Seketika aku hanya diam membisu melihat sosok suamiku berada disana dan tidak dapat berkata apa-apa lagi sampai tanpa aku sadari Woojin sudah menghilang dari pandanganku,karena dia dipanggil oleh seseorang.
"Lu,sadar. Hoiiii",ujar Nadin di telingaku
"Nad,itu suami gua,loe liat khan. Dia masih sangat muda dan ganteng banget",sahutku bahagia
"Iya,dia ganteng banget ya Lu,pantes aja loe langsung jatuh cinta sama dia,walaupun dia orang nggak punya. Menurut gua Lucas lewat dah,kalau sama yang ini gua setuju banget Lu"
"Nad,gua ingin ketemu dia lagi. Harus"
"Tapi gimana caranya"
"Gua akan bicara dengan manajer hotel ini,pokoknya gua harus bicara dengan dia"
"Iya iya,tapi sekarang kita balik ke kamar dulu,khan kita belum istirahat"
"Baiklah"
Pagi ini dengan ditemani Nadin aku berusaha mencari tau soal Woojin dan tidak perlu waktu lama aku mendapatkan alamat tempat kerja Woojin.
"Hoi,kalian,gua datang!!!",teriak seseorang yang sangat familiar suaranya dan dugaanku benar kalau Lucas juga bakal menginap di hotel ini
"Lama banget loe baru datang",ujar Nadin
"Iya,pesawat gua delay lama banget,jadi deh gua baru sampai,ya udah gua mau check in dulu,kamar kalian dimana?"
"Ada deh,Nad,ayo kita pergi sekarang",ujarku menarik tangan Nadin
"Kalian mau kemana!!!! Gua ikut!!!".teriak Lucas pada kami,tetapi aku keburu menarik tangan Nadin kencang untuk membawanya lari berasamaku
Kemudian aku dan Nadin menuju ke alamat tempat kerja Woojin dengan menggunakan taksi dan ternyata tempat kerjanya lumayan jauh. Satu setengah jam perjalanan kami menuju ke tempat kerja Woojin dan betapa kecewanya aku sampai disana ternyata Woojin sedang libur tetapi untungnya bos tempat kerja Woojin memberikan alamat rumahnya. Lalu kami melanjutkan perjalanan ke rumah Woojin dan berbeda dengan tempat kerjanya yang begitu jauh,ternyata rumah Woojin begitu dekat dan betapa terkejutnya kami begitu sampai disana. Kondisi rumah Woojin betul-betul sangat parah berbeda dengan kondisi rumahnya saat itu.
"Lu,nggak salah ini rumahnya Woojin?",tanya Nadin padaku
"Gua juga kaget Nad,karena dulu kondisi rumahnya tidak seperti ini",ujarku
"Ya iyalah beda Lu,khan sekarang loe datangnya keduluan,buktinya aja Woojin saat ini belum jadi pelukis jalanan"
"Betul yang loe katakan Nad,tapi gua nggak nyangka kehidupan dia sebelumnya jauh lebih parah"
"Ya udah,kita ketok aja rumahnya"
Ternyata saat kita ketok rumahnya tidak ada yang jawab
"Nuguseyo?",tanya seseorang pada kami dan aku mengenal suaranya
"Woojin? Kamu Woojin khan?",tanyaku otomatis,karena aku paham kalau dia mengerti bahasaku
"Iya,Anda siapa ya?",tanyanya penuh keheranan. Ingin rasanya aku langsung bilang kalau aku adalah istrinya di masa depan,tetapi itu tidak mungkin
"Maaf,kami calon mahasiswa yang berasal dari Indonesia sedang melakukan tugas dari kampus untuk meliput kehidupan orang Korea yang berdarah Indonesia,kami mendapat referensi kalau Pak Woojin ada darah Indonesianya,apakah betul?",ujar Nadin berbohong. Aku beruntung memiliki sahabat cerdas seperti Nadin yang langsung mengambil alih situasi
"Oh,iya saya memang ada darah Indonesia dari ibu,kalau begitu mari masuk. Maaf rumahnya jelek",ujar Woojin mempersilahkan kami masuk dan begitu masuk ke dalam rumahnya,ingin rasanya aku menangis tetapi aku tahan,karena kondisi dalam rumahnya sangat parah. Beginilah kehidupan suamiku sebelum bertemu denganku. Apakah Tuhan sengaja mengirim aku kembali ke masa lalu agar aku terbuka matanya kalau Woojin adalah sosok suami yang sudah aku sia-siakan selama ini
"Terima kasih",ujar aku dan Nadin berbarengan
"Maaf disini adanya hanya air mineral"
"Tidak apa-apa Pak Woojin"
"Panggil Woojin aja,kalau boleh tau nama kalian berdua siapa ya?"
"Nama saya Nadin dan teman saya ini namanya Lulu",sahut Nadin memperkenalkan diri,sedangkan aku hanya bisa diam membisu.
"Saya panggilnya Nadin atau nona Nadin?"
"Panggil Nadin saja"
"Baiklah,apa yang saya bisa bantu buat tugas kuliah kalian?"
Kemudian Nadin mulai memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada Woojin dan aku sendiri kaget sejak kapan Nadin sudah mempersiapkan semua itu,seolah-olah semua itu sudah dipersiapkannya jauh-jauh hari. Aku betul-betul berterima kasih padanya karena hari ini Nadin sangat membantuku. Yang penting aku cukup puas hanya memandang wajah suamiku ini yang masih kelihatan mudah. Kalau aku perhatikan wajah tampan anak kami Seonhoo menurun darinya.
"Seonhoo,mama kangen sama kamu nak",ujarku dalam hati sambil menahan perih seketika aku teringat wajah Seonhoo anakku
"Baiklah,saya rasa cukup sampai disini dulu,kalau ada yang kurang kami masih boleh datang kesini",sahut Nadin
"Tentu saja boleh,pintu rumah ini terbuka buat kalian berdua. Saya senang dapat membantu kalian berdua"
"Terima kasih banyak,ohya ini sudah jam makan siang,bagaimana kalau sebagai ucapan terima kasih kami traktir Woojin untuk makan siang",sahut Nadin
"Tidak usah,terima kasih"
"Jangan begitu,kami merasa tidak enak kalau Woojin menolak ajakan makan siang kami. Ini hanya sekedar sebagai ucapan terima kasih saja karena kami sudah banyak dibantu"
"Maaf kalau begitu,baiklah, tetapi saya mau ganti baju dulu"
"Owkay,kami akan menunggu disini"
"Nad,gua kaget loe punya ide seperti ini",ujarku sama Nadin saat Woojin sudah meninggalkan kami berdua
"Loe lupa ya yang pernah gua katakan,gua akan bantu loe apapun yang terjadi sebisa mungkin asal loe sama suami loe kembali bersatu"
"Makasih banyak Nad",ujarku menangis
"Hei,jangan nangis,gua tau loe nggak bisa berkata apa-apa hari ini,karena loe bingung khan harus ngomong apa,khusus mulai hari ini gua yang akan ajak dia ngomong sampai loe siap harus mulai darimana,owkay?",ujar Nadin sambil memegang tanganku
"Iya,loe emang sahabat terbaik,walaupun loe terkadang galak sama gua,tetapi loe sangat bisa diandalkan"
"Gua galak kalau loenya lemot dan bikin gua kesal,hehehehehe"
"Hehehe,iya gua tau kalau terkadang gua suka lemot"
"Woojin oppa!",teriak seseorang dan betapa terkejutnya aku kalau yang teriak adalah Yerin wanita yang merebut Woojin dari sisiku di masa depan
"Kenapa wanita ini ada disini",ujarku dalam hati kaget