Aku merasakan sebuah kehidupan yang semakin sempit , seperti berada di dalam penjara setelah aku ingin merasakan cinta dan berjuang untuk cinta dan ternyata sang Pangeran pujaan hatiku pergi begitu saja. Aku terpenjara selama kurun waktu yang panjang. Pertama kali dia pergi dari hubungan adalah dalam durasi waktu 3 bulan dan kami bertemu sejenak kemudian kami bisa berkomunikasi, dan setelah itu, dia pergi lagi untuk durasi waktu 1,5 bulan dan kami bertemu selama 2 hari kemudian dia pergi lagi untuk 3 bulan dan setelah itu aku merasakan bahwa kami akan bertemu untuk selamanya yaitu bisa menjalin hubungan intensif untuk mempersiapkan kehidupan baru untuk kami berdua.
Rasa terpenjara ini aku jalani sebagai bentuk takdir dari Yang Maha Kuasa. Aku fikir jika aku siap melepaskan sang Pangeran, maka jika jodoh itu ada, dia akan kembali lagi padaku. Aku berusaha untuk yakin bahwa semua yang pergi bisa akan kembali jika ada magnet yang bisa menyatukan yaitu Takdir dari Yang Maha Pencipta.
Aku mempercayai adanya takdir bahwa Tuhan adalah Maha Berkehendak. Ada banyak wanita yang mengelilingi sang Pangeran pujaan hatiku dan jika dia hanya tertarik padaku, di akhir perjalanan pencariannya, maka kami akan bersatu namun jika dia menginginkan wanita lain, maka aku harus bersabar menunggu seseorang yang terbaik yang akan menjadi Takdirku atau aku hidup dengan suamiku namun aku tetap terpenjara.
Aku harus jujur bahwa aku ingin Sang Pangeran ku yang bernama Ara menjadi pahlawan dalam hidupku untuk membuka jeruji besi sehingga aku bisa keluar dari penjara ini dan selalu ada bersaman sang Pangeran di sepanjang hidupnya. Aku takut jika Sang Pangeran berpindah ke lain hati dan aku hanya bisa mengikatnya dengan sebuah ikatan bernama Soulmate.
Aku berharap bahwa hubungan soulmate memang ada antara aku Seruni dan Ara, kekasih hatiku yang sudah aku tunggu lebih dari 8 tahun lamanya. Aku siap menerima kondisi apapun yang terjadi pada Soulmateku, asalkan kami bisa bersama dan bersatu menjadi sepasang suami istri.