Akhirnya tak sepatah katapun keluar dari mulutku dan aku memilih untuk istirahat dan bilang kalau aku capek dan lelah,untungnya Nadin percaya dan tidak bertanya lagi. Malam ini entah mengapa aku tertidur dengan lelapnya.
"Lu,bangun Lu,gua cinta sama loe sayang,jangan pernah tinggalin gua dan Seonhoo. Gua tidak ada hubungan apa-apa sama Yerin,gua sebenarnya berat untuk bercerai,tetapi semua gua lakukan agar loe bahagia,tetapi taunya semuanya jadi seperti ini. Ya Tuhan,tolong selamatkan nyawa istri hamba ini. Gua mohon Lu,bangunlah",ujar suara di dalam mimpiku dan aku bisa mengenali kalau itu suara Woojin. Apa yang terjadi sebenarnya,kenapa aku seperti mendengar suara Woojin dalam mimpiku. Kenapa dalam mimpiku suara Woojin terdengar sedih dan memelas.
Pagi ini sesuai dengan rencana kami kemarin,kami hendak mencari apartemen murah yang ada di Korea. Setelah sarapan aku dan Nadin mencari kantor properti yang menyewakan apartemen murah di Korea. Aku bersyukur Nadin tidak pernah menyinggung soal Lee Jihoon lagi,sepertinya dia sudah melupakannya dan terfokus buat urusanku,tetapi tidak denganku,aku masih kepikiran dengan mimpiku tadi malam. Bagaimana bisa aku mendengar suara Woojin dari masa depan tempat aku berasal,tetapi aku tidak bisa melihat wajahnya. Ada apa sebenarnya dengan semua ini,apakah semua ini hanya mimpi. Apakah aku ke masa lalu ini hanya halusinasi aku saja.
"Adauwww!!",teriakku mencubit tanganku sendiri dan itu terasa sakit. Berarti semua ini bukan mimpi.
"Kenapa loe Lu?",tanya Nadin
"Hah,nggak apa-apa,Cuma gua iseng nyubit tangan sendiri"
"Dasar,nggak ada kerjaan. Susah juga ya Lu,kita nemu apartemen murah di Korea"
"Pasti atuh,kata gua juga apa,kita nyewa apartemen mahal aja,loe pakai acara nyewa apartemen murah,kita khan sebenarnya punya uang"
"Jangan dong,kalau mau mendekati Woojin kita harus hidup seperti dia"
"Tapi khan dia pernah liat kita di hotel tempat kita nginap sekarang"
"Gua nggak yakin dia bakal ingat Lu"
"Iya juga sih,jadi gimana sekarang? Cari apartemen murah susah banget,kita sewa apartemen mahal ajalah",ujarku membujuk Nadin,karena jujur kakiku ini sudah sangat lelah
"Kita coba cari sekali lagi,kalau tidak nemu juga,kita sewa rumah di atas atap saja,gimana?"
"Hmmm,ya udah deh,boleh aja"
"Owkay,semangat"
Akhirnya kami memutuskan menyewa rumah di atas atap dan tidak perlu memerlukan waktu lama kami langsung mendapatkannya. Kami langsung membayar untuk penyewaan selama 5 tahun.
"Akhirnya,usaha kita berhasil ya Lu. Sumpah kaki gua rasanya mati rasa saking capeknya",ujar Nadin dengan wajah bahagia
"Iya,betul,gimana kalau habis ini kita cari makanan,perut gua daritadi sudah berbunyi",ujarku tersenyum sambil mengedipkan mata
"Seep,let's go!",sahut Nadin dengan semangat
Berhubung kami berdua sudah lelah berjalan jauh,kami memilih restoran yang dekat-dekat sini saja dan pilihan kami jatuh kepada rumah makan yang menjual makanan rumahan seperti ramyeon,topokki,bibimbab,japchae,dan lain-lain. Tanpa basa basi aku dan Nadin memesan semua makanan yang ada di rumah makan ini,kami tidak peduli apakah nanti bakal bisa menghabiskannya atau tidak,yang penting sekarang kami makan dulu.
"Akhirnya,kenyang juga ya Lu,makanannya betul-betul enak,bosan gua makan makanan hotel dan restoran terus",ujar Nadin
"Iya,betul,kita perlu belikan juga buat Lucas nggak ya Nad?"
"Tumben,loe perhatian sama Lucas,ada apa nih?",tanya Nadin penuh curiga
"Nggak ada,gua kasihan aja sama Lucas,karena selalu gua jahatin selama ini",ujarku dengan nada penyesalan
"Hahahaha,gua kira loe mulai ada rasa suka gitu",goda Nadin
"Tentu saja tidak,rasa sayang dan cinta gua hanya buat suami tercinta Park Woojin",ujarku dengan nada bangga
"Iya deh,Nyonya Park Woojin"
"Ya udah,kita balik ke hotel"
"Owkay"
Kemudian aku dan Nadin memutuskan balik ke hotel,karena badan ini sudah sangat capek dan ingin istirahat. Sesampainya di hotel aku dan Nadin mampir dulu ke kamarnya Lucas untuk memberikan makanan yang kami beli
"Kalian darimana aja? Aku tadi ke kamar kalian tapi tidak ada",ujar Lucas begitu membuka pintu
"Nih buat loe,Lulu yang beliin,bukan begitu Lu?!",sahut Nadin menggodaku dan aku langsung mencubit pinggangnya
"Seriusan? Wah loe perhatian banget sama gua Lu,makasih banyak ya my sweety",ujar Lucas sambil berusaha memelukku tetapi aku berhasil menghindarinya
"Biasa aja,cuma gua kasihan aja sama loe",ujarku ketus
"Gua pasti makan makanan ini karena ini khusus loe beli buat gua"
"Ya udah,kita balik ke kamar dulu,mau istirahat"
"Owkay honey"
"Hahahahaha,si Lucas tuh dikasih makanan kayak gitu aja udah bahagia banget lo Lu,jujur gua semakin nggak tega sama dia,apalagi kalau tau hati loe udah bukan buat dia",ujar Nadin begitu sampai di kamar
"Nad,gua harus memikirkan cara gimana supaya Lala bisa dekat dengan Lucas"
"Hmm,ya ya"ujar Nadin malas-malasan menjawabku karena sepertinya dia sudah tidur
Akhirnya aku memutuskan untuk tidur lagipula mata ini juga sudah tidak bisa diajak kompromi.
"Ya Tuhan,tolong sembuhkan istri hamba. Hamba sangat mencintainya,hamba tidak bisa hidup tanpa dia. Sebenarnya hamba sangat berat menceraikannya,semua hamba lakukan karena hamba tidak mau menyakiti hatinya,hamba tidak tau gimana kalau harus kehilangannya. Tolong kabulkanlah doa hamba ini Tuhan",ujar suara itu lagi dan aku yakin kalau itu suara Woojin
"Woojiiiiinnn!!!!!!",teriakku tanpa sadar
"Hoi Lu,kenapa loe? Tiba-tiba teriak keras gitu",ujar Nadin yang terbangun
"Nad,gua seperti mendengar suara Woojin dari masa depan sedang berdoa dan doanya seperti sedih sekali. Ini udah kedua kalinya"
"Itu cuma mimpi Lu,semua karena loe kangen sama suami loe"
"Bisa jadi Nad,gua juga kangen sama anak gua Seonhoo"
"Gua penasaran anak loe mirip siapa?"
"Semua orang bilang mirip bapaknya,hehehehe"
"Wah,ganteng dong,tapi loe juga cantik Lu,khan dari sekolah loe selalu jadi primadona"
"Ahhh,Nad,gua kangen mereka berdua",ujarku tanpa sadar meneteskan air mata
"Udah,udah,jangan nangis lagi,kita keluar yuk,jalan-jalan plus shopping,ohya gua baru ingat loe udah ngabarin mami blm? Bisa-bisa mami ngamuk"
"Tenang aja,gua udah nelpon mami waktu itu,tapi sekali aja hahahaha"
"Kita nongkrong di kafe yuk"
"Okay,tapi gua mandi dulu"
"Gua juga mau mandi kali"
Kami berdua memutuskan nongkrong di salah satu kafe sambil mendengarkan live music dan kali ini Lucas pun kami ajak. Itupun setelah berdebat panjang dengan Nadin,karena dari aku sendiri sih nggak mau ngajak Lucas. Tapi memang kalau dipikir lagi aku yang sekarang sangat kejam sama Lucas,padahal Lucas sangat baik. Kami sangat menikmati live music di kafe ini,apalagi daritadi penyanyinya bagus-bagus semua.
"Sumpah,gua suka banget disini,apalagi dari tadi penyayinya cakep-cakep",ujar Nadin tersenyum bahagia
"Dasar loe mah,cowok aja dipikirin"
"Iya dong,ohya gua lupa,loe khan udah ada Lucas,bukan begitu Lucas?"
"Off course. Lulu mah selalu setia sama gua dan gua juga setia sama dia"ujar Lucas berusaha memegang tanganku tetapi lagi-lagi berhasil aku tepis
"Yakin setia sama gua?"
"Tentu saja,masa loe meragukan gua Lu? Apa karena ini akhir-akhir ini loe judes banget sama gua"
"Sepertinya gua mulai ragu sama loe",ujarku sambil menatap tajam matanya Lucas dan dapat aku lihat kalau Lucas seperti ketakutan. Apa mungkin tanpa sepengetahuanku dulu di masa ini Lucas sebenarnya sudah sangat playboy,tetapi karena aku yang dulu sangat mencintai dia jadi aku tidak tau kelakuan dia sebenarnya
"Hoi,jangan berantem bisa nggak sih,gua lagi menikmati suasana kafe ini",ujar Nadin dengan nada emosi
"Sorry sorry",ujarku
"Nadin,Lala",ujar Woojin yang sudah berdiri di depan meja kami
"Woojin",ujarku kaget melihat dia ada disini
Catatan Penulis : Terima kasih yang sudah mau baca sampai saat ini. Jangan lupa comment dan likenya ya,terima kasih banyak ^^