Note: Readers yang suka cerita ini pada komen dong, author mau kenal kalian....
"Prak!"
Senjata dari tulang manusia itu menghantam kepala Raden Kuning. Bunyi tulang manusia membentur batok kepala sangat keras sekali. Namun terjadi keanehan setelah senjata sekte Aghori itu membentur kepala musuh yang tengah bersemedi tersebut. Meskipun menimbulkan suara yang keras, tetapi pukulan itu tidak menimbulkan kerusakan. Senjata tulang malah menempel di kepala Raden Kuning tanpa ia sadari. Musuh yang memegang senjata terlihat pucat pasi seperti kekurangan darah. Apakah yang sedang terjadi?
Saat pukulan senjata tulang manusia itu menghantam batok kepalanya, Raden Kuning sedang dalam posisi mati rasa akibat benturan tenaga semesta dengan tenaga 𝘬𝘢𝘸𝘦𝘥𝘢𝘳 di dalam tubuhnya. Akibat terlalu memaksa agar dapat menyatukan dua tenaga berbeda itu, Raden Kuning terjebak dalam keadaan hidup dan mati. Tanpa disadari pukulan lawan yang mengandung unsur tenaga 𝘬𝘪𝘯𝘢𝘳𝘢𝘮 𝘴𝘪𝘬𝘢𝘮𝘢 yang didapat melalui latihan aneh sekte Aghori, ternyata telah menjadi perantara bagi bersatunya dua tenaga dalam yang ada di tubuh Raden Kuning. Pukulan lawan yang seharusnya dapat merenggut nyawanya, justru telah membantu Raden Kuning untuk menemukan jalan atas bentroknya dua tenaga dalam miliknya.
Di dalam tubuh setiap manusia ada aliran 𝘤𝘩𝘪 yang memompa cakra pada tubuh. Cakra ini akan mengalir sesuai dengan watak, perilaku dan pola hidup seseorang. Oleh karena itu, setiap orang memiliki cakra serta memiliki penempatan elemen yang berbeda. Elemen cakra itu terdiri dari api terletak di perut, air terletak di bawah telapak kaki, udara terletak di ujung jari-jari dan kepala, dan tanah berpusat di paha. Keempat elemen itu dikendalikan oleh ruh yang juga mengendalikan seluruh aliran yang ada dalam tubuh termasuk akal, dan nafsu. Melalui latihan dan juga dapat karena keturunan, ada orang yang memiliki lebih dari satu elemen cakra.
Tenaga cakra yang dimiliki manusia dapat bersifat panas dan juga dapat bersifat dingin. Tenaga 𝘬𝘢𝘸𝘦𝘥𝘢𝘳 yang telah dikuasai oleh Raden Kuning sebelumnya adalah tenaga cakra yang bersifat tenaga panas. Sedangkan tenaga semesta yang tengah dilatih olehnya bersifat kebalikannya, dingin. Dua unsur tenaga panas dan dingin ini akan saling tolak jika dilatih secara bersamaan. Raden Kuning sebenarnya hanya melatih tenaga semesta yang bersifat dingin untuk menguasai jurus ketujuh dan kedelapan 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘳𝘢𝘯𝘪𝘯𝘨 𝘥𝘶𝘮𝘢𝘥𝘪. Tetapi akibat ada tenaga 𝘬𝘢𝘸𝘦𝘥𝘢𝘳 yang kekuatannya tujuh kali lipat tenaga cakra biasa, tanpa diperintah tenaga 𝘬𝘢𝘸𝘦𝘥𝘢𝘳 akan muncul dengan sendirinya ketika ada tenaga asing bersifat dingin yang mengalir di tubuh Raden Kuning. Akibatnya dua tenaga ini saling bentrok dan berupaya saling mengalahkan.
Tenaga panas dan dingin harus mencapai keseimbangan agar tidak saling mengalahkan. Untuk mencari keseimbangan atas dua unsur panas dan dingin itu harus dilatih melalui latihan yang lama tergantung pada bakat yang dimiliki seseorang. Namun meskipun Raden Kuning memiliki bakat yang luar biasa dalam berlatih ilmu kanuragan, tetapi karena sebelumnya ia mendapat tenaga 𝘬𝘢𝘸𝘦𝘥𝘢𝘳 dengan jalan pintas, maka justru tenaga itu menjadi halangan bagi tercapainya keseimbangan dengan tenaga dingin yang dilatihnya saat ini. Kekuatan tenaga 𝘬𝘢𝘸𝘦𝘥𝘢𝘳 yang bersifat panas telah menyebabkan tenaga dalam tubuhnya meningkat tujuh kali lipat dari latihan normal yang selama ini ditekuni Raden Kuning. Oleh karena itu, tenaga semesta yang bersifat dingin juga harus memiliki kekuatan setara agar tercapai keseimbangan kedua tenaga yang bersifat panas dan dingin itu di dalam tubuhnya.
Pada saat terjadi pergumulan antara tenaga panas dan dingin di dalam tubuh Raden Kuning, dari luar tubuhnya masuk tenaga 𝘬𝘪𝘯𝘢𝘳𝘢𝘮 𝘴𝘪𝘬𝘢𝘮𝘢 yang bersifat dingin. Pemilik tenaga itu adalah pasukan sekte Aghori yang dididik langsung oleh Aaradhya Cupat yang telah mencapai kepandaian tingkat tinggi. Tenaga 𝘬𝘪𝘯𝘢𝘳𝘢𝘮 𝘴𝘪𝘬𝘢𝘮𝘢 yang menghantam kepala Raden Kuning ternyata membantu terjadi keseimbangan tenaga cakra di dalam tubuh Raden Kuning. Akibat dari pukulan itu justru menguntungkan Raden Kuning. Dengan cepat tubuhnya menyerap tenaga luar yang masuk melalui senjata tulang manusia. Tenaga 𝘬𝘪𝘯𝘢𝘳𝘢𝘮 𝘴𝘪𝘬𝘢𝘮𝘢 diserap oleh tubuh Raden Kuning sebagai bantuan yang memang diperlukan. Tetapi akibat tenaganya terserap oleh tubuh Raden Kuning, anggota sekte Aghori itu seperti tanaman yang kekurangan air, layu. Ia sendiri tidak bisa melepaskan diri dari cengkeraman tenaga dingin Raden Kuning yang terus menyerap habis tenaga dalam dari tubuhnya. Jika dibiarkan, maka dalam waktu singkat orang itu akan mati lemas kehabisan tenaga.
Dari ketinggian di atas tiang layar, Aaradhya Cupat menyaksikan muridnya terancam maut. Dengan cepat ia berkelebat ke buritan kapal. Tanpa sempat menganalisa apa yang sedang terjadi, Aaradhya Cupat menghantam senjata tulang manusia yang menempel di tubuh Raden Kuning dengan pukulan 𝘬𝘪𝘯𝘢𝘳𝘢𝘮 𝘨𝘢𝘯𝘨𝘨𝘢. Tetapi alangkah terkejutnya ia karena tangannya menempel di senjata tulang milik muridnya.
Ya, tenaga pukulan 𝘬𝘪𝘯𝘢𝘳𝘢𝘮 𝘨𝘢𝘯𝘨𝘨𝘢 memang bersifat dingin. Dengan kemampuan tenaga dalamnya yang telah mencapai tingkat tinggi, tubuh Raden Kuning yang tengah bergolak karena dua tenaga panas dan dingin di dalam tubuhnya saling melibas, dengan cepat mencapai keseimbangan. Tanpa disengaja, Aaradhya Cupat telah membantu proses penyempurnaan latihan tenaga semesta Raden Kuning. Ketika tenaga dalam tubuhnya telah mencapai keseimbangan, otomatis penyerapan tenaga dingin dari luar tubuhnya berhenti. Dua orang yang sebelumnya menempel tenaganya di kepala Raden Kuning, sontak terlepas. Murid Aaradhya Cupat langsung terpental dan jatuh pingsan. Tenaga dalamnya hanya tersisa sepuluh persen saja. Sedangkan Aaradhya Cupat yang memiliki kesaktian super, hanya mundur satu langkah saja.
"𝘒𝘪𝘯𝘢𝘳𝘢𝘮, 𝘬𝘪𝘯𝘢𝘳𝘢𝘮. Banyak sekali orang sakti di sini. Ilmu apa yang engkau gunakan, anak muda. Hampir saja engkau membunuh pengikutku!" Aaradhya Cupat menggeleng-gelengkan kepalanya.
Raden Kuning telah sadar dari semedinya. Ia baru menyadari ada bahaya mengancam. Kehadiran orang berpakaian aneh di depannya membuatnya kaget bukan kepalang. Reflek, Raden Kuning langsung memasang kuda-kuda. Aaradhya Cupat yang berada di hadapannya langsung menyerang Raden Kuning dengan senjata aneh milikya. Senjata itu terdiri dari tengkorak kepala manusia yang diikat dengan rantai besi. Di ujung rantai terdapat gagang yang terbuat dari gading gajah. Senjata tengkorak langsung menyerang titik mematikan.
Raden Kuning memainkan jurus ketiga 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘮𝘱𝘢𝘩 𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘶𝘳𝘶𝘴. Dengan kecepatan kakinya, ia melangkah ke sana kemari berupaya menghindari pukulan senjata lawan. Anehnya meskipun langkah kakinya seperti tidak beraturan, jurus langkah ajaib itu berhasil mengimbangi keganasan jurus lawannya. Melihat lawannya menggunakan jurus langkah ajaib, Aaradhya Cupat merubah gerakannya. Kali ini gerakannya tidak secepat sebelumnya. Hanya sesekali saja senjata tengkoraknya menyerang. Gerakan tangannya kaku. Itu adalah jurus 𝘬𝘪𝘯𝘢𝘳𝘢𝘮 𝘭𝘢𝘢𝘴𝘩. Meskipun terlihat lambat tetapi setiap pukulan Aaradhya Cupat mengandung racun ganas. Hawa mistis dari pukulan itu menggetarkan hati Raden Kuning.
Celakanya, Raden Kuning terlambat menyadarinya. Ia sempat menghisap racun ganas itu. Kepalanya berkunang-kunang. Jurusnya berantakan. Jurus ketiga 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘮𝘱𝘢𝘩 𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘶𝘳𝘶𝘴 yang mengandalkan langkah kaki untuk menghindari serangan musuh, berantakan. Tubuhnya sempoyongan. Di saat itu tendang kaki Aaradhya Cupat menghantam perutnya. Raden Kuning terlempar hingga tubuhnya menabrak buritan kapal. Beruntung tenaga dalamnya yang telah mengalami peningkatan mampu melindungi tubuhnya dari luka dalam.
"Aiih, engkau curang orang aneh. Racun apa yang engkau gunakan sehingga aku menjadi seperti mabuk kepayang."
"Itu racun dari sari pati mayat yang telah membusuk. Jika engkau telah menghirup racunnya, maka dalam waktu singkat engkau akan jadi orang linglung, hilang kesadaran dan gila." Aaradhya Cupat terkekeh.
(Bersambung)
Readers yang suka cerita ini pada komen dong, author mau kenal kalian....