Chereads / Power Of Destiny / Chapter 4 - Chapter Empat

Chapter 4 - Chapter Empat

"Lucas?!",ujarku kaget melihat dia sudah berdiri di depan kami berdua

"Nekad juga loe ikut ke Korea",sahut Nadin

"Iyalah,gua harus ikut tapi gua terbangnya nggak bareng kalian,ikut penerbangan selanjutnya",ujar Lucas dengan nada kecewa,tapi dalam hatiku bahagia karena aku tidak satu penerbangan dengan Lucas dan selain itu berarti kita nyampe Koreanya juga terpisah dan nantinya aku bisa menghindar darinya

"Wah,kasihan sekali,iya nggak Lu?",ujar Nadin menyenggol tanganku

"Hah?Iya ya",jawabku sekedarnya

"Iya ih,kita jadi tidak bisa berdekatan di pesawat",ujar Lucas dengan nada menggoda

"Bodo amat,yuk Nad kita masuk,nomor penerbangan kita sudah dipanggil tuh"

"Kita duluan ya Lucas",ujar Nadin sedangkan aku diam saja

Akhirnya aku dan Nadin sudah berada di dalam pesawat.

"Lu,kalau dipikir Lucas nekad juga ya,itu menandakan kalau dia sangat mencintai loe"

"Hahahahahaha,di masa depan makan cinta aja tidak cukup Nad"

"Wah berarti Park Woojin suami loe itu orang kaya ya"

"Nggak,malah dia orang nggak punya",ujarku dan itu membuat Nadin terkejut

"What! Seriusan Lu?"

"Serius.kenapa kaget ya. Woojin hanya seorang pelukis jalanan saat kami dulu bertemu dan setelah kami menikah pun dia tetap melukis dan menjualnya di toko online dan membuka galeri kecil hasil tabungannya sendiri. Dia sedikitpun tidak pernah memakai kekayaan orang tua gua Nad"

"Wah,keren banget Lu. Berarti pas loe nikah sama dia mami pasti sangat menolak ya"

"Sangat menolak banget. Mami dan papi awalnya sangat membenci Woojin karena orang tidak punya"

"Terus gimana ceritanya kalian jadinya bisa bersatu?",tanya Nadin penasaran

"Papi yang luluh duluan karena Woojin orangnya pekerja keras dan tidak mata duitan. Woojin tidak pernah sedikitpun minta uang atau meminjam uang ketika dia sedang susah kepada gua,yang ada dia kerja part time sana sini untuk bertahan hidup ketika lukisannya tidak ada yang laku,sedangkan mami baru luluh ketika gua melahirkan Seonhoo,karena mami kasihan melihat gua melahirkan di rumah sakit kecil bukan rumah sakit mewah,yah karena kemampuan Woojin hanya bisa membiayai gua melahirkan di rumah sakit kecil",ujarku bercerita panjang lebar pada Nadin

"Wah keren ya,terus kenapa loe sampai cerai dengannya,kalau dia sosok suami yang bertanggung jawab"

"Gua yang salah Nad. Di pernikahan kami yang ketiga,setelah melahirkan Seonhoo,gua bertemu dengan teman-teman baru yah bisa disebut di masa depan namanya komunitas sosialita,gua tidak sengaja berkenalan dengan mereka di media sosial dan kemudian kami janjian bertemu,dari situlah sikap dan perilaku gua berubah,sering jalan-jalan ke luar negeri,belanja barang-barang bermerek,pokoknya gua merasa pernikahan menjadi hambar",ujarku dengan nada sedih

"Astaga,kok loe bisa berubah drastis gitu Lu,apa Woojin kurang menafkahi loe?"

"Sama sekali tidak,Woojin selalu cukup menafkahi gua bahkan dia berusaha sebisa mungkin agar gua merasa tidak kekurangan,walaupun sebenarnya orang tua gua tetap memberikan uang tiap bulan dan jumlahnya sangat besar tetapi Woojin tidak pernah memakainya dan menyuruh gua untuk menyimpannya saja"

"Gua bisa nebak uang dari orang tua loe itu khan yang loe hambur-hamburkan untuk teman-teman baru loe itu khan Lu?"

"Loe betul banget Nad"

"Lha,terus Woojin tidak pernah negur atau marah gitu?"

"Pernah,tapi sekali dan entah kenapa saat itu gua lawan dan bentak balik dia,setelah itu dia tidak pernah menegur atau marah lagi dan memilih diam,sampai akhirnya dia melayangkan gugatan cerai dan saat itulah gua sadar tetapi semuanya sudah terlambat"

"Terus loe nggak minta maaf ke suami loe?"

"Sudah,dia bilang dari dulu sudah memaafkan gua tetapi terakhir di depan ruang pengadilan agama dia bilang kita lebih baik jadi saudara saja,tetapi gua masih bisa mengunjungi Seonhoo kapanpun walaupun nanti jika dia sudah menikah kembali"

"Emang Woojin bakal nikah lagi Lu?"

"Iya Nad,dia sudah ada calon namanya Yerin"

"Cepat amat dia mau nikah,jangan-jangan dia yang selingkuh duluan"

"Kalau kata gua Woojin nggak salah,kalau gua menjadi istri yang baik,bertanggung jawab sama keluarga,dia tidak akan mau sama wanita itu",ujarku sambil menahan nangis

"Sabar ya Lu,sekarang yang penting loe rebut kembali Woojin,tapi loe sekarang tau Woojin dimana nggak?"

"Jujur gua nggak tau"

"Terus,kita gimana dong? Korea itu luas banget loh Lu"

"Tenang,pertama kita akan bertemu dengan Lala,karena gua tau Lala berkuliah dimana"

"Lala? Istri Lucas dan mantan pacar Woojin? Nggak salah loe Lu,kita bakal nemuin dia"

"Nggak,Lala orangnya baik kok"

" Tapi Lu,sekarang khan dia masih pacarnya Woojin,mereka mungkin lagi mesra-mesranya"

"Tidak Nad,gua tau banget gimana mereka jadian dan gua pasti bakal berhasil merebut kembali suami gua Woojin"

"Loe tau nggak Lu,loe yang gua kenal beda dengan loe yang sekarang datang dari masa depan"

"Hahahahaha,Lulu yang loe kenal manja,boros,penakut dan pesimis khan"

"Betul banget,tetapi Lulu yang sekarang yang datang dari masa depan sangat dewasa dan penuh optimis"

"Semua itu Woojin yang ajarin Nad,loe tau nggak gua sama Woojin pernah hidup sangat susah,bahkan buat beli beras saja kami tidak ada uang"

"Wah,seriusan? Bukannya loe bilang tadi orang tua loe tetap kasih uang dalam jumlah besar"

"Iya betul,di dalam tabungan gua,tetapi Woojin menyimpannya dan bilang ke gua kalau jangan pernah sedikitpun memakai uang itu sampai kita betul-betul butuh dan dia yang akan mencari uang buat biaya hidup kami berdua"

"Ya Tuhan,gua kaget dan terharu dengar cerita loe Lu,Woojin itu buat gua cowok yang bisa dibilang seribu satu di muka bumi ini"

"Itulah sosok suami gua Nad yang gua sia-siakan"

"Gua akan bantu loe Lu,sekarang kita berdoa semoga kita selamat sampai Korea dan berhasil bertemu dengan Lala"

"Amin,betul banget Nad"

Akhirnya sampai juga aku dan Nadin di Korea. Kemudian kami menuju ke hotel yang sudah dipesan sama om lewat telpon dan tepat dugaanku paman memesan hotel yang sangat mewah di Korea.

"Emang beda selera keluarga loe ya Lu",ujar Nadin kaget melihat kemewahan hotel yang dipesan sama om

"Iya,padahal gua bilang hotelnya yang biasa saja taunya seperti ini,sumpah gua juga kaget"

"Ya udah,mending sekarang kita menuju ke resepsionisnya buat check in"

"Iya"

Beres check in aku dan Nadin menuju ke kamar kami dan kembali kami dibuat terkejut kalau kamar yang dipesan om juga kami yang paling mewah di hotel ini.

"Wow,kamar ini mewah banget Lu,baru kali ini gua lihat kamar hotel semewah ini"

"Ya ampun,benar-benar deh si om,sampai kamar juga dipesan semewah ini"

"Udah,nggak apa-apa kita nikmatin aja,ohya Lu gua lapar nih,kita makan di restoran hotel ini aja ya"

"Boleh,lagian gua juga capek,tapi gua mandi duluan ya"

"Owkay,habis loe mandi,gua juga mau mandi kok. Sumpah gua senang banget kita sudah di Korea"

Setelah kami berdua beres mandi,kami menuju ke restoran yang ada di hotel ini dan ternyata restorannya juga sangat mewah.

"Lu,gua bingung mau pesan apa",ujar Nadin melihat buku menu yang dia pesan,tetapi untungnya semua pegawai di hotel ini bisa Bahasa Inggris

"Sama kali,atau kita pesan paket satu yang ada di menu ini,itu cukup buat kita berdua"

"Boleh juga"

Akhirnya kami memutuskan paket satu yang ada di buku menu karena itu paket buat berdua dan lagipula aku dan Nadin makannya juga tidak banyak. Tidak lama kemudian makanan pesenan kami pun datang dan kami makan dengan lahapnya karena perut sudah lapar dan jujur makanan di restoran hotel ini sangat lezat.

"Lu,Lucas udah sampai belum ya? Dia tau kita nginap dimana nggak ya",ujar Nadin

"Iya ya,jangan sampai dia tau deh"

"Gua yakin dia pasti tau"

"Nad,gua mau pergi sebentar ya"

"Loe mau kemana? Emang loe tau jalanan di Korea?"

"Gua mau cari Woojin"

"Besok aja kali Lu,gua temenin,sekarang mending kita istirahat di kamar aja"

"Baiklah"

Kemudian kami kembali ke kamar,tetapi betapa kagetnya aku melihat sosok badan yang sedang membersihkan tanaman di hotel ini,karena itu pasti Woojin.

"Woojin",ujarku mencoba memanngil namanya dan ternyata dugaanku benar,orang yang aku panggil berbalik badan dan tepat di depan mataku Woojin suamiku berdiri disana.