Chereads / Power Of Destiny / Chapter 15 - Chapter Lima Belas

Chapter 15 - Chapter Lima Belas

Setelah teriakanku,bukannya melepas tangannya,dia malah memelukku dan menciumku. Entah apa yang merasukinya. Cukup lama kami berciuman,jujur aku sangat menikmati ciuman itu. Memang ini bukan ciuman pertama bagiku dengannya,bahkan dulu pas awal-awal pernikahan kami berdua sangat romantis dan bagiku Woojin sangat ahli ketika berada di ranjang.

"Lu,maafin perkataanku. Setelah perkataanku yang kejam,aku kepikiran terus dan aku sadar kalau aku ada hati,entah mulai kapan. Dan tadi melihat kamu bermesraan dengan Lukas hatiku panas",ujar Woojin setelah melepas ciumannya dan memegang tanganku dengan hangat

"Terus? Sekarang kita mau gimana?",tanyaku 

"Aku belum bisa melepas Lala juga,karena aku tidak ingin menyakiti hatinya dan pasti kamu juga tidak mau menyakiti hati Lukas khan?"

"Iya,aku tau,apa kita mau backstreet aja?"

"Menurutku itu lebih baik untuk sekarang,kamu tidak apa-apa khan Lu?"

"Iya,nggak apa-apa",ujarku tersenyum,karena bagiku itu adalah ide yang terbaik daripada harus melukai dua orang sekaligus,lagipula secara tidak langsung aku sudah mendpatkan Woojin.

"Ya udah,sekarang kamu balik lagi ke Lukas,dia pasti sudah nungguin,tapi ingat jangan mesra-mesraan,aku cemburu"

"Iya,tapi aku mau ke toilet dulu"

"Iya,toilet tinggal belok kanan kok"

Kemudian aku bergegas ke toilet,aku tidak mau Lukas curiga karena aku tinggal lama. 

"Yank,kemana aja? Kok lama?",tanya Lukas

"Iya,tadi gua kerepotan nyari toiletnya dan sempat nyasar,jadi aja lama",jawabku bohong

"Ya udah,nih makanannya udah datang"

"Wah,makanannya udah datang,kita makan yuk"

"Oke"

Ketika aku dan Lukas sedang menikmati makanan kami,tiba-tiba Woojin datang sambil membawakan kue pesananku. Jujur ketika Woojin datang aku sempat salah tingkah,karena dengan begini kami sudah resmi pacaran,walaupun harus backstreet,karena kami masih memiliki pasangan masing-masing. 

"Ini strawberry cake yang Lulu pesan",ujar Woojin sambil menaruh kue itu tepat di hadapanku

"Thanx Woojin,ayo my sweety gua suapin",ujar Lukas dengan suara mesra dan aku dapat lihat kalau wajah Woojin berubah masam

"Nggak usah Kas,gua makan sendiri aja",ujarku karena aku tidak mau tiba-tiba Woojin ngamuk disini

"Ihh,gimana sih my sweety,tadi khan loe mau disuapin,nggak usah malu-malu,lagian sama Woojin ini"

"Nggak,nggak usah,gua makan sendiri aja"

"Ya udah kalau kayak gitu"

"Aku pergi ya,siapa tau Lulu malu disuapin kalau aku ada disini",sahut Woojin

"Bisa jadi Woojin,loe pergi aja deh"

Sepeninggal Woojin aku tetap tidak mau disuapin sama Lukas,karena aku tahu kalau dari kejauhan Woojin masih memperhatikan tingkah lakuku. Setelah dari kafe kami memutuskan kembali ke hotel,awalnya Lukas mengajakku untuk jalan-jalan ke Hongdae,tetapi aku menolaknya dengan alasan tidak enak badan. Emang tidak realistis karena tadinya aku baik-baik aja,tetapi mau gimana lagi dan untungnya Lukas percaya aja. Akhirnya kami kembali ke hotel.

"Gimana tadi? Rencana kita berhasil nggak?",tanya Nadin padaku yag sedang ganti baju

"Hihihihi",ujarku sambil ketawa-ketawa sendiri. Haruskah aku menceritakan soal ciuman kami berdua

"Ihhh,ditanya malah ketawa-ketawa sendiri. Sebel deh"

"Nad,gua bahagia banget",sahutku sambil memeluknya

"Berhasilkah?"

"Sukses besar"

"Sukses gimana? Penasaran banget nih"

"Kami berciuman"

"Whaaattt!!! Seriusan?",teriak Nadin seakan tidak percaya

"Iya,serius dan dia bilang kita mulai pacaran tetapi backstreet dulu"

"Gilaaaa,gua nggak nyangka bakal secepat itu,terus kita mulai tinggal di Korea nih"

"Kita balik dulu ke Indonesia,gua nggak mau membuat mami cemas"

"Ohya,gua baru ingat,mami nyuruh kita cepat kembali ke Indonesia,kalau nggak mami bakal nyusul ke sini"

"Mami nelpon loe?!",ujarku kaget seakan tidak percaya kalau mami sudah nelpon lagi