Chereads / 500 hari Mencari Cinta / Chapter 22 - Soulmate

Chapter 22 - Soulmate

Gerakan yang pernah aku lakukan untuk mencari cinta adalah bukan semata untuk menyalurkan hasrat hati tanpa arah. Aku ingin bertemu dengan soulmate atau cinta sejati aku. Aku yakin, rumah tangga akan sangat harmonis jika kedua insan yang membangun rumah tangga adalah soulmate. Aku sangat memimpikan untuk bisa bertemu dengan soulmate atau cinta sejatiku atau jodoh yang sejati.

Ada ramalan yang menyatakan bahwa aku akan memiliki suami baru dan melepaskan suami yang lama. Aku stress begitu mengetahui bahwa aku akan berpisah dengan suamiku. Aku tidak siap menjadi janda. Maka aku berdoa agar Tuhan Yang Maha Esa bisa mempertemukan aku dengan soulmate aku sehingga aku ikhlas dengan kondisi rumah tangga aku yang harus berantakan. Aku tidak mau berpisah dengan suamiku kemudian aku hidup sendirian dan tidak mendapatkan jodoh lagi. Aku malu dan aku akan sedih seumur hidupku.

Ayah dan ibu ku selalu menghibur aku untuk bisa melepaskan suami aku jika aku tidak bahagia dengan rumah tanggaku. Aku tidak boleh menderita di dalam kehidupan ku, begitu pesan dari Ayah dan Ibu ku. Kemudian adik ipar aku pun memberikan saran yang sama yaitu agar aku bisa segera melepaskan suami aku dan membangun rumah tangga yang bahagia sehingga pada saat nanti orang tuaku telah tiada, maka aku bisa hidup bahagia tanpa harus menderita seumur hidupku. Aku mengikuti saran mereka, namun kakiku tertatih -tatih untuk melangkah. Aku masih mencintai suamiku dengan segala keterbatasannya.

Di lubuk hatiku yang terdalam, walaupun aku masih mencintai suamiku namun aku masih punya keinginan untuk mencari siapakah soulmate atau cinta sejati aku yang bisa membuat hidup aku penuh warna warni indah dan penuh dengan kisah romantis. Aku membayangkan liburan indah yang tidak pernah terlupakan bersama soulmateku.

Aku mulai mencari informasi di YouTube mengenai ciri-ciri Soulmate. Yaitu terjadinya Chemistry, Addiction dan Deep Connection. Aku mulai ingat kembali dengan Ara. Aku merasakan ketiga hal tersebut dengan Ara. Aku merasakan koneksi yang kuat dan dalem meskipun kami sedang tidak bersama dan tidak sedang bertemu. Energi bahwa aku pernah bahagia bersama dengan Ara masih bisa aku rasakan walaupun aku sudah tidak berjumpa dengan nya. Semua bayangan indah masih lengkap di dalam ingatan ku. Aku hanya bisa berdoa agar ada jalinan yang bisa kami lakukan dan bersifat abadi tanpa ada perpisahan sama sekali.

Sakit hatiku jika rumah tanggaku berantakan. Aku sakit karena tidak pernah membayangkan akan melepaskan suamiku. Semua foto pernikahan aku lihat -lihat kembali agar membuat aku kuat dengan jalan yang lurus. Aku tidak mau khilaf dalam melepaskan suamiku karena terhina oleh ketampanan anak muda bernama Ara. Aku ingin semuanya terjadi karena sebuah Takdir yang tidak bisa aku kendalikan. Aku ingin menyambut takdirku.