Chereads / Power Of Destiny / Chapter 7 - Chapter Tujuh

Chapter 7 - Chapter Tujuh

Di dalam kamar hotel aku hanya dapat terdiam. Melihat adegan mesranya Woojin dengan Lala tadi jujur hati ini rasanya sakit. Ingin rasanya tadi aku memisahkan mereka,tetapi aku tidak punya hak,karena aku bukan siapa-siapanya Woojin,yang ada nanti Woojin malah akan membenciku. Terlihat jelas kalau mereka berdua saling mencintai dan sebenarnya akulah yang menjadi perusak hubungan mereka,tetapi aku tidak mau kehilangan Woojin,aku sangat mencintainya. Kini aku hanya dapat menangis sendirian di dalam kamar hotel ini.

"Luluuu! Loe kemana aja sih",ujar Nadin yang masuk ke dalam kamar hotel dan seketika aku langsung memeluk Nadin

"Nad,kita balik aja ke Indonesia",sahutku sambil menangis

"Hei,ada apa dengan loe? Tenang dulu,pelan-pelan ceritain semuanya,loe darimana? Gua sama Lucas panik nyariin loe Lu"

"Gua tadi ke kampusnya Lala"

"Apa! Loe nekad ke kampusnya Lala,terus?"

"Gua ketemu Woojin disana,sempat ngobrol dengan mereka berdua,terus pulangnya mereka bergandengan tangan dengan mesranya,gua nggak sanggup liatnya Nad",ujarku menangis sambil memeluk Nadin

"Hei Lulu,loe khan tau mereka saat ini masih pacaran,masa loe lupa?"

"Iya,gua tau,tapi kok gua ngerasa dengan kedatangan gua kembali serasa menjadi perusak hubungan mereka"

"Loe sayang dan cinta sama Woojin khan? Loe ingin memiliki dia kembali khan? Agar loe di masa depan dapat kembali bersama suami loe itu"

"Iya,gua mau banget Nad. Gua mau bersama dengan Woojin dan anak kami Seonhoo"

"Nah,itu loe tau, masa loe udah nyerah gitu aja melihat mereka hanya bergandengan tangan"

"Hati gua sakit Nad"

"Liat dan dengar gua baik-baik ya Lu,cinta itu butuh pengorbanan,tidak ada cinta yang datang dengan sendirinya. Memang Tuhan sudah menggariskan jodoh orang,tapi kalau kitanya tidak berusaha mencari jodoh kita itu,maka kita tidak akan mendapatkannya. Jadi intinya Tuhan ingin loe berusaha lebih giat lagi buat mendapatkannya Woojin,makanya Tuhan mengirim loe kembali ke masa lalu. Sekarang loe hapus air mata,jangan pernah menangis lagi,owkay",sahut Nadin sambil memelukku. Jujur aku sangat beruntung memiliki Nadin sebagai sahabat karena dia sangat bisa diandalkan

"Iya Nad,gua janji tidak akan menyerah begitu saja demi anak anak gua Seonhoo"

"Nah,itu loe tau. Setiap loe merasa mulai menyerah,selalu ingat wajah anak loe Seonhoo di masa depan,karena Seonhoo sedang menunggu orang tuanya bersatu"

"Loe benar banget Nad,Seonhoo sedang menunggu orang tuanya bersatu kembali"

"Ya udah,sekarang kita makan dulu di restoran,loe belum makan khan"

"Belum Nad"

"Loe cuci muka terus ganti baju dan kita langsung ke restoran,owkay"

"Owkay"

Di restoran Nadin menyuruh aku untuk makan banyak,karena dia tidak mau melihat aku murung terus dan aku menurutinya.

"Hei kalian,kemana aja sih,gua cariin daritadi",ujar Lucas menghampiri kami

"Iya,nemenin Lulu makan,emang kenapa?",ujar Nadin

"Loe darimana aja sih my sweety? Gua sama Nadin tadi bingung nyariin loe,udah handphone loe tadi mati lagi"

"Ada deh,bukan urusan loe!",ujarku judes

"Loe akhir-akhir judes banget ama gua,gua ada salah apa my sweety?"

"Salah loe banyak ama gua"

"Udah udah udah,jangan berantem. Gimana kalau sekarang kita jalan-jalan dan belanja?"

"Wah,ide bagus Nad,ayuk,biar gua yang traktir kalian belanja",ujar Lucas

"Kalian berdua aja yang pergi,gua di kamar aja",ujarku malas

"No,loe harus ikut atau gua akan marah",sahut Nadin dengan nada mengancam

"Tapi Nad"

"Tidak ada tapi-tapian,kita habisin hari ini dengan senang-senang,bukan begitu Lucas"

"Iya dong,buat apa kita jauh-jauh ke Korea kalau tidak untuk jalan-jalan dan belanja"

"Kalau begitu kita berdua mau ganti baju dulu dan dandan yang cantik,nanti setengah jam lagi kita kumpul di lobby,gimana?",sahut Nadin

"Seep,that's good idea",ujar Lucas dengan wajah penuh kebahagiaan

Akhirnya aku,Nadin dan Lucas menghabiskan waktu kami di Korea ini dengan jalan-jalan,makan dan belanja. Semuanya Lucas yang bayarin,walaupun aku berusaha menolaknya tetapi tidak bisa,karena disitu tampak Lucas berusaha membahagiakanku. Segala upaya dia lakukan di hari itu untuk membuatku tersenyum walaupun aku sendiri tidak mau,karena aku sudah tau bagaimana kelakuan Lucas di masa depan. Bagaimana dia menghamili Lala dan tidak mau bertanggung jawab dengan menikahi Lala,malah baru datang setelah Lucas bangkrut dan itu katanya dia merasa bersalah selama ini meninggalkan Lala dan anak mereka. Itulah yang membuatku benci padanya.

"Lu,ini cocok banget buat loe,gua yakin loe pasti cantik pakai ini",ujar Lucas membawakan sebuah baju padaku untuk dicoba

"Nggak mau,baju itu bukan selera gua",sahutku menolaknya

"Tapi setau gua ini selera loe"

"Dulu iya tapi sekarang tidak,udah deh ngapain sih loe dekat-dekat gua terus,mending loe cari baju buat diri sendiri",ujarku ketus

"Ada apa ini? Ribut-ribut di tempat umum",ujar Nadin datang menghampiri kami berdua

"Nggak kok,biasa beda pendapat aja",ujarku pergi dengan membawa baju pilihanku sendiri ke kasir

Setelah beres berbelanja kami bermaksud pulang kembali ke hotel,aku sudah tidak berminat waktu Lucas mengajak kami makan lagi. Ketika kami hendak masuk ke dalam taksi.

"Lulu,Nadin",ujar seseorang memanggil kami

"Woojin",ujar kami kompak. Ternyata Woojin sudah berdiri disana bersama Lala,terlihat tangan Woojin menggandeng Lala

"Hai,ada Lala juga",ujarku dengan nada pelan

"Iya,kita ketemu lagi,wah tampaknya kalian habis borong",sahut Lala dengan nada ramah

"Begitulah,kalian mau pada kemana?",tanyaku basa basi

"Ini mau nonton",ujar Lala

"Oh,mau nonton",sahutku

"Siapa dia Woojin? Kok nggak dikenalin",ujar Nadin

"Ohya,sampai lupa,ini Lala pacar saya dan ini Nadin temannya Lulu"

"Hai,aku Lala,senang banget nambah teman"

"Hoi,gua nggak dikenalin nih",ujar Lucas

"Ohya sampai lupa ini Lucas teman kita juga",ujar Nadin

"Hai,gua Lucas pacarnya Lulu"

"Ternyata Lulu udah punya pacar",ujar Woojin kaget dan itu membuatku tidak nyaman

"Yah,begitulah",sahutku

"Pacar loe cantik ya Woojin",sahut Lucas sambil memandang Lala dan itu membuatku tersadar kalau inilah kesempatan buatku buat menjodohkan Lala dan Lucas,tetapi bagaimana caranya.

"Makasih",ujar Woojin yang tiba-tiba mencium pipi Lala di hadapan kami

"Woojin,malu ih di depan orang cium-cium",sahut Lala dengan suara manja

"Loh,nggak apa-apa khan?",tanya Woojin pada kami dan itu membuat dadaku tambah sesak. Entah kenapa Woojin tega melakukan ciuman itu di depan kami walaupun itu cuma ciuman di pipi. Tampak sadar air mata mengalir di pipiku dan untungnya hanya Nadin yang sempat melihatnya karena aku langsung menundukkan kepalaku

"Maaf,kita duluan ya",ujar Nadin

"Kalian pasti capek,ya udah,nanti kita bisa pergi bareng",ujar Woojin

"Owkay,nanti kita atur aja waktunya",sahut Nadin

Kemudian kami bertiga masuk ke dalam taksi yang tadi sudah menunggu.

"Lu,loe nggak apa-apa khan?",tanya Nadin dengan suara pelan ke telingaku. Untung saja saat itu Lucas duduk di depan sedangkan aku dan Nadin duduk di belakang

"Nad,gua nggak kuat",jawabku dengan suara serak

"Iya,gua ngerti,loe pasti kaget liat Woojin mencium pipi Lala,sabar ya"

"Nad,gua harus gimana?"

"Nanti gua pikirkan ya,sekarang loe tenangin diri dulu,jangan sampai Lucas tahu,owkay?"

"Owkay"

Di dalam kamar aku diam sendiri,kali ini Nadin membiarkanku seorang diri dan memilih tidak mengganggu. Aku merasa kembalinya ke masa lalu sebagai hukuman atas sikapku di masa depan. Kalau saja aku tidak menyia-nyiakan Woojin tentu kami sudah hidup bahagia dan aku tidak perlu kembali ke masa lalu.