erlina sudah jauh berubah dalam dua tahun ini, wajahnya malam ini terlihat cantik dengan make up tipis, dia memakai dress dipadu dengan jaket kulit hitam dan sepatu boots berhak. Rambutnya dibiarkan tergerai, membuat penampilan Erlina bertambah cantik. Todi menjadi salah tingkah dibuatnya.

"Tentu kak, yuk," balas Erlina sambil tersenyum senang. Todi mengajak Erlina menuju parkiran mobilnya. Mereka tidak banyak mengobrol saat berjalan berdua.

"Tunggu dulu Lin, biar aku bukakan" ucap Todi, dia segera berlari menuju pintu depan mobilnya, dan membukakan pintu untuk Erlina. Gadis itu berhenti sebentar, memandang Todi sedikit geli sambil tersenyum.

"Okai" balas Erlina, menunggu Todi membukakan pintu, lalu masuk ke dalam mobil setelah Todi membuka pintu mobil dan mempersilakannya masuk ke dalam.

"Kamu apa kabar?" tanya Todi, setelah mereka berdua di dalam mobil. Todi bingung harus memulai dengan bertanya apa.

"Hmmm? Ya beginilah kak," jawab Erlina bingung, dengan pertanyaan Todi, dia hanya tersenyum saat menangkap kegugupan dari tingkah laku Todi malam itu.

"Masih kuliah, radio, kadang aku syuting buat FTV, sama jadi MC, lumayan sibuk kak," sambung Erlina.

"Kuliah tapi aman kan?" tanya Todi.

"Sejauh ini lumayan aman kak, lumayan keteteran, nilai aku jeblok banget sih semester ini, tapi gimana ya kak, lagi banyak tawaran job disana-sini, aku butuh modal untuk bantu ibu dan sekolah bang Erick, jadi ya dijalani aja," jelas Erlina, matanya memandang jauh ke depan, seolah banyak sekali yang dia harus tanggung dalam hidup ini.

Mendengar itu Todi tidak lagi bertanya-tanya.

"Eh, kak Todi sendiri gimana?" tanya Erlina tiba-tiba, dia sepertinya berusaha mengalihkan perhatian.

"Ya..sama...sibuk kuliah aja, hehe," balas Todi singkat.

"Hmmm ..anak kedokteran sempet pacaran enggak sih?" tanya Erlina.

"Hmmm..hampir enggak sih," ucap Todi jujur.

"Kasihan dong pacar kakak?" tanya Erlina lagi.

"Oh...aku ..lagi enggak punya pacar," jawab Todi, ragu-ragu.

"Oh ya..? Sama dong sama aku..sama-sama jomblo kita" balas Erlina. Entah mengapa nadanya terdengar sangat senang.

Todi menghentikan laju mobilnya, dan menepi dipinggir jalan.

"Kenapa kak?" tanya Erlina bingung.

"Emm..Lina..aku mau ngomong serius, aku..aku udah lama suka sama kamu," ucap Todi dengan terbata.

Mata Erlina membulat, dia terdiam memandangi Todi. Satu menit berlalu.

"Emm..Lina..maaf terlalu mendadak ya," ucap Todi pelan, mendadak merasa menyesal dengan pernyataan cintanya kepada Erlina. Todi kembali memasukkan gigi mobilnya untuk memulai kembali laju kendaraannya.

"Tunggu kak Todi," Erlina, menahan lengan Todi. Todi mengembalikan gigi mobilnya ke dalam posisi netral.

"Ya?" balas Todi, menatap Erlina.

"Aku..aku juga suka dengan kakak, sudah lama, aku pikir kakak cuman anggap aku adik aja," ucap Erlina pelan.

"Jadi, kamu mau jadi pacar aku Lin?" tanya Todi.

"Mau kak," jawab Erlina sambil menunduk. Todi tersenyum senang. Dia kembali melajukan mobilnya mengantar Erlina pulang.

_________

"Kak..kak..kak Todi!" panggil Laras sambil mengguncangkan bahu Todi. Menyadarkan Todi dari lamunannya.

"Kak, kok melamun? Yuk keluar, udah sampai kita," ucap Laras.

"Oh..iya, udah sampai ya?" balas Todi, masih linglung.

"Iya, kakak lagi mikirin apa sih? Sampai enggak dengar aku dari tadi," ujar Laras kesal.

"Oh enggak, yuk masuk," balas Todi cepat, tidak ingin istrinya semakin kesal.

Todi langsung masuk kedalam kamar. Dia berganti baju dan segera tidur. Laras mengikuti langkah suaminya. Laras berganti baju dan membersihkan dirinya di kamar mandi. Setelah selesai, Laras mendapati suaminya sudah tertidur pulas memunggungi dirinya. Selama mereka sudah berbaikan, baru kali ini Todi tidur memunggungi istrinya, biasanya Todi selalu memeluk Laras saat akan tidur malam.

Mungkin Kak Todi benar-benar lelah hari ini, pikir Laras. Sedikit sedih. Laras naik ke atas tempat tidur sepelan mungkin, takut suaminya akan terbangun. Laras mendekati Todi dan memeluk tubuhnya dari belakang.

Todi terbangun ketika istrinya memeluk tubuhnya. Todi membalikkan tubuhnya, menghadap istrinya.

"Aku buat kakak terbangun ya?" tanya Laras saat Todi membalikkan tubuhnya.

"Enggak, aku memang nunggu kamu kok," ucap Todi, dia memeluk erat Laras. Todi merasa sangat bersalah hari ini karena memikirkan perempuan lain saat bersama istrinya sendiri.