Chereads / Benua Pertarungan 3: Legenda Raja Naga / Chapter 5 - Bab 4 Masuk Sekolah

Chapter 5 - Bab 4 Masuk Sekolah

Tang Ziran dan Langyue belum makan yang cukup, hampir semua makanan diatas meja semuanya telah masuk kedalam perut putranya. Meski begitu, Tang Wulin masih ingin melanjutkan makan.

"Nak, apa kamu makan banyak begini karena kesedihan mu?" pada saat makanan terakhir masuk perut Tang Wulin, dan setelah Langyue mencegahnya untuk makan apapun lagi, Tang Ziran tidak mampu menahan untuk mengatakannya.

Tang Wulin menatap ayahnya dengan bingung, "kenapa aku harus sedih, yah?"

"Tang Ziran berkata : "Nak, ayah ingin bertanya kepadamu, kamu ingin masuk kelas ahli jiwa, atau mau ayah bantu untuk menggantinya ke kalas biasa?"

Tang Wulin berkata: " Tentu saja aku mau masuk kelas ahli jiwa! Aku mau menjadi seorang ahli jiwa!"

Tang Ziran berkata : "Jiwa Petarung mu itu adalah rumput perak biru, walaupun dalam legenda, terdapat kisah para leluhur Sekte Tang, tapi, rumput perak biru itu adalah Jiwa Petarung yang sangat biasa, untuk melatihnya pasti sangat sulit, kamu akan mengalami banyak kesulitan, apa kamu benar ingin terus melanjutkan jalan ini?"

"Ya! Aku ingin menjadi ahli jiwa. Setelah aku menjadi ahli jiwa, aku bisa menghasilkan uang yang banyak, bisa memberikan ibu dan ayah makanan yang lezat-lezat." kata Tang Wulin dengan nada kekanak-kanakan, tetapi itu membuat mata Langyue disampingnya memerah, anak ini, sedari kecil memang sangat pintar, sangat bijaksana.

"Baiklah." Tang Ziran mengangguk-anggukan kepalanya, "Karena kamu telah memutuskan, kalau begitu ayah dan ibu akan mendukungmu. Dan, bahkan jika nantinya kamu menyesal, kamu harus berbicara pada ayah, ayah akan bantu kamu untuk pindah kelas. Nak, ingatlah, ayah dan ibu tidak pernah menyuruhmu untuk menjadi orang yang berhasil, kamu senang dan bahagia, sudah membuat kami senang. Dalam hati kami, tidak ada yang lebih penting daripada kebahagiaanmu, apa kamu mengerti?"

Tang Wulin berkata sambil tersenyum, "Sekarang aku sangat bahagia!"

Selain makan yang banyak, Tang Wulin tampaknya lebih mengantuk daripada sebelumnya, ia tidur lebih awal.

Pagi hari berikutnya, hari baru saja rekah, Tang Wulin dipanggil oleh ayahnya. Hari ini adalah hari masuk sekolah, ia akan resmi masuk kampus Hongshan, dan juga ia masih dalam kelas ahli jiwa, memulai profesi belajarnya selama sembilan tahun kedepan.

Menurut peraturan Federasi Matahari dan Bulan, sekolah dasar dan menengah adalah pendidikan wajib yang gratis, diantaranya, tiga tahun untuk belajar di sekolah dasar, dan enam tahun belajar di sekolah menengah. Kalau mau dinaikkan ke sekolah menengah atas ada beberapa cara, bisa hasil akhir dari ujian masuk yang baik, atau mengeluarkan biaya masuk yang banyak. Atau, bisa juga dapat memasuki salah satu bidang profesional di kampus.

Tang Ziran mengantar Tang Wulin sampai ke gerbang kampus, jarak kampus dengan rumah sangat dekat. Ia menyuruh anaknya untuk lekas pulang setelah sekolah.

Kelas ahli jiwa memiliki guru khusus untuk menjemput muridnya di depan pintu kampus. 

Kelas biasa hanya bisa mempelajari kebudayaan regular, dan disamping kelas ahli jiwa, yang lebih banyak dipelajari adalah bagaimana siswa-siswanya menggunakan Energi Jiwa murni-nya dan menjadi seorang ahli jiwa, dan pengetahuan ahli jiwa ini digunakan mereka untuk persiapan melangkah ke sekolah menengah.

Hanya ada lima belas siswa di kelas ahli jiwa ini, anak yang Jiwa Petarungnya memiliki Energi Jiwa sangat sedikit, terutama di kota kecil seperti kota Ao' Lai.

"Hei! Jiwa Petarungmu apa?" seorang bocah laki-laki pendek dan gemuk itu mendekati Tang Wulin dan bertanya.

Semuanya adalah anak sepantaran, mereka penuh rasa ingin tahu tentang kelas ahli jiwa yang akan datang.

Tang Wulin dengan bangga mengatakan : "Jiwa Petarungku sama dengan para leluhur Sekte Tang yaitu rumput perak biru." sambil berkata, tangan kanannya sambil naik turun, cahaya biru di telapak tangannya menggelombang, dan sebuah rumput perak biru keluar dari telapak tangannya. Yang dia tidak perhatikan adalah rumput-rumput perak biru ini sedikit berbeda dari yang kemarin, letak akarnya, warna emas pucat, karena ini tidak jelas, ini tidak akan terlihat jika tidak dilihat dengan hati-hati.

"Halahhh" kata anak gendut itu terus-menerus "rumput perak biru! Jiwa Petarung tidak berguna." setelah itu, berbalik dan pergi.

Tang Wulin dengan sedikit keraguan berkata : "kalau kamu? Apa Jiwa Petarungmu?"

Bocah gendut itu mendengus, ia melambaikan tangan kanannya, sebuah cahaya dingin menyala, dan pisau pendek muncul di tangannya, "Apa kamu tidak lihat? Jiwa Petarungku ini adalah pisau. Nanti kalau aku bisa menyandang gelar Duo Luo, aku bisa dipanggil dengan sebutan Dewa Pisau. Energi Jiwa murni-ku adalah level lima. Akar Perak Biru-mu itu, aku bisa memotongnya."

Memandangi pisau pendek di tangan orang-orang, kemudia ia melihat lagi rumput perak biru yang ada di telapak tangannya, tiba-tiba Tang Wulin mengingat perkataan ayahnya semalam.

Bukankah mengolah rumput perak biru untuk menjadi ahli jiwa itu sulit?

Siswa lain juga semuanya menyombongkan Jiwa Petarung mereka masing-masing, semuanya memiliki karakteristik tersendiri, tapi tidak peduli apapun Jiwa Petarungnya, setidaknya itu semua jauh lebih baik apabila dibandingkan dengan rumput perak biru. Dan juga karena Jiwa Petarungnya adalah rumput perak biru, siswa-siswa yang terbagi menjadi kelompok-kelompok itu tidak lagi memperhatikannya.

"Aku pasti akan menjadi ahli jiwa!" Tang Wulin mengepalkan tangannya.

"Halo semuanya, aku adalah Lin Ximeng, wali kelas kalian. Tiga tahun kedepan, aku akan mengajari kalian pengetahuan dasar mengenai ahli jiwa, pertama-tama kalian perkenalkan diri kalian ya, perkenalkan nama kalian masing-masing, Jiwa Petarung, dan level Energi Jiwa murni-nya."

Hanya ada lima belas siswa, pengenalan akan sangat cepat, saat Lin Ximeng mendengar bahwa Tang Wulin memperkenalkan Jiwa Petarungnya itu adalah rumput perak biru, ada yang tercengang, dan murid lain ada yang tertawa.

Wajah mungil Tang Wulin memerah, dalam hatinya seperti memegang api, "Ayah, apakah ini yang kau maksud dengan kesulitan?"

Ekspresi Lin Ximeng dengan cepat kembali normal, ia tersenyum dan berkata "Hari ini adalah hari pertama kalian masuk sekolah, pertama-tama aku akan memberitahu kalian mengenai klasifikasi Jiwa Petarung, siang hari guru pembimbing akan memberikan kalian meditasi permulaan. Meditasi adalah untuk latihan yang merupakan jalan satu-satunya untuk meningkatkan Energi Jiwa kalian, jika mau menjadi ahli jiwa sebenarnya, kalian semua harus bekerja keras."

Seperti yang kalian ketahui, dalam dunia kita ini, semua orang memiliki Jiwa Petarungnya sendiri. Jiwa Petarung bangkit pada saat umur enam tahun, dapat berupa apapun, bila disertakan Energi Jiwa, bisa menjadi ahli jiwa melalui pelatihan, dan begitu juga kalian. Dengan begitu, klasifikasi Jiwa Petarung itu ada berapa banyak?"

"Pertama-tama, Jiwa Petarung dibagi menjadi 2 kategori besar yaitu Jiwa Petarung Alat atau Jiwa Petarung binatang, diantara mereka itu, yang berbentuk makhluk hidup itu semuanya adalah Jiwa Petarung binatang. Yang tidak memiliki bentuk adalah Jiwa Petarung Alat. Melalui pelatihan, dapat mengolah dan meningkatkan Energi Jiwa, setelah level Energi Jiwa itu mencapai sepuluh, langsung bisa secara formal menjadi seorang ahli jiwa."

"Ahli jiwa juga memiliki dua kategori utama, yaitu ahli jiwa perang atau ahli jiwa benda, pelatihan Jiwa Petarung untuk pertempuran, itu adalah ahli jiwa perang, pelatihan Jiwa Petarung demi yang bukan untuk pertempuran itu adalah ahli jiwa benda. Tidak peduli, Jiwa Petarung tetap saja Jiwa Petarung, dan masih ada banyak klasifikasi kecil lainnya."

Mendengarkan penjelasan Lin Ximeng mengenai klasifikasi Jiwa Petarung dan dan ahli jiwa, kemarahan dalam hati Tang Wulin perlahan-lahan memudar, dari kecil ia telah dipenuhi dengan rasa keingintahuannya tentang profesi ahli jiwa ini, pengetahuan ini seperti dunia indah yang sedang membukakan pintu baru untuknya.