(Todi)
Todi langsung memesan taksi online setelah selesai makan malam, dia ingin cepat-cepat berduaan dengan istri yang sudah dirindukannya. Todi melirik istrinya yang baru selesai makan, wajah Laras langsung memerah setelah menyadari kalau sedari tadi ditatap Todi.
"Kak, apaan sih liatin aku mulu, ada saus di muka aku ya?" tanya Laras sambil melihat wajahnya di layar ponselnya.
"Enggak, istri aku cantik banget hari ini," ucap Todi, menggombal. Dia juga bingung sejak kapan dia jadi sering menggombali istrinya itu. Tapi wajah Laras setiap mendengar itu benar-benar menggemaskan, membuat Todi ingin menggodanya lagi.
"Idih, kakak nih makin aja gombal ya," ujar Laras, wajahnya memerah, tapi dia pura-pura manyun. Todi hanya tertawa melihatnya.
Usai taksi online datang, ada sebuah pesan masuk di ponsel Todi, ternyata dari bunda. Todi baru sadar, dia sama sekali belum memberitahu Bunda kalau dirinya sudah sampai ke Bandung, Todi lupa. Dia segera membalas pesan Bunda sekaligus meminta maaf karena lupa.
Bunda mengirim pesan balasan untuk mengajak Todi dan Laras untuk makan malam bersama.
"Ras, Bunda ajakin kita untuk makan malam hari Minggu," ucap Todi. Tidak ada jawaban dari Laras. Todi mengalihkan pandangannya ke samping, ke arah Laras. Ternyata istrinya sudah tidur pulas.
"Pantesan aja dari tadi diam, ternyata tidur," ucap Todi sambil tertawa. Todi membelai lembut rambut Laras.
Setelah sampai di rumah, Todi terpaksa harus menggendong Laras sampai ke kamarnya diatas. Dia tidak sampai hati membangunkan istrinya. Todi, dengan perlahan membaringkan Laras di atas tempat tidur. Istrinya masih tidur dengan pulas, seakan tidak terganggu dengan gerakan Todi.
Setelah membaringkan istrinya, Todi ikut berbaring di sebelah Laras. Dia memandangi wajah damai istrinya yang sedang terlelap.
"Maafkan aku yang sering buat kamu sedih dan sakit hati ya sayang. Mulai hari ini aku janji, cuman bakal cinta dan sayang sama kamu," ucap Todi sambil mengecup bibir Laras.
Setelah itu Todi membersihkan diri dan ikut berbaring disamping Laras. Hanya butuh 10 menit, Todi ikut terlelap, sambil memeluk erat Laras.
Pagi ini Todi bangun terlebih dahulu. Dia melihat istrinya masih terlelap di pelukannya. Sepertinya dia lelah sekali, pikir Todi.
Beberapa saat kemudian, Todi menyadari Laras mulai terjaga. Todi kembali pura-pura memejamkan matanya. Ada suara pekikan tertahan dari Laras, mungkin dia terkejut karena terbangun dipelukan Todi, atau mungkin Laras terkejut karena saat ini memang Todi tidur tanpa memakai atasan. Todi mengintip sedikit, Laras mulai mengurai pelukan erat Todi, lalu mengintip di bawah selimut. Setelah itu dia bernapas sedikit lega, Todi merasa sedikit kecewa melihat reaksi istrinya.
"Kenapa kamu ngintip dibalik selimut?" tanya Todi tiba-tiba.
Laras terkejut dibuatnya, gadis itu spontan menggeser posisinya menjauhi Todi. Melihat reaksi istrinya Todi langsung menarik tubuh Laras kembali ke pelukannya.
"Siapa bilang kamu boleh lepas dari aku?" bisiknya ke telinga Laras. Setelah itu Todi mulai mengecup telinga istrinya. Dia tidak melepaskan pelukannya pada istrinya itu.
___________________
(Laras)
Laras merasakan napasnya sedikit sesak, tubuhnya juga sedikit tertahan oleh sesuatu yang besar. Perlahan dia membuka kedua matanya. Samar-samar Laras melihat ada sesuatu berwarna kecoklatan didepan matanya. Saat Laras sudah benar-benar terjaga, dia menyadari ada sesosok pria tanpa baju sedang memeluknya. Laras melihat ke atas, dia berada dipelukan Todi saat bangun pagi ini. Tanpa sadar dia nyaris berteriak, tapi, Laras dengan cepat menutup mulutnya sendiri, dia tidak ingin suaminya terbangun.
Laras pelan-pelan melepaskan pelukan Todi, cukup sulit, lengan Todi besar dan kokoh, membuat Laras nyaris tidak punya tenaga untuk melepaskannya.
Setelah berhasil, Laras mencoba menyingkap selimut yang membungkus tubuhnya, Todi saat ini tidak menggunakan atasan apapun, apa mereka sudah melakukannya, pikir Laras panik. Ternyata Todi masih memakai celana lengkap, begitu juga Laras, dia masih memakai baju yang semalam dia pakai. Lengkap, tidak kurang satu apapun. Ah, dasar bodoh, tidak mungkin Todi melakukan hal-hal semacam itu tanpa izin dulu, pikirnya. Suaminya bukan lelaki brengsek, lagipula itu memang haknya Todi, ucapnya dalam hati.
"Kenapa kamu ngintip dibalik selimut?", sebuah suara mengagetkan Laras. Saking kagetnya, Laras spontan menjauhkan badannya. Ternyata Todi menyadari apa yang baru saja dia lakukan. Laras lalu kembali ditarik ke dalam pelukan suaminya.
"Siapa bilang kamu boleh lepas dari aku?" bisik Todi ke telinga Laras. Setelah itu Laras mendapatkan sebuah kecupan dari Todi di telinganya. Seketika Laras merasakan ada sengatan listrik di seluruh tubuhnya. Wajahnya seperti terbakar, terasa panas.
Todi melepaskan ciumannya dan menatap wajah Laras lekat-lekat.
"Apa boleh aku minta cium?" tanya Todi.
"Emmm...bo..boleh kak," jawab Laras, perutnya terasa aneh. Jantungnya terasa nyaris keluar, berdebar dengan kencang.
Todi mendekati wajah Laras secara perlahan, hingga wajah mereka hanya berjarak sekitar 1 senti saja. Perlahan, bibirnya mulai mengecup bibir Laras. Debaran jantung Laras bertambah semakin cepat. Ini ciuman pertamanya, pekiknya. Pikirannya terasa campur aduk, antara senang, bingung, takut dan sedikit panik. Todi sendiri mulai memperdalam ciumannya, membuat Laras sedikit bingung apa dia harus membalas ciuman panas dari Todi, atau diam saja. Laras membalas sedikit ciuman suaminya, sehingga membuat Todi semakin gencar menciumi dirinya. Todi sendiri terasa kesulitan mengatur napasnya, begitu juga Laras. Hingga akhirnya mereka berdua kehabisan napas dan saling melepas ciumannya. Setelah itu mereka berdua saling bertatapan, Laras menundukkan pandangannya dengan malu-malu.
"Kok nunduk terus?" goda Todi. Mengangkat dagu Laras.
"Malu kak, ini ciuman bibir pertama aku," ucap Laras dengan jujur, dia melepaskan dirinya dari Todi dan menyembunyikan wajahnya dibawah selimut.
"Siapa bilang ciuman pertama? Ini yang kedua kali," sahut Todi dengan santai, dia tersenyum nakal, mengingat semalam dia sudah lebih dulu mencium bibir istrinya.
"Hah??maksudnya gimana kak?" tanya Laras, bingung. Dia keluar dari selimut.
"Semalam aku udah cium kamu, abis kamu tinggalin aku tidur, jadi aku cium aja, lumayan, rasa tenderloin," goda Todi lagi.
Laras langsung memukul pelan dada suaminya.
"Kakak ambil ciuman pertama aku," Rajuk Laras.
"Enggak apa-apa..Keduanya juga sama aku," jawab Todi sambil tertawa.
Laras kembali menutup wajahnya dengan malu. Todi tertawa dibuatnya. Laras baru kali ini melihat suaminya begitu senang menggodanya.
"Ras, " panggil Todi.
"Hmmm...??" tanya Laras. Dia mengintip dari bawah selimut.
"Aku mau minta maaf, awal menikah aku selalu buat kamu sedih." ucap Todi dengan sungguh-sungguh.
Laras mengeluarkan wajahnya dari selimut, memberikan tatapan sayang kepada suaminya. Dia memang masih belum 100% percaya dengan suaminya, tapi dia berjanji akan memberikan seluruh hatinya untuk Todi dan akan berusaha menyelamatkan pernikahan mereka.
"Aku sudah maafkan kakak, aku juga minta maaf," ucap Laras.
"Kamu enggak ada salah, aku menyesal," ucap Todi lagi.
"Jangan kak, enggak perlu, aku cuman butuh kakak buktikan setiap hari kalau kakak cinta sama aku," pinta Laras.
Todi mengangguk.
"Aku janji," ucap Todi.
Laras mengecup bibir suaminya dengan cepat. Wajah Todi sedikit terkejut, mungkin dia tidak menyangka istrinya akan mengecup duluan, pikir Laras, sedikit malu.
"Kamu goda aku ya?" tanya Todi, memberikan kerlingan genit ke istrinya.
"Ish, udah ah, aku mau mandi, badan aku gatel semua dari kemarin belum mandi sama sekali," balas Laras sambil mendorong Todi, kemudian berlari dengan cepat menuju kamar mandi sambil tertawa.