Chereads / Power Of Destiny / Chapter 12 - Chapter Dua Belas

Chapter 12 - Chapter Dua Belas

Tapi tanpa sepengetahuan Woojin aku tetep dandan,senatural mungkin. Mana mungkin aku mau jalan sama Woojin tanpa dandan sedikitpun,apalagi Woojin dandan dengan rapi.

"Mobil? Kamu bawa mobil?",tanyaku kaget di depan hotel sudah ada mobil

"Iya,pinjam sama temen",jawab Woojin dengan malu

"Astaga,emang kita mau kemana? Naik bus aja nggak apa-apa,aku malah senang kok"

"Nggak Lu,soalnya jauh banget dan aku tidak mau kamu nanti kepanasan dan kecapean apalagi kamu masih sakit",ujarnya sambil tersenyum manis

"Aku udah nggak sakit kok"

"Ayo,masuk",ujar Woojin sambil membukakan pintu mobil untukku

"Makasih",ujarku dengan tersipu malu. Padahal saat menikah dulu Woojin sering memperlakukan dengan manis dan aku sangat cuek bahkan tergolong tidak peduli

Di dalam mobil aku dan Woojin masih saling diam-diaman. Aku bingung harus bicara apa,sebenarnya segudang pertanyaan ada di kepalaku.

"Lu,kalau aku nyalain lagu,boleh khan?"

"Iya boleh. Sebenarnya kita mau kemana?"

"Kalau aku bilang sekarang tidak akan surprise,kamu duduk yang manis aja ya"

"Iya deh,aku nurut"

"Hahaha,kamu lucu juga ya Lu. Kamu tau nggak kalau kamu berbeda dengan cewek pada umumnya yang pernah aku kenal"

"Maksudnya?"

"Biasanya cewek yang terlahir dari keluarga kaya sombong tetapi kamu tidak dan malah mau berteman dengan aku yang bukan apa-apa"

"Kata siapa kamu bukan apa-apa,bagiku kamu hebat,di umur segini seorang pekerja keras,semua pekerjaan kamu lakukan tanpa kenal lelah",ujarku sambil memandang wajahnya. Aku tau kalau Woojin adalah pekerja keras dan bahkan sampai menikah denganku pun dia tidak pernah memakai uang orang tuaku seperpun.

"Hahahahaha,kalau tidak bekerja keras,aku tidak bisa makan Lu. Tau sendiri kehidupan di Korea itu berat dan keras"

"Yups,kamu betul"

"Bentar lagi kita sampai"

Akhirnya kami sampai di tempat yang dimaksud dan ternyata Woojin membawaku ke sebuah pantai.

"Pantai?"

"Iya,kamu nggak suka?",tanya Woojin dengan nada khawatir

"Suka banget dan aku kaget kamu tau darimana aku suka sama pantai ". Dalam hati aku kaget Woojin bisa tau kalau aku suka pantai,apakah Nadin memberitahunya,karena Woojin baru tahu aku sangat menyukai pantai saat kami pacaran

"Hehehehe,aku tau dari Nadin kalau kamu paling suka sama pantai",jawabnya jujur dan betul juga dugaanku

"Kamu niat banget bertanya sama Nadin tentang kesukaanku,aku jadi terharu atau jangan-jangan kamu melakukan semua ini karena merasa bersalah. Tenang aja aku sudah baik-baik aja kok"

"Aku tetap nggak enak dan aku ingin menjadi teman terbak untuk kamu"

"Hanya teman? Tidak bisa lebih?",tanyaku dengan suara pelan. Jujur aku kecewa dengan perkataan Woojin. Aku sadar Woojin tidak mungkin secepat itu menyukaiku,karena dia pasti masih sangat mencintai Lala

"Hah? Kamu bilang apa Lu? Aku tidak dengar",ujar Woojin

"Tidak apa-apa kok,ohya kita kesini apakah Lala tau?"

"Tentu saja tau,aku tidak pernah merahasiakan apapun darinya,emang kenapa Lu?"

"Oh,baguslah,aku kira Lala tidak tau",jawabku dengan sedih

"Lu,kamu kenapa? Tiba-tiba berubah,ada yang salah dengan perkataanku?"

"Nggak apa-apa kok"

"Jangan bohong Lu,kamu yang tadi dengan yang sekarang berbeda,ada yang salah dengan perkataanku?"

"Aku mau tanya tapi kamu jawab dengan jujur",ujarku. Haruskah aku memberanikan diri untuk menyatakan cinta padanya,tetapi aku rasa inilah waktu yang tepat,karena kapan lagi

"Iya,aku jawab dengan jujur asal itu membuat kamu senang"

"Woojin,apa yang kamu liat dari aku?"

"Maksudnya?"

"Apakah kamu melihatku sebagai perempuan?"

"Hahaha,pertanyaan kamu lucu,tentu saja aku melihatmu sebagai perempuan masa laki-laki"

"Bukan itu maksud aku,apakah kamu menyukaiku sebagai perempuan?"

"Tentu saja aku menyukaimu sebagai perempuan,kita khan teman",jawab Woojin dengan tersenyum dan jujur aku kesal dibuatnya dan tanpa sadar aku menciumnya

"Lu?!",sahutnya

"Aku mencintaimu Park Woojin,sangat mencintaimu"